Mohon tunggu...
indah rizkiyani
indah rizkiyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Jancok Itu Tergantung Konteksnya

12 Juli 2021   13:16 Diperbarui: 12 Juli 2021   14:06 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio


Indonesia, negara seribu pulau. Itu berarti bahwa Indonesia memiliki banyak keanekaragaman adat istiadat, norma, budaya bahkan bahasa yang melekat disetiap pulau tersebut. Uniknya adalah walaupun Indonesia memiliki bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi pemersatu bangsa, akan tetapi Indonesia juga memiliki keanekaragaman bahasa yang dituturkan oleh setiap pulau bahkan daerah yang disebut dengan "bahasa daerah".
Bahasa daerah yang dituturkan oleh setiap daerah tentunya berbeda.

Perbedaan ini bisa mencakup makna, aksen, logat, intonasi, tulisan dan yang lainnya. Akan tetapi, perbedaan-perbedaan tersebut tidak semuanya selalu muncul secara bersamaan. Ada yang sama maknanya namun berbeda tulisannya ataupun sebaliknya. Nah, perbedaan ini dapat menimbulkan sebuah konflik atau paling tidak sedikit perdebatan. 

Akan tetapi, kita dapat meredamnya dengan sedikit pengetahuan yang ada seperti halnya dibawah ini.

Kata "Jancok" merupakan sebuah kata yang penutur aslinya berasal dari Jawa Timur. Namun ternyata, tidak sedikit pula masyarakat Jawa Tengah juga menuturkannya. Walaupun Jawa Timur dan Jawa Tengah masih berada dalam satu pulau dan satu bahasa daerah, namun sama-sama kita ketahui bahwa keduanya juga tetap memiliki perbedaan, seperti halnya kata "Jancok" tersebut.

Saya memiliki beberapa teman yang berasal dari Jawa Timur. Sebagai penutur asli, mereka  saya mintai pendapat tentang kata "Jancok". Diungungkapkan oleh mereka bahwasannya kata tersebut sudah umum digunakan disana dengan teman sebaya. "Jancok" juga biasa mereka gunakan sebagai sapaan awal untuk memulai suatu obrolan atau bahkan sebutan atau panggilan yang menunjukkan bahwa mereka adalah teman akrab. Seperti contoh "eh cok..." dan dilanjutkan dengan sebuah obrolan atau panggilan akrab seperti halnya "iyo ta cok?", "opo cok?"

Ini mengindikasikan bahwasannya kata "Jancok" bukanlah hal yang terlalu tabu bagi sebagian orang disana bahkan salah satu teman saya mengungkapkan bahwa "Jancok" merupakan salah satu kata yang biasa diucapkan di keseharian mereka ketika mereka sedang berada ditongkrongan atau bercengkrama santai.

Walaupun demikian, pada dasarnya orang Jawa selalu meletakkan dan mengaplikasikan unggah-ungguh atau tata krama kepada orang yang lebih tua. Mereka tidak akan mungkin melupakan tentang bagaimana tata karma atau unggah-ungguh mereka. 

Hal tersebut juga berlaku pada pemakaian kata "Jancok". Jika dengan teman sebaya pemakaian kata "Jancok" dianggap biasa saja atau bahkan lumrah, ini akan menjadi hal yang berbeda jika diungkapkan kepada orang tua atau orang yang lebih tua. 

"Jancok" menjadi sebuah kata yang tidak pantas dan tidak sopan untuk diungkapakan kepada orang yang dituakan dalam konteks dan kondisi apapun baik bercanda atau terlebih lagi jika dalam konteks yang serius.

Tidak hanya kepada orang yang dituakan, kepada orang yang tidak dikenal sekalipun unggah-ungguh tetap diterapkan, akan tetapi ini bukan berarti bahwa mereka tidak mempunyai unggah-ungguh terhadap teman sebaya ya. 

Sehubungan dengan hal itu, "Jancok" juga tidak pantas diucapkan kepada orang yang baru kita kenal. Jika hal ini sampai terjadi bersiaplah untuk memasang kuda-kuda dan baku hantam. 

Mengapa demikian? Karena melontarkan kata "Jancok" pada orang yang tidak kita kenal atau orang asing sama saja dengan menghina dan menantang orang tersebut. Bayangkan saja jika anda sedang di jalan kemudian bertemu orang asing yang tiba-tiba melontarkan tersebut tanpa sebab, apa yang akan anda lakukan?

Rupanya, tidak hanya kepada orang asing saja kata "Jancok" menjadi tabu. Kepada siapapun itu, "Jancok" juga menjadi sebuah kata yang kasar bahkan tidak pantas jika diucapkan dalam keadaan emosi. "Jancok" yang diucapkan dalam keadaan emosi sekalipun itu dengan teman akrab akan berubah fungsi dari sapaan menjadi umpatan.

Dari Jawa Timur kita bergeser ke Jawa Tengah. Masih berada dalam satu pulau yang sama dengan Jawa Timur tentunya ada beberapa hal yang tak jauh berbeda. Walaupun masyarakat Jawa Tengah bukan merupakan penutur asli kata "Jancok", tetapi provinsi ini memiliki beberapa kesamaan dalam pengaplikasian kata "Jancok". 

Banyak masyarakat Jawa Tengah (termasuk saya) yang menganggap bahwa kata "Jancok" merupakan kata yang kasar dan tidak pantas untuk diucapkan sehingga mereka enggan untuk mengucapkannya kepada orang lain terlebih kepada orang yang dituakan. Sama halnya dengan penutur asli, tidak jarang masyarakat Jawa Tengah yang berasumsi bahwa kata "Jancuk" merupakan sebuah umpatan yang dilontarkan untuk meluapkan emosi.

Jika ada persamaan, tentu ada perbedaan. Perbedaannya adalah sebagian atau kebanyakan masyarakat Jawa Timur menganggap bahwa kata "Jancok" sudah menjadi kata yang umum diucapkan disana.

 Berlawanan dengan hal itu, di Jawa Tengah kata "Jancok" masih dianggap sebagai kata yang kurang atau bahkan tidak pantas diucapkan oleh kebanyakan orang sekalipun itu dengan teman sebaya mereka. Walaupun ada beberapa orang yang sudah menjadikan hal tersebut sebagai sapaan akrab antar teman.

Melihat fenomena yang terjadi diatas, menurut asumsi saya pribadi, kasar atau tidaknya kata "Jancok" itu tergantung konteks ketika kita mengungkapkannya. Dengan siapa, dalam kondisi seperti apa, dan di daerah mana kita menggunakan kata tersebut merupakan hal yang harus kita perhatikan sebelum mengucapkan kata tersebut. Jangan sampai tindakan kita, asumsi orang lain dan keanenekaragaman bahasa yang dimiliki Indonesia menjadi sebuah boomerang bagi kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun