Mohon tunggu...
indana zulfa
indana zulfa Mohon Tunggu... Penulis - Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA

bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Perjuangan Pemulung yang Pantang Menyerah untuk Meraih Cita-Cita: Mimpi itu Gratis, tapi Harus Dikejar

17 November 2024   18:52 Diperbarui: 17 November 2024   18:58 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di tengah riuhnya aktivitas pagi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang, seorang pemuda terlihat sibuk memilah sampah plastik. Dialah Ijal (20), seorang pemulung yang pantang menyerah dalam meraih cita-citanya.

Ijal adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Kehidupannya jauh dari kata mudah. Sejak kecil, ia sudah membantu ibunya yang bekerja sebagai pemulung untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Namun, semangat belajar Ijal tak pernah surut meski lingkungan tempat tinggalnya penuh keterbatasan.

"Setiap kali lelah memulung, saya ingat pesan ibu: pendidikan adalah jalan keluar dari kemiskinan," ungkap Ijal, dengan senyum penuh harapan.

Perjuangan Tak Kenal Lelah

Setelah lulus SMA, Ijal bertekad melanjutkan kuliah meski tahu biaya menjadi tantangan besar. Ia mendaftar program beasiswa dan diterima di jurusan Teknik Lingkungan. Untuk menopang hidupnya di Jakarta, Ijal tetap bekerja sebagai pemulung setiap akhir pekan.

"Saya sadar, pendidikan saya dibiayai oleh banyak orang yang percaya pada mimpi saya. Itu sebabnya, saya harus bekerja keras untuk membuktikan mereka tidak salah memilih saya," kata Ijal.

Inspirasi Bagi Banyak Orang

Kisah Ijal mulai viral di media sosial setelah seorang mahasiswa mengunggah video tentang kesehariannya. Banyak netizen yang terinspirasi oleh tekad dan kerja kerasnya.

"Saya tidak pernah menyangka cerita saya bisa menyentuh hati banyak orang. Jika ada yang terinspirasi untuk tidak menyerah, itu adalah bonus," ujar Ijal.

Harapan Masa Depan

Ijal berharap dapat berkontribusi di bidang pengelolaan sampah di Indonesia setelah lulus. Baginya, pengalaman sebagai pemulung menjadi bekal berharga untuk memahami permasalahan lingkungan dari akar hingga solusi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun