Mohon tunggu...
Indar Cahyanto
Indar Cahyanto Mohon Tunggu... Guru - Belajar

Belajarlah untuk bergerak dan berkemajuan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Belajar dari Kesalahan

2 Oktober 2022   22:01 Diperbarui: 2 Oktober 2022   22:08 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Duka yang mendalam sedang dialami oleh negeri ini rentetan masalah demi masalah terus mewarnai dinamika kehidupan kebangsaan. Belum selesai kasus tewasnya brigadir J, masalah tawuran remaja, narkotika, dan terakhir tepat pada tanggal 1 Oktober 2022 Tragedi Kanjuruhan di Malang Jawa Timur menelan korban jiwa, korban materi serta kerusakan sarana dan prasarana stadion akibat kerusahan Penonton Sepakbola antara Arema Malang dengan Persebaya Surabaya.

Ada apa dengan negri yang notebone gemah ripah loh jinawi dan negeri yang terkenal dengan santun tiba-tiba terjadi kerusuhan dan masalah social yang kerap menghampirinya. Toh ketika kita membaca dalam media social seperti whatsapp, Facebook, Twiter muncul berenekaragam komentar berkaitan dengan masalah yang terjadi. Muncul saling tuding dan menyalahkan satu sama lain seperti masalah yang lain terjadi sebelumnya.

Belum lah ada investigasi dari yang pihak berwenang terkait dengan masalah tragedi kanjurahan kita beramai-ramai di dalam media social menghakimi bak seorang hakim di dalam pengadilan. Kapan negeri ini mau belajar dari sederet masalah sosial yang terjadi padahal ada kesamaan factor yang terjadi pada peristiwa sebelumnya. Kalau dalam sepakbola factor kesamaan karena kekesalan timnya kalah dari lawannya, membludaknya penonton, kinerja aparat pertandingan sehingga dari berbagai macam factor kasus masalah di sepakbola hampir sama.

Sebagai bangsa yang beradab dan berdaulat mari kita kembali untuk belajar dari pengalaman masa lalu dari sekian banyak masalah yang terjadi di dalam kehidupan kita. Belajar untuk dapat merekatkan wajah kebangsaan yang santun dan berbhineka tunggal ika. Belajar untuk memperbaiki karakter diri kita sebagai bangsa yang berbudaya. Kembali berganteng tangan mencari solusi bersama dari masalah wajah sepakbola Indonesia yang mau bangkit saat ini.

Sayang beribu sayang ketika masalah tragedi kanjurahan nantinya akan mengubur wajah persepakbolaan di tanah air. Pada saat ini sedang dalam tren positif dalam pembinaan sepakbola yang ada ditanah air. Sangat disayangkan kalau seandainya wajah sepakbola Indonesia akan terkena sanksi oleh FIFA. Sudah cukup beberapa tahun yang lalu Indonesia terkena sangsi atas pelanggaran yang telah terjadi menyangkut masalah PSSI.

Satu pekan Presiden Joko Widodo memberikan instruksinya untuk menghentikan pertandingan Liga 1. Presiden dengan tegas memerintahkan aparat terkait untuk melakukan investigasi dan penanganan tragedi kanjuruhan. Sangat tegas instruksi Presiden dalam hal ini memerintahkan para jajarannya untuk menangani masalah persepakbolaan yang ada ditanah air. Tragedi Kanjurahan bukan lagi masalah sepakbola menyangkut masalah kemanusian.

Di dalam media online  begitu kabar yang sudah tersebar dengan cepat diluar negeri salah satunya datang dari  Presiden FIFA Gianni Infantino menyatakan kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang adalah "hari gelap" dalam sepak bola terkejut menyusul insiden tragis Ini adalah hari gelap dan tragedi yang sulit dibayangkan bagi semua yang terlibat dalam sepak bola. Duka cita untuk keluarga dan rekan-rekan korban sementara klub-klub  Liga Primer Inggris mengungkap duka atas tragedi yang sejauh ini menyebabkan 125 orang meninggal dan sekitar 300 luka-luka. https://www.bbc.com/

Tragedi Kanjuruhan saatnya kita berkaca pada kesalahan dan tak boleh terulang untuk masa yang akan datang. Tak ada lagi kasus kematian dan kerusuhan supporter sepakbola di kemudian hari semuanya harus duduk bareng membangun budaya baru dari masalah yang sudah terjadi. Salah satu kekurangan manusia adalah tak pernah luput dari kesalahan. Oleh karena kesalahan itu pasti akan datang menghampiri, maka kita berupaya keras menghindarinya, demi tampil ada kesalahan, lebih baik kita menyadari terjadinya kesalahan tersebut dari awal dan berusaha belajar dari kesalahan tersebut. Ingatlah kata bijak "Kesalahan adalah guru terbaik, maka kita belajar dari kesalahan.

Menurut Febta Rina Handayani Widyaiswara Madya Balai Diklat Kemimpinan Magelang Menulis dalam makalahanya. Sebenarnya, apa kesalahan itu? Mengartikan sebuah kesalahan sama sulitnya dengan mendefinisikan sebuah kebahagiaan. Dalam kamus, sebuah kesalahan diartikan sebagai sebuah tindakan atau keputusan yang tidak tepat, tidak bijak atau tidak menguntungkan yang diakibatkan oleh penilaian yang buruk atau kurangnya informasi dan perhatian. 

James Reason menyatakan bahwa sebuah kesalahan merupakan kegagalan dari tindakan mental maupun spiritual untuk menerima hasil yang diinginkan ketika kegagalan tersebut tidak bisa digunakan untuk melakukan sebuah perubahan maupun kesempatan. Kekeliruan merupakan sebuah tindakan tidak berjalan sesuai dengan rencana. Dan sebuah kesalahan adalah ketika sebuah rencana tidak bisa dilakukan untuk mencapai sebuah tujuan. https://adoc.pub/belajar-dari-kesalahan.html

Ke depan mari membuadayakan beberapa hal yang dapat kita pelajari secara bersama-sama agar masalah itu tak terulang kembali. Pertama membudayakan kembali lingkungan pembelajar didalam setiap ruang waktu dinamika kehidupan manusia. Terbangun budaya lingkungan pembelajar maka akan mudah mengambil pelajaran untuk dijadikan sebagai refleksi bersama dan dapat meredekan konflik kembali. 

Membudayakan lingkungan di sekitar kehidupan kita sebagai lingkungan pembelajar, yaitu lingkungan yang memberi wadah atau tempat bagi kita untuk selalu belajar dan bertumbuh serta berkembang, walaupun kita sering melakukan kesalahan, itu bukan akhir dari kehidupan dunia tetapi awal dari sesuatu yang lebih baik apabila kita belajar dari kesalahan tersebut. 

Disitulah proses dimana kita mau memperbaiki diri dan berbuat yang terbaik untuk diri dan kehidupannya. Kedua membudayakan sikap waspada dari kesalahan maksudnya ketika kita menjalani kehidupan di dunia kita harus waspada dari upaya kesalahan dan kegagalan yang akan menghampiri hidup kita. Kata waspada merupakan sedikit kata peringatan agar kita untuk berhati-hati dalam bertindak dan berperilaku. 

Menurut Febta Rina Handayani Widyaiswara Madya Balai Diklat Kemimpinan Magelang Menulis dalam makalahanya ada konsep Just Culture memberikan sebuah upaya untuk menemukan keseimbangan antara hanya menyalahkan seseorang dan tidak pernah menyalahkan seseorang. Just Culture mengidentifikasikan tiga kelas kesalahan manusia: kesalahan akibat lengah, perilaku yang cenderung mengambil risiko, dan perilaku yang sembrono. 

Ketiga, membuadayakan berani meminta maaf jika melakukan kesalahan. merujuk pada Qur'an Surat Ali 'Imran ayat 134, akan ditemukan bahwa seorang Muslim yang bertakwa dituntut atau dianjurkan untuk mengambil paling tidak satu dari tiga sikap dari seseorang yang melakukan kekeliruan terhadapnya, yaitu menahan amarah, memaafkan, dan berbuat baik terhadapnya "(Yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan." (QS Ali Imran: 134).

Dalam surat Al-Qur'an menganjurkan agar ia memaafkan dan melakukan apa yang diistilahkan oleh Al-Qur'an dengan al-shafhu. Hal ini seperti yang diterangkan dalam Surat An-Nur ayat 22: "Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kerabat(nya), orang-orang miskin, dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." Sumber: https://islam.nu.or.id/

Ibu pertiwi kembali bersedih dengan hilangnya nyawa manusia yang begitu gampang dan mudah dalam tragedi sepakbola di Stadion Kanjuruhun Malang. Mungkin ini cara Allah SWT menegur kita untuk eling dan waspada dalam giat kehidupan. Cara Allah menegur untuk kita pahami dan wajib kita refleksikan dalam kehidupan. Karena Allah SWT banyak cara untuk menegur kita umat yang beriman dan meyakini kebenaran FirmanNya. Mungkin ada kesalahan akibat lengah, perilaku yang cenderung mengambil risiko, dan perilaku yang sembrono dari apa yang sudah kita lakukan.Saatnya menghadirkan Allah SWT dalam perilaku dan giat kita sehari-hari serta menghadirkan prasangka baik dalam rangkaian kehidupan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun