Clash of The Titans sendiri berasal dari bahasa Inggris yang berarti Bentrokan Para Titan. Titan dipercaya oleh Bangsa Yunani sebagai penguasa alam semesta sebelum kelahiran dewa-dewa Olimpus.
Film ini bercerita tentang mitologi Yunani, di mana mitologi itu adalah sebuah kisah, mitos, legenda tentang dewa-dewa, pahlawan, dunia serta asal muasal kultur masyarakat Yunani Kuno.
Film ini menceritakan tentang seorang anak yang terlahir setengah Dewa dan setengah manusia yang bernama Perseus ia lahir akibat hubungan terlarang Dewa Zeus bersama seorang ratu. Ketika ratu ketahuan melakukan hubungan dengan Dewa Zeus, ia dan anak yang dilahirkannya dihukum dengan cara dibunuh dan dibuang ke laut, akan tetapi anak yang memiliki darah setengah dewa tetap hidup dan ditemukan oleh keluarga nelayan.
Pada suatu hari keluarga yang merawat Perseus semuanya meninggal karena dibunuh dewa. Hal ini membuat Perseus murka dan memiliki dendam kepada para dewa. Seorang wanita telah memberitahu kebenarannya, ia diberi tahu bahwa dia adalah anak dari seorang dewa, tetapi itu tidak membuat Perseus kembali bersimpati kepada para dewa.
Zeus adalah dewa penguasa langit, Poseidon adalah dewa penguasa lautan, sedangkan Hades ditipu oleh Zeus dan ditinggalkan di Dunia Bawah Tanah yang mengerikan seperti neraka. Mereka bertiga adalah bersaudara dan mereka juga para dewa yang mengalahkan Titan dan akhirnya menguasai alam semesta. Hal ini menjadi penyebab dendam Hades kepada para dewa dan keturunannya. Hades ingin menguasai alam semesta sehingga akan memusnahkan setiap yang menentang yang menjadi saingannya. Salah satunya turunan dari Zeus.
Sepanjang film ini dipenuhi pertarungan. Perseus meskipun sudah mengetahui bahwa Zeus adalah ayah kandungnya, tapi ia masih melanjutkan dendamnya dan melawan dewa yang telah membunuh keluarganya. Dan dewa yang membunuh keluarga nelayannya adalah Hades.
Meskipun saat pertarungan berjalan menggugurkan banyak orang yang Perseus cintai tapi ia tetap semangat untuk melawan Hades dan juga hewan-hewan buas. Hewan buas terkuat yang bernama Kraken berhasil dikalahkan oleh Perseus menggunakan tatapan mata Medusa yang sebelumnya Perseus bawa dari Dunia Bawah Tanah. Â Medusa juga salah satu tokoh mitologi Yunani yang sangat dikenal.
Setelah Kraken berhasil dikalahkan, kekuatan Hades pun melemah dan akhirnya Perseus berhasil mengembalikannya ke Dunia Bawah Tanah.
Film ini menjadi visual periode estetika klasik bukan karena film ini berasal dari mitologi Yunani saja, tetapi karena di dalam film ini juga ditunjukan beberapa ciri dan pertanda yang memperkuat estetika klasik.
- Latar Waktu
Latar waktu pada film ini menunjukkan bahwa peristiwa ini terjadi pada masa kerajaan Yunani Kuno, di mana manusia dipimpin oleh Raja dan Ratu.
- Bangunan
Pada film ini di setiap scene mata kita selalu dimanjakan oleh bangunan-bangunan khas Yunani Antik. Salah satunya adalah bangunan di sarang Medusa. Dipenuhi beton-beton kuat dan patung-patung. Di beberapa sudut Olimpus juga dilapisi dinding yang memiliki susunan miniatur dewa-dewa.
- Wardrobe/Kostum
Sepanjang film ini dipenuhi dengan pertarungan. Dalam pertarungan identik dengan prajurit. Pakaian dan senjata para prajurit sudah lebih maju jika dibandingkan dengan benda-benda pada abad pra-sejarah. Alat-alat yang digunakan sudah sesuai fungsi dan bentuknya sudah tersentuh seni ukir, dan lain-lain. Itu semua memenuhi ciri benda dalam teori benda pada Yunani Antik dan Helenis.
- Editing Film
Editor pada film ini dengan lihainya mengontrol imajinasi para penonton seakan-akan yang menonton masuk ke dalam situasi yang terjadi pada film ini. Banyak hewan buas, makhluk yang bernama 'Djin' dengan apiknya membangun gemetar pada para penonton dengan sempurna. Hewan dan makhluk yang digambarkan juga sesuai dengan kisah mitologinya sendiri.
- Penata Suara
Pada film ini manusia dan dewa, bahkan penyihir mampu berbahasa dengan fasih, tapi ada makhluk Djin yang memiliki bahasanya sendiri. Setiap adegan dan peristiwa memiliki efek suara yang sesuai, seperti pada suasana yang menegangkan akan diberi latar suara yang mendukung para penonton untuk ikut tegang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H