Membuka ruang kelas yang rame dengan kreatifitas butuh kejelian dari para guru dan pendidik agar tercipta suasana kebermaknaan. Kreatifitas dengan beragam ide yang perlu di bangun ke peserta didik agar suasana kelas tidak mati dalam kegiatan belajar mengajar. Ketika daring tercipta inovasi pembelajaran dengan ragam teknologi maka dengan kembali luring maka inovasi pembelajaran pun beragaman dengan penguatan teknologi.
Proses pembelajaran yang bermakna dan berpusat kepada peserta didik memberikan arti bahwa peran peserta didik dalam pengembangan karakter dirinya lebih dominan dan dioptimalkan. Penguatan ragam metoda pembelajaran yang dijalankan oleh seorang guru dalam rancangan program pembelajaran harus sesuai karakteristik peserta didik. Dan sesuai dengan kompetensi dasar yang akan diajarkan kepada peserta didik di dalam kelas.
Menggerakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan perkembangan zaman dan penguasaan teknologi pada abad ke -21. Proses Pembelajaran abad ke -21 dengan pendekatan berbasis proyek dan pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran yang ideal untuk memenuhi tujuan pendidikan abad ke-21, karena melibatkan prinsip 4C yaitu critical thinking, communication, collaboration dan creativity (berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi dan kreativitas).
Pembelajaran abad ke -21 dimana peran guru sebagai fasilitator berupaya membantu mengaitkan pengetahuan awal yang telah dimiliki siswa dengan informasi dan pengetahuan baru yang di dapat sebelumnya, dengan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan cara dan gaya belajarnya masing-masing, serta mendorong siswa untuk bertanggung jawab atas proses belajar yang dilakukannya. Guru juga berperan sebagai pembimbing, yang berupaya membantu siswa ketika menemukan kesulitan dalam proses mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya.
Ruang-ruang kelas secara luring pada masa era new normal tak boleh sepi dengan aktifitas ragam pembelajaran peserta didik. Proses pembelajaran tetap tak boleh melanggar protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah. Apalagi pembelajaran yang dihadapi pada masa era new normal berkaitan erat dengan pembelajaran era abad ke -21. Pengusaan dan pemanfaatan teknologi dan informasi sangat penting bagi pesrta didik.
Siti Zubaidah menjelaskan dalam makalahnnya pokok pembelajaran Abad ke-21 dikutip dari pendapat Jennifer Rita Nichols (2013) prinsip pembelajaran abad ke-21 dijelaskan dan dikembangkan menjadi empat hal sebagai berikut :
1. Instruction should be student-centered Pembelajaran diharapkan menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa. Siswa sebagai subyek pembelajaran yang secara aktif mengembangkan minat dan potensinya. Siswa tidak dituntut menghafal materi pelajaran yang diberikan guru, tetapi mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, sesuai dengan kapasitas dan tingkat perkembangan berfikirnya, serta diajak berkontribusi untuk memecahkan masalah-masalah nyata yang terjadi di masyarakat.
Hal ini bukan berarti guru menyerahkan kontrol belajar kepada siswa sepenuhnya namun intervensi guru masih tetap diperlukan
2. Education should be collaborative Siswa harus dibelajarkan untuk bisa berkolaborasi dengan orang lain, yang berbeda latar budaya dan nilai-nilai yang dianutnya. Siswa perlu didorong untuk bisa berkolaborasi dengan temanteman di kelasnya dalam menggali informasi dan membangun makna, menghargai kekuatan dan talenta setiap orang serta bagaimana mengambil peran dan menyesuaikan diri secara tepat dengan mereka. Sekolah (termasuk di dalamnya guru) seyogyanya dapat bekerja sama dengan lembaga pendidikan (guru) lainnya di berbagai belahan dunia untuk saling berbagi informasi dan pengalaman tentang praktik dan metode pembelajaran yang telah dikembangkannya, dan bersedia melakukan perubahan metode pembelajarannya agar menjadi lebih baik.
3. Learning should have context Materi pelajaran perlu dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa karena pembelajaran tidak akan banyak berarti jika tidak memberi dampak terhadap kehidupan siswa di luar sekolah. 15 Guru perlu mengembangkan metode pembelajaran yang memungkinkan siswa terhubung dengan dunia nyata (real word). Guru juga perlu membantu siswa agar dapat menemukan nilai, makna dan keyakinan atas apa yang sedang dipelajarinya serta dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehariharinya.
4. Schools should be integrated with society Sekolah seyogyanya dapat memfasilitasi siswa untuk terlibat dalam lingkungan sosialnya, dalam upaya mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang bertanggung jawab. Siswa dapat dilibatkan dalam berbagai pengembangan program yang ada di masyarakat, seperti: program kesehatan, pendidikan, lingkungan hidup, dan sebagainya. Selain itu, siswa perlu diajak pula mengunjungi panti-panti asuhan untuk melatih kepekaan empati dan kepedulian sosialnya. Dengan kekuatan teknologi dan internet, siswa saat ini bisa berbuat lebih banyak lagi. Ruang gerak sosial siswa tidak lagi hanya di sekitar sekolah atau tempat tinggalnya, tapi dapat menjangkau lapisan masyarakat yang ada di berbagai belahan dunia.
https://www.researchgate.net/profile/Siti-Zubaidah