Mohon tunggu...
Indana Mala
Indana Mala Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Airlangga

Saya adalah pribadi yang mandiri, pekerja keras, ulet, dan komunikatif. Saya anak pertama dari dua bersaudara. Saya senang bekerja di dalam tim dan menyukai hal yang bersifat menambah pengetahuan. Saya yakin bisa bekerja dalam tekanan dan selalu mencari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pluralisme di Kawasan Asia Tenggara

7 Juli 2022   14:06 Diperbarui: 7 Juli 2022   14:10 730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Etnografi bangsa-bangsa merupakan salah satu bidang studi yang banyak dikaji pada masa kontemporer ini. Etnografi biasa diartikan sebagai suatu deskripsi tentang suku-suku bangsa. Sedangkan bangsa sendiri, dapat dipahami sebagai sebuah komunitas politik terbayang, sebagai hal-ihwal yang secara inheren terbatas dan berdaulat, kemudian dipahami lagi menjadi bentuk nasionalisme dalam suatu bangsa. 

Pluralisme dapat disebut juga sebagai suatu paham yang menghargai adanya perbedaan dan keberagaman di tengah heterogenitas masyarakat. Kawasan Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang memiliki tingkat heterogenitas tinggi, dengan adanya karakteristik yang memiliki tingkat diversitas tinggi baik dari segi kultur, agama, dan etnis di kawasan negara-negara Asia Tenggara. 

Negara-negara bagian Asia Tenggara memang memiliki beberapa persamaan dalam bidang geografis dan fitur-fitur kulturalnya, namun perbedaan-perbedaan dalam kulturnya juga terbilang tidak sedikit, dikarenakan variasi kultural adat lokal turut dibumbui oleh berbagai kegiatan-kegiatan pada masa kolonialisme dan imperialisme seperti perdagangan, imigrasi, dan berbagai pertukaran budaya intra-region. 

Kemunculan dan konstruksi etnis di kawasan Asia Tenggara pertama kali muncul bersamaan dengan Ras Mongoloid yakni istilah bagi kaum pribumi yang berada di wilayah Asia Utara, Asia Timur, Asia Tenggara, Madagaskar, beberapa bagian India Timur Laut, Eropa Utara, Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Oseania. 

Ras mongoloid memiliki spesifikasi mengikuti wilayah yang ditempatinya, hal ini turut disebabkan oleh kondisi geografis yang menyebabkan karakteristik asli pribumi berbeda. 

Ras Mongoloid di Asia Tenggara memiliki ciri-ciri rambut berwarna hitam lurus, kelopak mata yang unik, atau yang disebut dengan istilah mata sipit, serta perawakan yang berukuran lebih pendek dibandingkan dengan Ras Mongoloid di belahan bumi Barat, yang memiliki kulit kemerahan dengan proporsi badan lebih tinggi. 

Terbentuknya suatu etnis bersandar pada penanda kultural yang dimiliki bersama dalam konteks historis, sosial dan politis tertentu yang mendorong adanya rasa saling memiliki. Sehingga heterogenitas pun tidak dapat terelakkan, agama yang terdapat di kawasan Asia Tenggara ialah Islam, Hindu, Buddha, dan Katolik Roma. 

Persebaran agama Islam dibawa oleh pedagang Islam, lain halnya dengan agama Hindu dan Buddha yang dibawa oleh orang-orang india, sedangkan agama Katolik Roma berasal dari pengaruh negara koloni yang menduduki wilayah tersebut, khususnya yang tersebar di wilayah Filipina atas pengaruh Spanyol. 

Perbedaan juga terdapat pada karakteristik diantara negara mainland yang terdiri dari wilayah Myanmar, Thailand, Laos, Kamboja, dan Vietnam, serta negara insular yang terdiri dari wilayah Malaysia, Singapura, Brunei, Indonesia, dan Filipina. Mayoritas penduduk di wilayah mainland beragama Budha dengan berbagai variasi yang turut di melebur dengan budaya-budaya lokal setempat. 

Kelompok etnik yang dominan di kawasan mainland berasal dari kawasan Tibet dan Tiongkok Selatan dengan variasi kelompok etnis bernama Mons, Shans, Karens, Chins, dan Kachins di Myanmar, kemudian Miao, Lolo, dan Yao di Vietnam Utara dan Thailand Utara. 

Sedangkan wilayah insular masyarakatnya cenderung beragama Islam dan agama Budha menjadi minoritas di kawasan tersebut. Elemen etnis terbesar pada wilayah insular adalah ras Melayu berkulit coklat yang datang dari Tiongkok bagian selatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun