Selain membantu pelaku usaha ultra mikro, mikro, kecil, dan menengah dari segi pendanaan, BRI paham bahwa permasalahan strukturan sektor UMKM di Indonesia, yakni literasi keuangan.Â
Momentum transformasi digital menjadi poin tambahan guna meningkatkan literasi para pelaku usaha UMKM. Berdasarkan Data OJK, Indonesia memiliki indeks literasi keuangan sebesar 38,03 persen. Bahkan, generasi Z sebagai generasi melek teknologi hanya memiliki indeks literasi sebesar 44,04%. [2] Rendahnya indeks literasi menunjukkan bahwa kualitas SDM Indonesia secara keseluruhan belum mumpuni untuk mengoptimalkan perekonomian nasional.Â
Maka dari itu, Bank BRI menciptakan ekosistem UMi dengan melakukan serangkaian program, berupa Desa BRILiaN (BRILiaN Villages) dalam rangka mengoptimalisasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Penyuluhan Digital bagi insan BRILiaN, dan linkumkm untuk melatih UMKM naik kelas dengan memanfaatkan kemudahan aplikasi.Â
Peran sental Bank BRI dalam membangkitkan UMKM dibuktikan dengan melaksanakan program BRILiaN Villages ke 1191 Desa pada tahun 2021, serta mengembangkan 227 modul pembelajaran,, 92 video pelatihan, dan 313 mentor untuk membantu pelaku UMKM. Hal ini mempu meningkatkan jumlah nasabah simpedes 12,53 persen pada tahun 2021. [3] Kontinuitas Bank BRI dalam mengembangkan UMKM pada akhirnya tidak hanya memberikan kemudahan akses permodalan bagi UMKM, namun juga resiliensi pelaku usaha sehingga para pelaku UMKM mampu bertahan terhadap guncangan eksternal di kemudian hari.
Referensi:
[1] PT Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk. (2022). Public Expose Live 2022. Jakarta Pusat: BRI.
[2] Otoritas Jasa Keuangan. (2022). Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (SNLKI) 2021-2025. Jakarta Pusat: OJK.
[3] PT Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk. (2022). Laporan Tahun BRI 2022. Jakarta Pusat: BRI.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H