Kuliah Kerja Nyata merupakan salah satu cara yang dapat digunakan oleh mahasiswa untuk mencari pengalaman terjun langsung dalam kehidupan masyarakat. Dengan harapan mahasiswa dapat mengambil pembelajaran dari berbagai segi, mulai dari ekonomi, budaya, politik, hingga agama. Begitu juga dengan tim KKN Unnes Giat 9 Desa Colo, dalam salah satu program kerja yang diusung adalah menggali budaya dari segi bahan pangan lokal yang identik dengan Desa Colo. Desa Colo yang terletak pada lereng Gunung Muria, memiliki kekhasan tersendiri daripada desa-desa lain di sekitarnya. Contohnya adalah buah parijoto, buah yang memiliki mitos dan dipercaya dapat membantu program hamil. Seiring berjalannya waktu, dengan berbagai penelitian yang sudah dilakukan. Mitos tersebut memanglah sebuah fakta, karena kandungan dalam buah parijoto yang sangat banyak.Â
Mengapa dikatakan praktik inovatif? Karena pada dasarnya sudah ada beberapa UMKM yang memanfaatkan buah parijoto sebagai bahan baku dalam produksinya. Tetapi produk yang dihasilkan rata-rata memiliki kesamaan, yaitu dalam bentuk sirup. Parijoto yang memang memiliki rasa asam dan tidak begitu enak, kurang diminati untuk dimakan secara langsung. Sehingga perlu disajikan dalam bentuk yang berbeda, contohnya adalah dengan dijadikan sebagai rujak. Sudah terdapat beberapa inovasi yang dilakukan untuk mengolah buah parijoto, seperti membuat dalam bentuk permen, keripik, teh, nastar, dan kombucha. Melihat belum adanya produk bolu parijoto. Maka program kerja yang diusung adalah pemanfaatan buah parijoto sebagai bahan bolu.
Kenapa bolu? Karena salah satu makanan ringan yang mudah dan sangat digemari oleh khalayak ramai. Sehingga, bolu dipilih sebagai produk yang memiliki peluang dan potensi pasar yang besar jika dilanjutkan sebagai sebuah usaha. Program kerja ini diusulkan oleh salah satu tim dari KKN Unnes Giat 9, yaitu Atik Sunika Azari. Yang merupakan mahasiswa dari Pendidikan Teknik Tata Boga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Sebelum mengusulkan program kerja tersebut, Atik sudah melakukan observasi dengan masyarakat sekitar dan salah satu pemilik UMKM yang bergelut dengan pengolahan parijoto. Sehingga, diharapkan hasilnya akan dapat lebih dirasakan oleh masyarakat sekitar.
Program kerja ini dilakukan pada tanggal 5 Agustus 2024 yang bertepatan dengan diadakannya jadwal rutinan PKK Desa Colo. Sehingga sasaran dari kegiatan ini adalah Ibu-Ibu Kader PKK Desa Colo. Dalam pelaksanaannya, banyak Ibu-Ibu PKK yang sangat tertarik dengan proses pembuatan bolu ini. Tak lupa juga, Atik juga memberikan beberapa trik and tips dalam memasak bolu, seperti penggunaan jenis margarin yang memiliki aroma lebih wangi. Serta cara untuk mencampurkan margarin cair yang benar agar hasilnya lebih maksimal.
Dalam membuat bolu parijoto, bahan-bahan yang diperlukan dikelompokkan dalam dua bahan, yaitu bahan untuk bolu dan selai parijoto. Adapun bahan untuk bolu adalah 4 butir telur, setengah sendok makan (munjung) SP, 40 gram gula pasir, 100 gram tepung terigu segitiga biru, seperempat sendok teh baking powder, seperempat sendok teh soda kue, 1 sendok makan susu bubuk, 80 gram margarin cair, dan pewarna ungu secukupnya. Bahan yang diperlukan untuk membuat selai parijoto adalah 100 gram parijoto, 200 gram gula pasir, 3 lembar daun pandan, dan air secukupnya. Sedangkan alat yang diperlukan adalah mixer, oven, loyang, blender, solet, baskom, wajan, kompor, sendok. wadah, timbangan, dan pisau roti.
Sebelum membuat bolu parijoto, yang harus dibuat terlebih dahulu adalah selai dari buah parijoto. Cara membuatnya adalah:
