Mohon tunggu...
indah wahyu
indah wahyu Mohon Tunggu... Mahasiswa - penulis

menulis untuk mengungkapkan perasaan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rintik Hujan

26 Februari 2021   21:46 Diperbarui: 26 Februari 2021   21:57 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kala itu hujan sangat deras

Aku menatap rintik hujan dengan pandangan yang kosong

Air mata mulai jatuh seakan ada magnet yang manariknya

Rintik hujan ikut turun seiring dengan air mataku yang mulai berjatuhan

Rintik hujan seakan tau isi hati ku

Ia ikut jatuh membasahi bumi

Seakan ia ingin menutupi air mataku

Mungkin aku dan hujan memiliki nasib yang sama

Ya… Kami sama-sama tetap jatuh walaupun merasakan sakit yang sama

Aku yang terus jatuh kepada mu meski sudah berkali-kali merasakan sakit

Begitu juga dengan rintik hujan, ia tetap turun walau tau rasanya sakit jatuh berkali-kali

Rintik hujan…

Aku ingin mengungkapkan isi hatiku

Bukan saja isi hati ku tapi aku juga ingin mengungkapkan kegundahan hati ku

Kegundahan hati yang harus memilih mentap tapi terus tersakiti

Atau harus melepaskan hingga aku merasakan kehilangan

Tapi aku akan dianggap orang yang bodoh

jika aku tetap menetap padanya…

padanya yang jelas-jelas hanya menginginkan ku ketika aku dibutuhkan

dan akan mengacuhkanku jika aku tidak dibutuhkannya lagi

bisa diibaratkan aku dan kamu sama seperti payung…

payung yang dicari ketika rintik hujan membasahi bumi

payung yang seakan manjadi primadona yang diagung-agungkan di kala rintik hujan itu turun

Namun Payung tidak akan diinginkan lagi ketika seseorang  melihat pelangi

Mungkin kisah kita sampai disini saja yaaaaa…

Sama seperti rintik hujan ini yang memulai mereda

Yang mulai meredam kesedihannya

Dan berpamitan pada ku untuk pergi

Aku juga akan sama seperti rintik hujan ini

Mereda dan berpamitan padamu

Menyudahi rasa sakit ini

Dan membuat hidupku seperti pelangi

Yang indah ketika rintik hujan berpamitan pada bumi

Aku mundur……

Aku pamit…

Terimakasih untuk rasasakitnya

Sampai jumpa dirasa sesalmu nanti

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun