"Siapa yang bakal tahan temenan sama aku, Kash? Nggak ada, kecuali Aurel. Mungkin mereka malu, ngeliat kondisi aku yang kaya gini,"
Aakash terdiam mendengar jawaban Agnesh, dia menatap manik mata gadis itu. tak ada kebohongan disana, hanya ada pancaran kesedihan saat mengatakan itu.
Aakash tak menyangka ada manusia yang tidak diperlakukan adil seperti Agnesh. memangnya apa salah gadis itu sampai-sampai semua orang menghakiminya sendiri.
Agnesh adalah gadis yang baik dan orang baik tak pantas mendapatkan perlakuan demikian. Kenapa dunia ini tidak adil terhadap Agnesh? Jika pun Agnesh memiliki kesalahan yang fatal, hanya Tuhan yang berhak menghakiminya. Setiap manusia tidak luput dari kesalahan, lantas kenapa orang-orang disekitar Agnesh menganggapnya sebagai manusia yang tak pantas diperlakukan dengan baik?
Aakash sungguh miris dengan pemikiran orang-orang yang seperti itu. Agnesh adalah orang baik, dan siapapun yang dapat berteman dengannya adalah orang yang beruntung.
"Gue jadi temen lo, boleh kan?" entah ada angin apa, kalimat itu tiba-tiba keluar begitu saja dari mulut Aakash.
Agnesh tersenyum getir menanggapi ucapan Aakash. "Kamu yakin, Kash? Sekalinya aku merasa dekat, mereka semua ngebuang aku gitu aja. Ngebuang aku ibarat barang yang udah nggak berguna lagi,"
"Tiap malam, aku selalu intropeksi diri. Apa sebenarnya kesahalanku sampai-sampai mereka bisa berbuat kaya gitu. Setiap malam, Kash. Setiap malam aku selalu seperti itu. dan jawaban yang aku temukan hanya satu..."
"Karena keluargaku yang berantakan. Mereka semua malu, Kash. Aku tahu itu. Dan hal itu yang ngebuat aku udah enggan buat berteman dengan siapapun, karena aku ngerasa nggak pantes buat berteman sama mereka. Sampai akhirnya aku ketemu sama Aurel, penopang hidupku sampai aku bisa bertahan sejauh ini," tanpa disadari air mata Agnesh kembali jatuh. Entahla Agnesh juga bingung, kenapa akhir-akhir ini dia menjadi sangat cengeng. Mungkin karena kepergian Aurel...
"Tapi sekarang, Aurel ninggalin aku. Di-dia ninggalin aku sendiri, Kash," ujar Agnesh dengan isakan yang mulai keluar dari mulutnya.
Aakash merengkuh tubuh ringkih itu, membawanya ke dalam pelukan yang sangat nyaman. Agnesh terisak hebat di dalam pelukan Kash. "Ssstttt, udah-udah. Sekarang biarin gue yang gantiin posisi Aurel di hidup lo. Boleh kan?"