Mohon tunggu...
Indar Cahyanto
Indar Cahyanto Mohon Tunggu... Guru - Belajar

Belajarlah untuk bergerak dan berkemajuan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Pembelajaran Deferensiasi

22 September 2022   21:55 Diperbarui: 22 September 2022   21:58 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Unik memang ketika kita mengenal kurikulum merdeka yang telah dicanangkan pemerintah beberapa waktu yang lalu. Unik karena guru mau tidak mau suka tidak suka harus belajar kembali dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Belajar kembali untuk membuka cakrawala berfikir dalam membangun ide dan gagasan sehingga bisa digunakan dalam proses pembelajaran di dalam kelas.

Salah satu point yang penting adalah secara umum diperkenalkan dengan metode pembelajaran deferensiasi yang dapat digunakan di dalam kelas. Pembelajaran deferensiasi yang kita pahami adalah bagaimana dalam proses pembelajaran dikelas melibatkan peserta didik dengan melihat perkembangan minat bakat dari peserta didik. Ada perbedaan perlakuan dalam proses pembelajaran dalam kelas. Hal ini dilakukan agar peserta didik dalam memahami kompetensi pembelajaran sesuai dengan gaya belajar peserta didik.

Proses deferensiasi dalam pembelajaran diharapkan seorang guru dapat memahami karakteristik peserta didik di dalam kelas. Karena karakterk peserta didik yang terdapat di dalam kelas sifatnya unik dan beranekaragam sehingga sebagai seorang guru dapat melihat keanekaragaman karakter peserta didik diharapkan dapat dikembangkan sesuia dengan potensi yang dimilikinya.

Pembelajaran deferensiasi sebenarnya bukan sesuatu gagasan yang baru dalam praktek pendidikan karena memang di beberapa Negara sudah menerapak pembelajaran berdefrensiasi sejak tahun 1990. Hanya saja di Indonesia belumlah cukup familiar dengan istilah pembelajaran deferensiasi karena memang proses sosialisasi mengenai pembelajaran memang masih kurang.

Di dalam buku naskah akademik mengenai prinsip pembelajarn deferensiasi dijelaskan oleh Carol A. Tomlinson, seorang pendidik sejak tahun 1995 yang telah menuliskan dalam buku yang berjudul How to Differentiate 4 Instruction in Mixed Ability Classrooms mengenai suatu pengajaran yang memperhatikan perbedaan individu dari peserta didik. Kemudian idenya dikenal dengan nama differentiated instruction atau diterjemahkan menjadi pembelajaran berdiferensiasi. Di dalam pembelajaran berdiferensiasi, guru mengajarkan materinya dengan memperhatikan tingkat kesiapan, minat, dan gaya belajar peserta didik. Guru juga dapat memodifikasi isi pelajaran, proses pembelajaran, produk atau hasil dari pembelajaran yang diajarkan, dan lingkungan belajar di mana para peserta didik belajar

Pada saat ini bagi kita seorang dapat menerapkan ide pembelajaran deferensiasi di dalam kelas sehingga akan terbangun dan tercipta ruang kelas yang beranekaragam dari aktifitas peserta didik. Proses pembelajaran deferensiasi dapat digabungkan dengan model pembelajaran yang lain seperti inquiry, problem based learning, case based learning dan model pembelajaran lainnya.

Secara umum guru dapat lebih mudah melihat karakteristi kemampuan dari setiap peserta didik dalam memahami kompetensi pembelajaran yang diberikan di dalam kelas. Guru dapat lebih mudah membangun kecakapan dan kreatifitas peserta didik dalam memahami materi pembelajaran. Serta peserta didik dapat lebih membangun kepercayaan diri dan dapat koloborasi dalam memahami permasalahan dalam materi pembelajaran.

Menurut Marlina proses pembelajaran berdiferensiasi akan bekerja dengan baik jika guru dan kelas memiliki keyakinan untuk melaksanakan mengapa, apa, dan bagaimana guru merencanakan dan melaksanakan pembelajaran berdi-ferensiasi hal berdasarkan pendapat dari Carol Ann Tomlinson & Moon adalah

  • Perbedaan adalah normal dan bernilai. Guru di kelas yang berdiferensiasi memahami dan merangkul semua siswa dengan berbagai macam pengalaman dan karakteristik yang beragam. Perbedaan merupakan berkah, bukan sesuatu yang diabaikan atau diperbaiki; perbedaan adalah aset, bukan kewajiban, bagi semua warga sekolah. Guru menghormati siswa sebagai individu dan kelompok, berdasarkan ciri-ciri bersama dan unik.
  • Setiap anak memiliki kapasitas tersembunyi dan ekstensif untuk belajar. Guru di kelas yang berdiferensiasi menyadari sepenuhnya bahwa ukuran tradisional dari kemampuan siswa seperti nilai tes, tidak menggambarkan keseluruhan kemampuan siapa atau apa yang dapat dilakukan siswa. Guru berasumsi bahwa setiap siswa dapat belajar dan bahwa kekuatan terbesar siswa mungkin masih tersembunyi. Karena itu guru menggali lebih dalam untuk mengungkap semua modalitas siswa sehingga siswa dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal.
  • Tanggungjawab guru untuk menjadi pionir kesuksesan siswa. Guru di kelas yang berdiferensiasi mendefinisikan kesuksesan siswa sebagai pertumbuhan menuju dan melampaui tujuan, serta pertum-buhan relatif terhadap diri sendiri. Pertumbuhan ini tidak terjadi secara kebetulan; hal tersebut adalah hasil dari keputusan yang diambil guru untuk merencanakan pembelajaran bagi semua siswa. Guru tersebut tidak mengukur keberhasilan siswa hanya berdasarkan (misalnya) kemampuan bahasa Inggris, matematika, atau sebagainya. Guru berko-mitmen untuk melakukan apa yang membuat siswanya bisa tumbuh dan berkembang dengan baik.
  • Setiap guru harus menjadi juara terhadap setiap siswa yang memasuki gedung sekolah. Guru di kelas yang berdiferensiasi percaya bahwa pendidik adalah juara bagi semua siswa dan merupakan pendukung setiap siswa dalam tugasnya. Termasuk didalamnya anak-anak berkebutuhan khusus dengan kemampuan rendah; anak-anak dengan kemampuan akademis jauh di atas rata-rata; dan anak-anak yang memiliki banyak kelebihan dan mereka yang memiliki sedikit kelebihan. (Marlina, 2020; 10-11)

Menurut Marlina dalam bukunya Panduan Pelaksanaan Model Pembelajaran Berdiferensiasi di Sekolah Inklusif . Ada empat (4) komponen pembelajaran berdiferensiasi, yaitu:  isi, proses, produk, dan lingkungan belajar.

  • Isi Isi meliputi apa yang dipelajari siswa. Isi berkaitan dengan kurikulum dan materi pembelajaran. Pada aspek ini, guru memodifikasi kurikulum dan materi pembelajaran berdasarkan gaya belajar siswa dan kondisi disabilitas yang dimiliki oleh peserta didik.
  • Proses, yakni bagaimana siswa mengolah ide dan informasi. Bagaimana siswa berinteraksi dengan materi dan bagaimana interaksi tersebut menjadi bagian yang menentukan pilihan belajar siswa. Karena banyaknya perbedaan gaya dan pilihan belajar yang ditunjukkan siswa
  • Produk, bagaimana siswa menunjukkan apa yang telah dipelajari. Produk pembelajaran memungkinkan guru menilai materi yang telah dikuasai siswa dan memberikan materi berikutnya. Gaya belajar siswa juga menentukan hasil belajar seperti apa yang akan ditunjukkan pada guru
  • Lingkungan Belajar, bagaimana cara siswa bekerja dan merasa dalam pembelajaran.

Proses pembelajaran deferensiasi pada dasarnya kesiapan guru dalam melibat keberagaman yang ada di dalam peserta didik. Sehingga dapat mengolah proses pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik. Proses perencanaan pembelajaran dalam membangun belajar berdeferensiasi sangat diperlukan agar memberikan hasil yang baik dalam melakukan pembelajaran deferensiasi di dalam kelas.

Mungkin di dalam prakteknya terkadang sudah melakukan pembelajaran deferensiasi dengan berbagai macam model pembelajaran dan penguatan dalam pemberian tugas. Tapi terkadang kita monoton dalam memberikan tugas yang seragam kepada semua peserta didik tidak melihat dari berbagai macam aspek. Pembelajaran berdeferensiasi baru tataran pengelompok individu dalam kerja kelompok belum dalam tingkatan pembuatan ragam pembelajaran yang sesuai dengan karakter dan gaya belajar peserta didik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun