Yuki: “iya si gue ja masih belum percaya. Tapi2.....
Dikta: “Tapi apa?”
Yuki: “Gue grogi klo dekat dia. Nta rwaktu gue belajar ama dia, tiba-tiba gue jadi patung trus nggak bisa bergerak da…”
Dikta: “freak lo! Mana bisa gitu? Jangan-jangan…”
Semua pembicaraan Yuki dan Dikta berakhir seiring pelajaran kembali dimulai. Yuki memainkan jemarinya, mengetuk meja, cari-cari benda hilang, memperbaiki kerah bajunya sampai mengacak-ngacak rambut Gisel. Si nona tomboy”sahabatnya.”
Gisel: “Yuki, kamu jangaa…” bisik Gisel sambil menoleh kebelakannya.
Secepat kilat Yuki menghentikan kata-kata Gisel, sebuah senyum meluncur dari bibirnya, senyum yang begitu memikat ala girl band Korea yang akhir-akhir ini sering kali menhiasi layar TV dan majalah-majalah remaja, yoona SNSD, membuat Gisel diam seketika …...”Mengapa jadi sok kecantikan gitu sii??”
Yuki: “Sssstt….. jangan rebut” seloroh Yuki seketika.
Gisel: Lo knapa Ki???” “aneh.” (wajah heran).
Senyum yang tadinya sempat mengherankan Gisel tiba-tiba berubah menjadi lototan mata yang begitu tajam, dan membuat Gisel lebih baik masuk kedalam tempurung dan tak ingin keluar lagi (Kaya kodok).
****
Gisel: owh...trnyata ada Exel toh lagi lewat,”saut Gisel.” Pantesan!!
Yuki:iya Sel,, O y dia liat gue gak tadi pas lewat
Gisel:Gak deh kayaknya,, Lo ja yang ngeliatin dia terlalu dalam.
Pelajaran telah selesai, dosen mempersilahkan para mahasiswa untuk keluar .Yuki langsung bergegas pergi ke perpustakaan, dia takut terlambat.
Gisel: Ki lo mau kemana?? Koq buru2 banget?
Dikta: si Yuki tu mau belajar bareng sama Exel makanya buru2 gitu.
Gisel: O ya! pantesan semangat banget tu anak,, biasanya lemes kalo belajar.
Sesampainya di perpustakaan.
Yuki: hah....hah... Maaf gue telambat ,, “saut Yuki.”
Exel: Katanya on time tapi telat juga,, ya sudah kita langsung mulai aja. (jawab Exel dengan muka bete karena lama menunggu Yuki).
Seketika Exel menunjukkan tumpukan soal-soal mafia yang membuat kepala Yuki bertambah pusing.
Exel: “Oke…. Sekarang kita mulai dari pelajaran apa?” Tanya Exel dengan cool.
Yuki: “hehehe....Terserah lo aja deh!” jawab Yuki kaku, masih dengan tampang lemas karena kecapean berlari.
Exel tersenyum tipis dengan jawaban yuki… tangannya mulai membuka tumpukan soal matematika yang menurutnya adalah tumpukan games yang membuatnya ketagihan untuk mencari setiap jawaban dari soal-soal tersebut.
Exel: “Baik lah jadi kita selesaikan soal-soal matematika ini duluan” ucap Exel dengan semangat 45.
Yuki: “Matematika yang ini” ulang Yuki memelas.
Exel menarik bangku set yang berada di samping Yuki, lalu memulai mengerjakan soal-soal mudah (buat Yuki sangat susah) dari salah satu tumpukan soal yang ada di atas meja dan mulai menerangkan satu per satu rumus-rumus xy yang memusingkan.
Exel: “Gimana? Kamu ngerti” Tanya Exel tiba-tiba.
Yuki yang sejak tadi hanya melongo memerhatikan wajah Exel langsung kaget setengah mati. Matanya berkedip beberapa kali karna terasa perih akibat memandangi Exel tanpa henti.
Exel: “Lo kenapa?” Tanya Exel dengan tatapan yang mendalam.
Yuki: “Haa… enggak…” jawab Yuki gagap
Exel: “Lo udah ngerti”
Yuki kembali melongok, karna dari awal Exel mengajarinya, dia hanya terfokus pada wajah Exel yang ganteng (wajahmu mengalihkan duniaku, Yuki!). Wajah Yuki yang awalnya berseri-seri berubah pucat kembali.
Yuki: “Gua nggak ngerti!” jawab Yuki polos seperti bayi.
Exel: Aa... masa gak ngerti? Udah hampir 1 jam gue ajarin masa gak ngerti juga!!
Yuki: Hehehe...Maaf2!!
Exel: Maaf teruz! Lo gak fokus ya,, pikiran lo kemanaja si?? Payah “jawab cuek Exel.”
“Ya udah deh… lo bisa catat rumusnya di buku atau kertas kecil, trus lo bisa hafal rumusnya dengan cepat, Oke!!Besok rumus2 ini akan gue uji kembali. Mungkin sampe jam segini aja, besok kita sambung lagi… oh ya, jangan lupa tulis rumusnya di t4 yang bisa buat kamu ingat terus….” Nasehat Exel.
Dengan cepat Exel meraih spidol hitam dari dalam tas ranselnya dan menulis sebuah rumus di atas bangku setnya.
****
Matahari masih tetap bersinar dengan terik, masih seperti siang-siang sebelumnya, setelah jam pelajaran usai murid segera meninggalkan tempat duduk yang menurut sebagian mereka adalah t4 yang paling membosankan di dunia. Yuki masih tetap duduk di bangku setnya, memandangi semua rumus-rumus yang dibuatnya sejak pertama belajar dengan Yuki satu bulan yang lalu.
Exel: “Ki… gimana lo udah ngerti ama semua yang gue ajerin?” Tanya Exel tegas.
Yuki: “Belum! Gue masih bingung ama limit fungsi and tentang beberapa rumus trigono yang gue nggak tau munculnya dari mana!” jawabYuki pura-pura agar Yuki tidak berhenti mengajarinya.
Exel: “Lo belum ngerti juga, padahal kan udah gue ajerin beberapa kali”.
Yuki hanya menggaruk kepala, memasang senyum mautnya sampai tak ada seorang cowokpun yang tahan melihatnya.
Exel: “Ya… udah, sekarang gue ajerin lagi tapi Cuma sekali ini yah…” tutur Exel akhirnya.
Yuki:hmm... (Yuki mengaguk2).
Exel menjelaskan dengan sedetil-detilnya. Yuki hanya mengangguk-angguk lagi memperhatikan sambil sesekali memutar penanya, atau bilang “oh”, ‘ya” dan “hmm”.
Exel: “Gimana sekarang lo udah ngerti?” Tanya Exel selalu tiba-tiba.
yuki: “Ehh… tunggu, Gue cerna dulu…!! kok agak ribet yah…” jawab Exel bersemangat.
Kebiasaan Exel mengejutkannya sudah membuat Yuki terbiasa. Sesaat yuki tertawa lantang, melihat kelakuan Exel yang menurutnya dulu terlalu kaku padanya.
Exel: “Ya… udah silahkan ratu mencerna rumus yang saya ajarkan…” canda Exel pada Yuki yang tengah asyik memperhatikan contoh soal matematika ditangannya.
Yuki: “Baik, Rajaku…! Aku yakin, aku bisa mengerjakan soa-soal ini” balas Yuki mengikuti canda Exel.
Sesaat Exel terdiam, mengingat kata yang baru diucapkanYuki padanya.
Exel: “Rajaku?? Maksudnya?” Tanya Exel sedikit heran.
yuki: “Ha..haha.. bukan apa-apa, gue cuma bercanda… bercanda… ya bercanda” ucapYuki mengulangi kata-katanya dengan gagap.
Exel: “Oh.. gitu!!”
Exel tampak mulai lemas, suhu tubuhnya terasa lebih panas walau didalam kelas selalu dalam keadaan Full AC. Exel mulai mengelap keringat diwajahnya yang memerah. Yuki yang sejak tadi mengalami keadaan yang sama, cepat-cepat mengerjakan beberapa soal yang tertinggal.
Exel:“Ki, masih belum selesai yah?” Tanya Exel lagi sambil melihat kearah mejaYuki yang penuh dengan coretan rumus
Yuki: “Ah… udah ni” jawabYuki seraya memberikan tumpukan soal di atas meja.
Seketika sebuah rumus paling besar diatas mejanya terlihat, sangat aneh dan menggelikan. Exel melihat pemandangan itu langsung tersenyum geli karna baru pertama kali dalam hidupnya melihat rumus seperti yang ada di meja Yuki. Exel yang baru menyadarinya langsung menutup rapat dengan tangannya.