Salam bahagia untuk semua. Pada tulisan saya kali ini sekadar berbagi ilmu mengenai apa itu foto essay dalam dunia fotografi atau jurnalistik. Sebelum masuk lebih dalam, berikut ada beberapa contoh foto essay dari para master, melansir dari laman camera.co.id.
- Contoh Photo Story Gempa Nepal (New York Times) Photo By Daniel Berehulak
- Contoh Essay Photo , Cerita Tentang Dinasti Kaya Raya “Bling ”Di China Dan Gaya Hidupnya, foto by Lauren Greenfield/Institute
Jika Anda baru saja terjun ke dunia fotografi, mungkin akan merasa bingung antara foto essay dan foto story. Bukankah keduanya sama-sama foto seri? Ya, betul. Pada hakikatnya foto story maupun foto essay keduanya merupakan bagian dari jenis fotografi. Namun keduanya memiliki beberapa kemiripan sehingga banyak kalangan yang menganggap bahwa foto story dan foto essay itu sama, tetapi pada kenyataannya berbeda. Di bawah ini terdapat beberapa kutipan daricamera.co.id :
1. Foto Story
Definisi Foto Story adalah :
- Series photo yang terdiri dari lebih dari 1 foto yang mencertiakan atau bercerita tentang suatu kejadian di mana ada awalan penjelasan, cerita dan penutup.
- Photo story lebih mementingkan cerita dari suatu kejadian, foto hanya membantu memberikan keterangan
- Menceritakan proses dari awal sampai akhir
- Lebih ke arah merekam secara documenter kejadian per kejadian
- Foto lebih terarah pada satu lokasi atau daerah saja menceritakan dari awal sampai akhir, tidak berpindah pindah tempat. Contoh kemiskinan di kota A sepeti apa tanpa digabungkan di kota B atau kota lainnya.
2. Foto Essay
Definisi Essay Photo atau Foto Essay adalah :
- Series photo yang terdiri dari lebih dari 1 photo yang menceritakan secara khusus tentang topik bahasan yang akan diangkat seperti kemiskinan, narkoba, pengungsi, banjir dll.
- Essay photo lebih mementingkan photo, angle yang menarik, moment yang menarik dibanding ke ceritanya atau dengan foto yang ada kita sudah dapat mendapatkan cerita sehingga teks hanya untuk memperkuat foto tersebut.
- Menggambarkan secara detail tentang kondisi seperti (kenyamanan atau satu topik saja)
- Lebih membangkitkan rasa emosi, seperti rasa nyaman, rasa sakit, rasa terkucilkan, rasa marah, rasa kemewaha
- Foto dapat dari berbagai tempat . Contohnya cerita tentang kemiskinan di kota A, Kota B, Kota C.
Dari kedua contoh foto diatas terlihat jelas beberapa persamaan dan perbedaan antara foto story dan esay. Pertama, foto story menggambarkan sesuatu dari awal hingga akhir walaupun ada foto yang bermakna hampir sama namun beda waktu. Contohnya foto ke 4 dan 5 gempa nepal, dari segi makna hampir sama, namun berada pada waktu berbeda. Sedangkan pada foto essay cukup ada satu foto tunggal yang menjelaskan satu pokok bahasan. Lihat saja pada contoh foto essay di atas, tidak ada foto yang maknanya hampir sama.
Kedua, foto story hanya mengambil satu lokasi, sedangkan foto essay tidak.
Ketiga, foto essay lebih menyuarakan opini dari pembuat dan nantinya bertujuan untuk mengangkat emosi yang melihat foto essay tersebut.
Keempat, merupakan hal yang paling mendasar dari foto essay adalah terciptanya rasa emosi, baik itu senang, sedih, tegang dan yang lainnya. Untuk itulah pada foto essay diperlukan narasi tulisan untuk menambah dongkrakkan emosi sang khalayak.
Setidaknya ada beberapa elemen yang biasanya ada pada foto essay maupun story. Hal tersebut adalah:
1. Establishing shoot, yaitu foto yang dipakai untuk membuka cerita. Foto ini biasanya memasukkan semua elemen dari subjek foto (overview) dan juga sebisa mungkin dipilih foto yang menarik pembaca.
2. Relationship, yaitu hubungan yang terjalin antara dua subjek dalam satu bingkai. Hubungan yang tercipta dapat berupa hubungan positif atau negatif.
3. Men at work, yaitu suatu penggambaran dimana subjek foto berusaha keras untuk suatu tujuan dengan kesulitan dan resiko pekerjaannya.
4. Potraits, yaitu penggambaran ekspresi subjek foto yang dapat diambil dengan frame medium sampai close-up wajah.
5. Close-up and detail, yaitu penggambaran secara detail dari subjek sebagai simbol yang ingin diceritakan dari subjek foto tersebut.
6. Moment, yaitu penggambaran kejadian yang tidak terjadi sewaktu-waktu, perlu keberuntungan dan pengambilan waktu yang tepat untuk mendapatkannya.
Jurnalis senior Dwi Oblo menyebutkan ada teknik penyusunan elemen yang lain dalam pembuatan foto essay dengan metode EDFAT.
1. Entire, merupakan foto keseluruhan atau isa dikatakan establish shoot
2. Detail, merupakan gambaran detail dari bagian cerita yang diangkat
3. Framing, merupakan teknik komposisi membingkai objek sehingga orang yang melihat foto langsung tertuju pada point of interest foto.
4. Angle, merupakan teknik posisi pengambilan gambar agar foto terlihat lebih menarik dan cerita yang dibangun akan semakin kuat
5. Timing, merupakan saat dimana objek melakukan hal yang biasanya tidak terjadi dua kali. Timing sama halnya dengan moment.
Foto story atau essay sebenarnya bisa tercipta dengan 2-4 foto. Namun jika kita ingin memiliki cerita yang sangat kuat, maka disarankan minimal 5 foto dengan mengikuti teknik pengumpulan elemen di atas.
Pada kenyataannya masih banyak para fotografer yang 'lupa' beberapa elemen yang sebenarnya sangat penting pada pembuatan foto essay. Hal pertama yaitu harus ada caption pada setiap foto. Caption tersebut berisikan (lazimnya) 5W+1H. Misal Anda memotret para migran yang bersemangat mempersiapkan diri untuk pergi ke luar negeri. Di dalam cerita, Anda ingin memaparkan bagaimana proses mereka mengurusi persyaratan, meminta izin keluarga, hingga mempersiapkan ilmu dalam hal ini mengikuti pelatihan. Pada satu foto terdapat momen si A sedang sungkem kepada orang tua sembari meminta izin untuk pergi jauh. Anda dapat membubuhkan caption, "Suwarni tengah mencium kaki ibunya, Marni di rumahnya di Indramayu, Senin (13/2/2015). Hal tersebut dilakukan sebelum Suwarni berangkat ke Malaysia untuk menjadi TKW".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H