Mohon tunggu...
Indah Susanti
Indah Susanti Mohon Tunggu... -

Fotografi bawah laut dan artikel perjalanan oleh Indah Susanti: http://indahs.com/\r\nPenulis kontributor untuk: http://diveadvisor.com/sub2o/authors

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Las Terrazas, Asa Hijau dari Kuba

26 Oktober 2013   06:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:01 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tan verde que es possible, sehijau mungkin. Itulah motto daerah Las Terrazas, berlokasi di Propinsi Artemisa, Kuba.  “Revolusi hijau” yang dilaksanakan oleh Fidel Castro dan sahabatnya, Camilo Cienfuegos di awal tahun 1970-an atas bukit-bukit gundul bekas perkebunan kopi di Las Terrazas kini telah menjadi daerah hutan dan pedesaan nan hijau. Kala kini pemimpin dunia ribut akan penebangan hutan dan tuntutan reboisasi, Kuba justru telah menjalankan komitmen penghijauan sejak puluhan tahun lalu dengan melibatkan partisipasi penduduk setempat dalam prosesnya.

[caption id="" align="alignnone" width="580" caption="Pemandangan Las Terrazas, Kuba"][/caption]

Menuju Laz Terrazas

Berkunjung ke Laz Terrazas dapat dilakukan dengan berbagai transportasi seperti bis Viazul, Cuba Taxi atau menyewa mobil dari kota besar terdekat, Havana. Berjarak sekitar 76 kilometer dari Havana, perjalanan dengan mobil sewaan dapat ditempuh kurang dari satu jam. Mengemudi di Kuba itu susah-susah mudah. Mudahnya, kondisi jalanan di Kuba adalah impian para pengemudi di kota-kota besar: tidak ada macet! Hal ini dikarenakan minimnya jumlah kendaraan bermotor akibat embargo Pemerintah Amerika Serikat dan kondisi perekonomian masyarakat Kuba yang lemah. Susahnya, petunjuk jalan di Kuba boleh dibilang nyaris tidak ada. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan Global Positioning Satellite (GPS) dari Google. Caranya dengan mengunduh peta Kuba dari Google map di tablet dan menggunakannya selama mengemudi. Tak disangka teknologi ini sangat membantu sehingga tidak menyasar ke mana-mana.

Dalam perjalanan menuju Laz Terrazas, saya dan sahabat lebih sering bertemu dengan sapi-sapi daripada mobil. Sapi di Kuba mendapatkan perlindungan hukum. Tidak main-main, hukuman penjara 10 tahun  bagi mereka yang membunuh sapi. Perlu berhati-hati ketika menyetir mobil di Kuba, karena sapi-sapi dari sisi jalan setiap saat bisa saja melenggang masuk ke tengah jalan. Siapa yang mau dipenjara 10 tahun karena menabrak sapi hingga mati.

[caption id="" align="alignnone" width="580" caption="Sapi melintas"]

[/caption] Selain itu, selama perjalanan, nyaris tidak ada iklan komersial, namun kami temui iklan propaganda Raul Castro dan partai-nya di sepanjang jalan. Propaganda ini intinya menyuarakan semangat revolusi sosialisme, mengenang Che Guevara, dan anti Amerika Serikat.

[caption id="" align="alignnone" width="580" caption="Selalu Ada/Hadir"]

[/caption]

Laz Terrazas, Ekowisata Berkesinambungan

Memasuki kawasan hijau seluas 5000 hektar yang dihuni sekitar 1000 penduduk ini seperti memasuki daerah terpencil yang jauh dari kebisingan dan keruwetan kota. Pohon-pohon menjulang tinggi di perbukitan, kuda-kuda merumput, keteduhan danau dengan latarbelakang bentang alam pegunungan Sierra del Rosario sungguh menyegarkan mata dan pikiran. Melihat keasrian ini, sukar dipercaya daerah ini dahulunya adalah perbukitan gundul dan perkebunan kopi. Kami pun mengunjungi peninggalan perkebunan kopi Perancis dari abad 18 bernama Cafetal Buena Vista. Bangunan perkebunan kopi ini direstorasi dan kini menjadi salah satu restauran di daerah tersebut. Di belakang restauran ini dapat dijumpai tempat biji kopi diproses beserta penggilingan kopi dari abad 18, selain itu terdapat pula puing-puing bekas kamar para budak perkebunan. [caption id="" align="alignnone" width="338" caption="Penggilingan Kopi"]
indahs photography: Cuba &emdash;
indahs photography: Cuba &emdash;
[/caption]

Perkebunan kopi tersebut setelah ditinggalkan berubah menjadi lahan gundul. Pada awal tahun 1970, proyek penghijauan dilakukan dengan menanami jutaan tanaman dan pohon-pohon endemik Kuba. Selanjutnya dibangun pula perumahan penduduk, yang kemudian bersama dengan penduduk setempat, dilaksanakanlah pembangunan hotel dan sarana rekreasi berbasis ekowisata seperti perahu, pendakian/ forest walking tourbird-watching, pemandian alam (banos), dimana para penduduk dapat menggantungkan sumber penghasilannya. Saat ini 85 persen penduduk di Las Terrazas bekerja di sektor ekowisata dan 15 persennya bekerja dalam reboisasi dan konservasi Las Terrazas.

Setelah makan siang di Buena Vista, kami-pun menuju satu-satunya hotel di Las Terrazas, Hotel Moka, untuk check in. Jam check-in hotel-hotel di Kuba adalah pukul empat sore. Hotel ini terletak di bukit, di tengah-tengah rimbunnya pohon-pohon dengan pemandangan ke arah danau. Hotel Moka dimiliki pemerintah dengan pembagian keuntungan antara pemerintah dan penduduk setempat.

[caption id="" align="alignnone" width="338" caption="Hotel Moka"]

[/caption] Setelah check-in di Hotel Moka, kami berjalan-jalan di sekitar hotel yang lumayan berdekatan dengan perumahan penduduk. Perumahan penduduk dibangun di sekitar danau dengan pemandangan yang menyejukkan. Salah satunya adalah bekas rumah penyanyi Kuba, Polo Montanez, yang terkenal dengan lagu hitsnya, Guajiro Natural, yang menceritakan kisah petani dan alam. Polo Montanez meninggal dunia di usia muda pada tahun 2002. Untuk mengenang Polo Montanez, penduduk setempat mengabadikan rumahnya menjadi museum. [caption id="" align="alignnone" width="580" caption="Foto Polo Montanes dan proses penghijauan di Las Terrazas"]
indahs photography: Cuba &emdash;
indahs photography: Cuba &emdash;
[/caption] Selama tiga hari di Las Terrazas, kami melakukan tur keliling Las Terrazas dan pendakian hutan. Aktivitas ini dilakukan pada pagi hari dan lumayan membakar kalori. Siang harinya, seperti halnya kebiasaan penduduk Kuba pada umumnya, kami pun beristirahat atau “siesta”. Baru sore harinya kami beraktivitas kembali seperti berendam di pemandian alam dengan air terjun, Banos de San Juan dan minum kopi di Café Maria. Café Maria adalah tempat favorit saya untuk mecicipi kopi “Las Terrazas” dan menikmati pemandangan dari teras sembari membaca buku. Di beberapa resensi disebutkan Café Maria menyajikan kopi terlezat di Kuba dan saya meng-amini resensi tersebut setelah menikmati kopi buatan ibu Maria ini. Di sebelah Café Maria terdapat vegan restauran, El Romero yang menunya diolah dari sayuran dan buah-buahan biologis. Di restaurant ini pengunjung dapat menikmati juga jus yang diolah dari sayur-sayuran yang membuat badan terasa segar.

Asa Hijau Kuba

Meninggalkan komunitas Las Terrazas memberikan kesan mendalam. Di kala dunia resah karena satu persatu hutan di bumi hilang, Kuba berhasil menciptakan hutan baru dengan melibatkan partisipasi masyarakat setempat. Membutuhkan komitmen bertahun-tahun untuk menghasilkan ekowisata yang handal, namun hasilnya dapat dinikmati puluhan tahun, dan dari generasi ke generasi. Dan, asa hijau itu justru datang dari negara yang menderita embargo puluhan tahun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun