Mohon tunggu...
Indah SeptiPratiwi
Indah SeptiPratiwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWI

Mahasiswa S2 Universitas Dr. SOetomo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Unsur Filosofis Hidup dalam Novel Kembali ke Desa Karya Tri Budhi Sastrio

19 Juli 2022   10:20 Diperbarui: 19 Juli 2022   10:28 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Riak dan gejolak kehidupan, yang pada akhirnya nanti beurbah menjadi bencana dan prahara, muncul ketika sang prajurit setia meninggal dunia. Gadis desa lugu ini, yang sebenarnya baru mulai menikmati masa-masa remaja perkawinannya tetapi kemudian terenggut kembali karena sang suami tak lagi mau setia menungguinya di dunia, memutuskan untuk kembali ke desa. 

Tawaran sang komandan tangsi untuk merawat rumah dinas, yang dihadiahkan sebagai rumah hak milik, gagal menahan keinginan sang gadis desa untuk kembali. Persoalan menjadi semakin rumit ketika sang komandan tangsi, perlahan tetapi pasti, mulai ingin memiliki si gadis desa lugu. Segala cara baik halus maupun kasar pun akhirnya ditempuh.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2013: 317), kata filosofi mengacu pada kata filsafat. Filsafat dapat didefinisikan sebagai berikut: 1. Pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya. 2. Teori yang mendasari alam pikiran atau suatu kegiatan. 3. Ilmu yang berintikan logika, estetika, metafisika, dan epistimologi. 4. Falsafah. Menurut Wahyu (2012), kata filsafat berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata, yakni philos, philia, philien yang artinya senang, teman dan cinta sedangkan sophos, sophia dan sophien yang artinya kebenaran, keadilan, dan bijaksana atau kebijaksanaan. Pengertian filsafat secara etimologis dapat disimpulkan adalah cinta kebenaran atau cinta kebijaksanaan / kearifan. (http://liznawahyu.blogspot.co.id/2012/10/ hubungan-filsafat-dan-sastra).

Menurut Mahayana (2008:7), filsafat dan sastra ibarat dua sisi mata uang. Sisi yang satu tidak dapat dipisahkan dengan sisi yang lain. Hubungannya bersifat komplementer atau saling mengisi dan melengkapi. Hal itu disebabkan menurut Sutrisno (1995:5) bahwa filsafat dan sastra memiliki muara yang sama, yaitu kehidupan manusia. 

Menurut Djojosuroto (2007), filsafat sastra adalah filsafat yang menganalisis nilai-nilai kehidupan manusia yang dijabarkan seorang sastrawan dalam karya sastranya; filsafat sastra adalah filsafat yang menganalisis karya sastra dengan latar belakang sastra merupakan bagian dari kehidupan manusia, sastra sebagai pranata sosial yang menggambarkan keadaan masyarakat dan kehidupan budaya pada masa tertentu, dan sastra sebagai refleksi kehidupan manusia dengan Tuhan; filsafat sastra merupakan wadah falsafah kehidupan yang menempatkan nilai kemanusiaan dengan semestinya, terutama di tengah-tengah kehidupan kemajuan sains dan teknologi. Menurut Soetriono dan Rita Hanafie (2009) bahwa secara umum filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran.

Ilmu pengetahuan tentang hakikat yang menanyakan apa hakikat atau sari atau inti atau esensi segala sesuatu. Lebih jauh, Barnadib (1994:11--12) menyatakan bahwa filsafat sebagai pandangan menyeluruh dan sistematis. Disebut menyeluruh, karena pandangan filsafat bukan hanya sekedar pengetahuan, melainkan suatu pandangan yang dapat menembus di balik pengetahuan itu sendiri. Dengan pandangan seperti ini akan terbuka kemungkinan untuk menemukan hubungan pertalian antara semua unsur yang dipertinggi, dengan mengarahkan perhatian dan kedalaman mengenai kebijakan. Dikatakan sistematis, karena filsafat menggunakan berpikir secara sadar, teliti, teratur, sesuai dengan hukum hukum yang ada.

Telaah filosofi hidup dalam sastra tidak dapat dilepaskan keterkaitannya dengan sosiologi sastra karena sama-sama membahas masalahah kemasyarakatan. Damono (2015:6) memberikan definisi sosiologi sastra sebagai telaah yang objektif dan ilmiah tentang manusia dalam masyarakat. Sosiologi sastra berhubungan dengan masyarakat dalam menciptakan karya sastra tentunya tak lepas dari pengaruh budaya tempat karya sastra dilahirkan. Menurut Wellek dan Warren dalam Damono (2015:3) hubungan sastra erat kaitannnya dengan masyarakat. Sastra adalah ungkapan perasaan masyarakat. 

Sastra mencerminkan dan mengekspresikan kehidupan pengarang, sastra tak bisa tidak mengekspresikan pengalaman dan pandangan tentang hidup. Tetapi tidak benar bila dikatakan bahwa pengarang secara konkret dan menyeluruh mengekspresikan perasaannya. Dengan mempelajari lembaga-lembaga sosial dan segala masalah perekonomian, keagamaan, politik, yang semuanya itu merupakan struktur sosial merupakan gambaran tentang cara-cara manusia menyesuaikan diri dengan lingkungan tentang mekanisme sosialisasi proses pembudayaan yang menempatkan anggota di tempatnya masing-masing.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu tahap pengumpulan data, analisis data, dan penyajian. Tahap awal dengan membaca isi novel secara keseluruhan yang dilanjutkan dengan mengumpulkan unsur-unsur filosofi yang dikandungnya. Unsur-unsur filosofi tersebut kemudian diberikan uraian maknanya berbasis masyarakat pendukungnya. Metode deskriptif kualitatif digunakan untuk menguraikan hasil pembahasan penelitan.

Menurut Endraswara (2011:5), metode kualitatif adalah metode yang paling cocok bagi fenomena sastra. Sesuai dengan pendapat Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2007:4) penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan tentang orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Metode deskriptif adalah metode yang dilakukan dengan tidak menggunakan angka-angka, tetapi menggunakan penghayatan terhadap interaksi antar konsep yang sedang dikaji secara empiris (Semi, 1993:23). Teknik penelitian yang digunakan berupa teknik studi pustaka, yaitu dengan mengumpulkan buku-buku dan bahan-bahan yang terkait dengan penelitian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun