Lebih banyak mendengar itu baik. Kenapa...karena kita punya dua telinga dan hanya punya satu mulut. Itulah kenapa kita ditugaskan untuk lebih banyak mendengar daripada banyak bicara.
Lalu apa iya juga harus banyak melihat karena punya dua mata..? Tentu saja..karena keberadaan dan jumlah anggota tubuh kita ini sebenarnya memang dirancang untuk bisa optimal dan maksimal fungsinya. Pastinya fungsi secara positif lho ya...
Kenapa harus lebih banyak mendengar..? Coba bayangkan bila dalam satu ruangan seminar semua orang berbicara dan tidak ada yang mau mendengar, pastilah acara seminar itu dikatakan tidak sukses. Gimana mau sukses kalau pembicara dan peserta sama-sama bicara...
Contoh dalam kehidupan sehari-hari banyak, dan belum tentu ketika banyak bicara akan menjadikan kegiatan yang berlangsung jadi efektif dan efisien. Banyak bicara juga terkadang sering menimbulkan percikan konflik dan permasalahan.
Banyak mendengar bukan hal yang mudah. Namun jika bisa dilakukan akan membuat jeli dan jernih dalam memahami situasi dan kondisi. Mendengar membutuhkan proses untuk bisa memahami dan mengerti apa yang diucapkan lawan bicara. Jeda ini akan membuat otak bisa berpikir dengan tenang dan fokus, sehingga saat harus merespon pembicaraan, yang keluar adalah kata yang sudah terproses dengan lebih dalam. Kemungkinan untuk salah paham dan salah persepsi serta konflik pun akan menipis.
Bayangkan ketika dua orang berbicara lalu saling respon tanpa jeda untuk berpikir sejenak, dan tidak terjadi proses mendengar dengan baik, yang terjadi hanya saling ucap tanpa kontrol dan tanpa sempat memilih kata yang tepat. Akibatnya bisa dibayangkan, konflik, salah paham, ketersinggungan, ketidakmengertian, salah persepsi, dan lainnya. Bahkan ada yang berujung pada kematian. Sadis ya...
Itulah kenapa kita ini semestinya belajar untuk bisa lebih banyak mendengar, supaya lebih paham, lebih mengerti, lebih kontrol, lebih bijak dan lebih menghargai orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H