Mohon tunggu...
Indah Permata
Indah Permata Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswi universitas muhammadiyah Prof.Dr. Hamka. saya memiliki hobi membaca khusus nya membaca novel, cita cita yang ingin saya capai ingin menjadi penulis terkenal yang jujur dan tidak memihak dan adil

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Wanita Asal Surabaya yang Diteror 10 Tahun oleh Teman SMP

30 Mei 2024   15:29 Diperbarui: 30 Mei 2024   15:46 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jakarta(30/5) - Berita yang viral di media sosial twitter, Nimas Sabella, seorang wanita asal Surabaya, mengungkap cerita tragisnya yang berlangsung selama 10 tahun. Cerita ini berawal dari kebaikannya memberikan uang Rp 5.000 kepada teman sekelasnya, Adi Pradita, yang tidak memiliki uang untuk berbelanja di kantin.
Nimas mengaku bahwa kebaikannya tersebut tidak disadari oleh Adi, yang kemudian mulai mengira Nimas memiliki perasaan kepadanya. Adi mulai menguntit dan meneror Nimas, membuat ratusan akun media sosial, mengirim foto tidak senonoh, mengancam bunuh diri, dan melakukan ancaman lainnya.

Nimas mengungkap bahwa selama 10 tahun, ia telah mengalami berbagai bentuk teror, termasuk pengancaman, ancaman pembunuhan, dan bahkan pengiriman foto alat kelamin. Ia juga mengaku bahwa Adi pernah mengajaknya menikah dan mengganggunya melalui ponsel.
Berita ini viral setelah Nimas menceritakan kisahnya melalui media sosial X pada Rabu, 15 Mei 2024. Setelah viral, banyak tanggapan masyarakat yang positif"Mbak sg ati ati, lk kamu muslim akehi dzikir pagi petang.Lk km kristen atau yg lain, akehi doa sesuai keyakinan.Wedi wong kyk ngene nekad guna guna " ujar Faida di akun twitternya.

Cerita tragis yang dialami oleh Nimas Sabella selama 10 tahun penuh teror dan ancaman ini merupakan contoh nyata betapa berbahayanya perilaku obsesif dan penyalahgunaan media sosial. Kasus ini mengingatkan betapa pentingnya memperlakukan orang lain dengan empati dan menghargai batas-batas personal.

Diharapkan cerita Nimas dapat menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat, terutama generasi muda, untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial dan mampu mengenali tanda-tanda perilaku obsesif yang dapat berujung pada teror dan kekerasan. Selain itu, kasus ini juga seharusnya mendorong pihak berwenang untuk meningkatkan perlindungan dan penanganan yang lebih efektif bagi korban-korban penyalahgunaan teknologi dan media sosial.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun