donat berbahan dasar ubi di Balai Desa Bangkok. Acara ini berlangsung dari pukul 10.00 hingga 11.00 WIB dan bertepatan dengan kegiatan rutin perkumpulan PKK Desa Bangkok.
Senin, 15 Juli 2024, Muhammad Ridhafa Osatama salah satu mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Tata Boga Universitas Negeri Semarang (Unnes), mengadakan demo masakAntusiasme warga terlihat jelas saat mereka menyaksikan proses pembuatan donat ubi. Dhafa memulai untuk mendemokan donat ubi di depan ibu-ibu PKK dari awal membuat adonan hingga memasknya. Setelah donat selesai dibuat, ibu-ibu yang hadir dengan semangat mencicipi hasil karya Dhafa. Mereka terkesan dengan rasa dan tekstur donat ubi tersebut.
Umumnya, donat dapat dibuat dengan berbahan dasar kentang. Dhafa memilih ubi sebagai bahan dasar donat karena ubi memberikan tekstur yang lembut dan moist pada donat, mirip dengan kentang. Ubi juga memiliki rasa manis alami yang dapat menambah kedalaman rasa pada donat tanpa perlu banyak tambahan gula. Ubi kaya akan vitamin A, vitamin C, serat, dan antioksidan, sehingga donat yang dibuat dari ubi memiliki nilai gizi yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang hanya menggunakan tepung terigu atau kentang. Selain itu, ubi lebih mudah ditemukan dan lebih murah dibandingkan kentang, sehingga lebih ekonomis untuk digunakan. Ubi menjadi alternatif yang menarik dan sehat untuk dijadikan bahan dasar donat. Untuk membuat donat, bahan yang dibutuhkan sama seperti membuat donat pada umumnya hanya saja ditambahkan dengan ubi.
Donat ubi ini juga berpotensi menjadi peluang usaha baru bagi warga. "Donat ubi ini enak rasanya, bisa ditularkan ke warga untuk praktik di rumah dan bisa dijadikan ide berjualan yang menarik untuk ibu-ibu maupun anak muda," kata Nuryani salah satu penduduk Desa Bangkok.
Dengan diadakannya demo masak ini, harapannya warga dapat mencoba memasak donat ubi di rumah dan mengembangkan kreativitas mereka masing-masing serta menjadikannya peluang usaha yang menguntungkan.
Acara ini tidak hanya memberikan pengetahuan baru kepada warga Desa Bangkok, tetapi juga membuka peluang untuk meningkatkan perekonomian lokal melalui usaha kuliner berbasis ubi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H