UNTUK pertama kalinya, SMA JISc (Jakarta Islamic School) mendapatkan kesempatan untuk menampilkan Tari Saman Gayo di acara bergengsi, Asia Youth International Model United Nations yang digelar di Thailand, Sabtu (02/11/2024).
Penampilan yang dipenuhi energi, keindahan, dan kekompakan ini menjadi sorotan di tengah rangkaian acara yang merayakan keragaman budaya dan tren busana Muslim di Indonesia.
Tari Saman yang berasal dari Aceh, dikenal sebagai salah satu warisan budaya Indonesia yang diakui dunia. Keunikan tarian ini terletak pada gerakan tangan yang cepat, ritme yang dinamis, dan kekompakan para penari.
Untuk bisa membawakan Tari Saman dengan sempurna, dibutuhkan kerja sama tim yang kuat, latihan intensif, dan fokus tinggi.
SMA JISc dengan bangga mempersembahkan tarian ini sebagai simbol pelestarian budaya sekaligus menunjukkan betapa pentingnya memperkenalkan seni tradisional di ajang-ajang internasional seperti Asia Youth International Model United Nations.
Pendiri JISc Fifi P. Jubilea, S.E., S.Pd., M.Sc., Ph.D yang juga hadir mendampingi tim Tari Saman Gayo JISc mengatakan bahwa ajang tersebut merupakan sarana melatih kepemimpinan anak-anak.
"Jadi anak JISc kepilih untuk membawakan acara pembuka untuk acara konferensi seluruh dunia yang dihadiri 28 negara dan anak-anak dari berbagai negara. Intinya membangun leadership yang mana mereka bergabung dalam satu acara debat, diskusi, dan ngobrol-ngobrol soal masalah dunia," jelas Mam Fifi.
Tim Tari Saman JISc yang terdiri dari siswi-siswi pilihan telah mempersiapkan penampilan ini jauh-jauh hari.
Sebelumnya, mereka juga pernah tampil sebagai pembuka dalam acara Muffest+ 2024 di Jakarta Convention Center.
Tampil di panggung International Global Network itu menjadi tantangan tersendiri bagi mereka. Sebagai acara yang dihadiri oleh berbagai negara itu, JISc ingin memberikan yang terbaik.
Penampilan Tari Saman JISc di Asia Youth International Model United Nations itu bukan hanya soal menunjukkan kebolehan dalam menari, tetapi juga membawa pesan penting tentang semangat Islami dan nasionalisme.
Dengan mengusung nilai-nilai Islam dalam setiap gerakan dan pakaian yang dikenakan, siswa-siswi JISc ingin menunjukkan bahwa budaya dan agama dapat berjalan beriringan dengan keindahan.
Pada tahun 2022, siswa JISc yang diterima PTN sebesar 67%, tahun 2023 sebesar 93% dan tahun ini, siswa JISc yang berhasil diterima PTN sebesar 98%.
Pada 2023, sebanyak 93 persen siswa diterima di berbagai perguruan tinggi dalam negeri dan 7 persen lainnya melanjutkan kuliah di kampus luar negeri.
Keberhasilan ini tidak terlepas dari berbagai program yang dijalankan oleh Mam Fifi sebagai Founder JISc. Untuk mempersiapkan siswa-siswinya menghadapi ujian masuk PTN, Mam Fifi, demikian ia biasa disapa, membuat modul khusus untuk para siswa JISc.
Selain menyusun modul, Mam Fifi juga melakukan training untuk guru, dan membuat berbagai program pembelajaran untuk para siswa yang mengasah Thinking Skill mereka. Bahkan, Mam Fifi seringkali turun langsung untuk mengajar anak-anak di kelas.[]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H