Â
Chaca juga aktif di organisasi ekstrakurikuler lainnya, seperti Rohis (Rohani Islam) dan Pramuka. Di Rohis, ia belajar tentang nilai-nilai agama Islam dan bagaimana mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Di Pramuka, ia belajar tentang kedisiplinan, kepemimpinan, dan kepedulian terhadap lingkungan.
Â
Salah satu pengalaman berorganisasi yang tak terlupakan bagi Chaca adalah saat ia menjabat sebagai Sekretaris. Peran ini menuntutnya untuk memiliki kemampuan mengelola administrasi dengan baik, berkomunikasi secara efektif, dan bekerja sama dengan anggota organisasi lainnya. Chaca menunjukkan dedikasi tinggi dalam menjalankan tugasnya, selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk organisasi.
Â
Kemampuan komunikasi Chaca yang baik dan kepribadiannya yang ramah membuatnya disukai oleh banyak orang. Ia mampu membangun hubungan yang harmonis dengan teman-teman sebayanya, guru, dan anggota organisasi. Keramahan dan sikap peduli Chaca membuatnya mendapat julukan "Bunda" dari teman-temannya yang dekat. Ia selalu siap mendengarkan keluh kesah teman-temannya, memberikan semangat, dan membantu mereka yang membutuhkan.
Â
Selain aktif di organisasi, Chaca juga memiliki bakat terpendam dalam menulis. Ia gemar menuangkan ide-ide dan perasaannya ke dalam bentuk tulisan. Bakat ini ia kembangkan dengan serius dan telah menghasilkan dua buah naskah novel, yaitu "Pattingaloang Riders" dan "Cinta Ditengah Lapangan". Kedua novel ini merupakan buah dari imajinasinya yang kaya dan pengalaman hidupnya yang penuh warna.
Â
"Pattingaloang Riders" adalah sebuah novel yang mengisahkan tentang petualangan sekelompok anak muda di daerah Pattingaloang, Sulawesi Selatan. Novel ini dipenuhi dengan cerita-cerita menegangkan, penuh aksi, dan dibumbui dengan kisah cinta yang romantis. Chaca menuangkan pengalamannya menjelajahi alam dan bertemu dengan berbagai macam karakter dalam novel ini.
Â