Mohon tunggu...
Indah Amellia
Indah Amellia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Negeri Malang

We can live in a world that we design.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Resensi Buku "Fikih Ekonomi Kontemporer"

30 Maret 2022   14:25 Diperbarui: 30 Maret 2022   14:39 820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. penerbit Empatdua Media

Judul                : Fikih Ekonomi Kontemporer

Penulis            : Moh. Anas Kholish, Gugus Irianto, Andi   Muhammad Galib

Penerbit          : Empatdua Media

Tahun terbit  : 2021

Halaman         : xvi + 246

ISBN                 : 978-623-92074-8-9

            "Dan apabila dikatakan kepada mereka, 'Janganlah berbuat kerusakan di muka bumi!' Mereka menjawab, 'Sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan' (Q.S. 02:11),"

            Pada masa ini, agama sering dijadikan alat dan kambing hitam atas kejahatan-kejahatan kemanusiaan. Agama dinilai berpotensi membawa seseorang melakukan kejahatan dan kerusakan. Perang dan krisis kemanusiaan sering disebut sebagai akibat dari hadirnya agama. Berbagai narasi dibangun untuk memperlihatkan bahwa agama adalah dalang dari semua kejahatan kemanusiaan. Padahal jika dilihat lebih jauh, sangat mudah ditebak siapa dalang sebenarnya. Kapitalisme-lah yang sebetulnya berada di balik semua itu.

            Dalam hal inilah, gagasan-gagasan dari para pemikir Islam, seperti Jasser Auda, Abdullah Saeed, Baqir ash-Sadr, dan lainnya dibutuhkan. Gagasan-gagasan tersebut dijabarkan oleh sekelompok penulis dalam buku ini dengan harapan mampu memberikan perspektif yang lebih luas mengenai hokum Islam yang dihadapkan oleh persoalan ekonomi modern.

            Kapitalisme, dalam bahasa Harari, pada mulanya merupakan sebuah tepri tentang fungsi-fungsi ekonomi, yang menjelaskan tentang cara bekerjanya uang dan ide reinvestasi keuntungan dalam produksi sehingga dapat mengantarkan pada pertumbuhan ekonomi yang cerpat. Akan tetapi, saat ini kapitalisme telah berubah menjadi semacam etika atau ajaran tentang bagaimana orang harus berpikir dan berperilaku. Ajaran dasarnya ialah bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan kebaikan tertinggi. Keadilan, kebebasan, atau bahkan kebahagiaan dianggap semuanya bergantung pada pertumbuhan ekonomi. (hlm.7)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun