Mohon tunggu...
Indar Cahyanto
Indar Cahyanto Mohon Tunggu... Guru - Belajar

Belajarlah untuk bergerak dan berkemajuan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kebermaknaan Dalam Hidup

30 Agustus 2022   19:51 Diperbarui: 30 Agustus 2022   19:55 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ketika azan shubuh berkumandang dari mimbar masjid atau musholla di seluruh penjuru negeri maka disitulah awal proses giat akan dimulai. Semua orang bergegas untuk mulai aktifitas pagi hari dengan bermunajat kepada Allah SWT Sang Pencipta Alam Semesta. Agar diberikan karunia dan rizki yang barokah serta diberikan keselamatan, kemudahan dalam menjalani giat pagi hingga menjelang sore hari.

Begitu indah ketika dipagi hari ketika udara masih sejuk sebelum pergi menunaikan amanah untuk mencari rizqi kita bermunajat kepada Allah meminta kebaikan dan keselamatan untuk diri kita dan lingkungan kita. Sebab ketika kita awali sebuah langkah pagi dengan awalan doa dan niat yang baik insya allah doa itu akan dikabulkan oleh Sang Pencipta Alam semesta Allah SWT.

Menajamkan mata hati kita untuk selalu menunduk dan bermunajat  kepada Allah serta berbaik sangka dengan sesama makhluk ciptaan Allah akan memberikan efek positif dalam membangun diri. Kita pun harus memastikan apa pun yang dilakukan hanya semata-mata karena Allah SWT bukan karena orang lain ataupun kesombongan diri.

Pesan udara kesejukan dipagi yang harus dibawa dalam membersamai aktifitas kehidupan manusia. Udara yang sejuk menyertai keberangkatan kita dalam mengantarkan ke dalam giat aktifitas harus dapat membangun kebermaknaan dan kebersamaan. Ada rasa yang dapat dihantarkan dalam relung jiwa sebagai bagian umat yang diciptakan oleh Allah SWT yang memiliki derajat manusia yang tertinggi yaitu Ketaqwaan.

Kesejukan harus dibangun dalam setiap lapisan social masyarakat di negri ini. Rasa kesejukan yang Allah berikan di pagi hari harus benar-benar dimanfaatkan dalam situasi dan keadaan apa pun. Walaupun rasa panas udara ketika siang hari tapi ketika hati kita dibalut dengan rasa kesejukan maka akan tumbuh warna kedamaian dan ketentraman.

Rasa persaudaran sebagai sesama anak bangsa dan negri Indonesia yang berbeda dan berbhineka Tunggal Ika dari Suku, Agama dan Budaya. Terpatri menjadi satu bangunan dan ikatan diri di bawah panji-panji Negara Kesatuan Republik Indonesia. Perbedaan merupakan fitrah dan sunnatullah dari Sang Pencipta Allah SWT oleh karena itulah haruslah dirangkai dan dibalut dengan rasa kesejukan dan damai.

Kita sudah terlalu penat dengan ragam aktifitas yang seolah tak pernah berhenti. Akan tetapi membangun kebermaknaan hidup perlu dirajut dalam jiwa dan hati dengan pesan kesejukan. Narasi yang membawa kesejukan bukan membawa permusuhan dan konflik harus diseleraskan dan ikhtiarkan. Pesan sejuk di pagi merupakan bertanda dalam hidup kita pun harus diliputi dengan rasa sejuk yang akan membawa kebahagian. Belajar dan terus belajar sepanjang hayat sebagai sarana perbaikan diri.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun