Mohon tunggu...
Indah Noviani Wahyuningtyas
Indah Noviani Wahyuningtyas Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Daily Activity untuk Membangkitkan Minat Belajar Bahasa Jawa Siswa Sekolah Dasar

7 Oktober 2024   12:34 Diperbarui: 7 Oktober 2024   12:36 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: pexels/AgungPanditWiguna

KOMPAS.com-Bahasa Jawa merupakan bagian kekayaan budaya Indonesia terutama di wilayah Jawa Timur, Yogyakarta, dan Jawa Timur yang perlu dilestarikan. Seiring dengan perkembangan zaman modernisasi sehingga banyak budaya asing terutama dalam segi bahasa asing yang masuk serta penggunaan Bahasa Indonesia dalam penerapan kehidupan sehari-hari. Akibatnya minat belajar Bahasa Jawa di kalangan siswa cenderung menurun. Urgensi menghadapi tantangan ini, penerapan kegiatan harian (daily activity) yang kreatif dan menarik dapat menjadi salah satu solusi efektif dalam membangkitkan minat belajar siswa terhadap bahasa Jawa. Penerapan kegiatan harian (daily activity) dengan cara pembiasaan akan membantu siswa terbiasa dengan penggunaan Bahasa Jawa. Dukungan ini diperoleh melalui teori pembiasaan, yaitu proses pendidikan melalui membiasakan siswa untuk berperilaku, berbicara, berpikir, dan melakukan aktivitas tertentu sesuai dengan kebiasaan yang baik (Mudjib, 2022).

Pertama, kegiatan sederhana yang melibatkan Bahasa Jawa dalam aktivitas sehari-hari di sekolah dapat diterapkan. Misalnya, setiap pagi guru bisa menyapa siswa dengan menggunakan Bahasa Jawa, diikuti dengan percakapan ringan yang melibatkan semua siswa. Menurut Undang-Undang No. 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan, salah satu tujuan pendidikan adalah melestarikan bahasa daerah sebagai bagian dari kebudayaan nasional. Melibatkan Bahasa Jawa dalam komunikasi sehari-hari, siswa akan terbiasa dan lebih tertarik untuk belajar.

Kedua, aktivitas harian seperti permainan tradisional dalam Bahasa Jawa juga dapat dimanfaatkan. Permainan seperti "dakon" atau "engklek" yang dilengkapi dengan arahan dan aturan dalam Bahasa Jawa mampu meningkatkan pemahaman kosakata siswa secara alami. Bermain tradisional dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak melalui kemampuan mendengarkan, meniru kata-kata, memahami perintah secara bersamaan, memahami menyampaikan permainan, mengenal perbedaan kata, menirukan kalimat, menjawab pertanyaan, berpendapat, menceritakan kembali permainan, dan mengenali suara sekitar (Cendan & Suryana, 2022).

Ketiga, cerita rakyat dan tembang Jawa bisa diintegrasikan ke dalam kegiatan harian di sekolah. Guru dapat mengajak siswa mendengarkan atau bahkan menceritakan kembali cerita rakyat seperti "Ande-Ande Lumut" atau "Timun Mas" dalam bahasa Jawa. Hal ini tidak hanya mengasah kemampuan bahasa, tetapi juga menanamkan nilai-nilai budaya lokal. Menggunakan elemen budaya dalam proses belajar untuk mencapai keunggulan dan menghormati budaya adalah contoh penerapan pedagogi yang relevan secara budaya. Dongeng, legenda, dan cerita rakyat memiliki pengaruh yang kuat terhadap anak-anak dan dapat menjadi alat yang efektif dalam memberikan pendidikan yang bernilai bagi mereka. Karakter dalam cerita tersebut juga dapat menjadi panutan bagi anak-anak. Anak cenderung meniru apa yang mereka lihat dan baca berdasarkan sifat dan karakter mereka (Maharani et al., 2024).

Keempat, kegiatan menulis harian dalam Bahasa Jawa, seperti menulis jurnal atau catatan kecil mengenai pengalaman mereka, juga bisa dijadikan aktivitas tambahan. Dengan menulis, siswa akan berlatih menggunakan Bahasa Jawa secara tertulis, sesuatu yang mungkin belum sering mereka lakukan sebelumnya. Hal ini akan membantu mereka memahami tata bahasa dan menambah perbendaharaan kata. Di sisi lain, kegiatan ini juga mengembangkan keterampilan literasi siswa.

Kelima, kolaborasi dengan keluarga juga dapat memperkuat pembelajaran Bahasa Jawa di sekolah. Orang tua dapat diajak untuk menggunakan Bahasa Jawa di rumah atau mendampingi anak saat belajar Bahasa Jawa. Keterlibatan orang tua dalam mengembangkan bahasa anak sangat signifikan. Dorongan orang tua untuk meningkatkan kemampuan bahasa anak akan berdampak positif dan mempercepat perkembangan bahasa anak melalui bimbingan bahasa yang terarah dari orang tua (Yuswati & Setiawati, 2022).

Keenam, pentingnya evaluasi harian terhadap aktivitas pembelajaran Bahasa Jawa perlu ditekankan. Guru bisa memberikan penilaian yang ringan namun membangun, misalnya melalui apresiasi sederhana kepada siswa yang aktif menggunakan Bahasa Jawa dalam percakapan sehari-hari. Penguatan ini akan menumbuhkan kepercayaan diri siswa dalam menggunakan Bahasa Jawa secara konsisten.

Kesimpulannya, daily activity yang dirancang secara kreatif dan menyenangkan dapat menjadi cara efektif untuk membangkitkan minat siswa Sekolah Dasar dalam belajar Bahasa Jawa. Penggunaan Bahasa Jawa dalam percakapan sehari-hari, permainan, cerita rakyat, hingga dukungan keluarga akan menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menarik. Dengan demikian, pelestarian Bahasa Jawa bisa dilakukan secara berkelanjutan di kalangan generasi muda.

REFERENSI

Cendan, H., & Suryana, D. (2022). Pengembangan permainan tradisional untuk meningkatkan kemampuan bahasa anak usia dini. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(2), 771--778.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun