Mohon tunggu...
Indar Cahyanto
Indar Cahyanto Mohon Tunggu... Guru - Belajar

Belajarlah untuk bergerak dan berkemajuan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Belajar dari Kesalahan

2 Oktober 2022   22:01 Diperbarui: 2 Oktober 2022   22:08 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Membudayakan lingkungan di sekitar kehidupan kita sebagai lingkungan pembelajar, yaitu lingkungan yang memberi wadah atau tempat bagi kita untuk selalu belajar dan bertumbuh serta berkembang, walaupun kita sering melakukan kesalahan, itu bukan akhir dari kehidupan dunia tetapi awal dari sesuatu yang lebih baik apabila kita belajar dari kesalahan tersebut. 

Disitulah proses dimana kita mau memperbaiki diri dan berbuat yang terbaik untuk diri dan kehidupannya. Kedua membudayakan sikap waspada dari kesalahan maksudnya ketika kita menjalani kehidupan di dunia kita harus waspada dari upaya kesalahan dan kegagalan yang akan menghampiri hidup kita. Kata waspada merupakan sedikit kata peringatan agar kita untuk berhati-hati dalam bertindak dan berperilaku. 

Menurut Febta Rina Handayani Widyaiswara Madya Balai Diklat Kemimpinan Magelang Menulis dalam makalahanya ada konsep Just Culture memberikan sebuah upaya untuk menemukan keseimbangan antara hanya menyalahkan seseorang dan tidak pernah menyalahkan seseorang. Just Culture mengidentifikasikan tiga kelas kesalahan manusia: kesalahan akibat lengah, perilaku yang cenderung mengambil risiko, dan perilaku yang sembrono. 

Ketiga, membuadayakan berani meminta maaf jika melakukan kesalahan. merujuk pada Qur'an Surat Ali 'Imran ayat 134, akan ditemukan bahwa seorang Muslim yang bertakwa dituntut atau dianjurkan untuk mengambil paling tidak satu dari tiga sikap dari seseorang yang melakukan kekeliruan terhadapnya, yaitu menahan amarah, memaafkan, dan berbuat baik terhadapnya "(Yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan." (QS Ali Imran: 134).

Dalam surat Al-Qur'an menganjurkan agar ia memaafkan dan melakukan apa yang diistilahkan oleh Al-Qur'an dengan al-shafhu. Hal ini seperti yang diterangkan dalam Surat An-Nur ayat 22: "Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kerabat(nya), orang-orang miskin, dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." Sumber: https://islam.nu.or.id/

Ibu pertiwi kembali bersedih dengan hilangnya nyawa manusia yang begitu gampang dan mudah dalam tragedi sepakbola di Stadion Kanjuruhun Malang. Mungkin ini cara Allah SWT menegur kita untuk eling dan waspada dalam giat kehidupan. Cara Allah menegur untuk kita pahami dan wajib kita refleksikan dalam kehidupan. Karena Allah SWT banyak cara untuk menegur kita umat yang beriman dan meyakini kebenaran FirmanNya. Mungkin ada kesalahan akibat lengah, perilaku yang cenderung mengambil risiko, dan perilaku yang sembrono dari apa yang sudah kita lakukan.Saatnya menghadirkan Allah SWT dalam perilaku dan giat kita sehari-hari serta menghadirkan prasangka baik dalam rangkaian kehidupan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun