Mohon tunggu...
Indah Nurhayati
Indah Nurhayati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Iklim Usaha Inklusif, Tombak Keberhasilan Transformasi Digital UMKM Menuju Indonesia Maju

6 November 2022   23:04 Diperbarui: 6 November 2022   23:06 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dinamika Perekonomian Indonesia dan Pengaruhnya terhadap UMKM

Dinamika kondisi dua tahun terakhir menjadi tantangan besar bagi bangsa Indonesia dalam menyongsong peluang bonus demografi yang sedang terjadi di Indonesia hingga 2030 mendatang. Pasalnya, disrupsi pandemi COVID-19 pada awal tahun 2020 menggoyahkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sempat tembus di atas 5 persen pada tahun 2019. Kemerosotan pertumbuhan PDB berimplikasi pada regresivitas kegiatan produksi, pendapatan per kapita, dan pengeluaran nasional. Disrupsi pandemi COVID-19 menimbulkan luka mendalam terhadap enam sektor, antara lain akomodasi dan makan/minum, jasa lainnya, transportasi dan pergudangan, konstruksi, industri pengolahan, dan perdagangan. Signifikansi penurunan sektor-sektor lapangan usaha ini disebabkan ketidakmampuan para pelaku usaha dalam menghadapi disrupsi pandemi COVID-19. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2019, UMKM  memiliki peran strategis dalam pertumbuhan ekonomi nasional yang dibuktikan melalui pertumbuhan masif UMKM memberikan kontribusi kepada PDB sebesar 61,97% dengan daya serap tenaga kerja sebesar 97%. UMKM juga mampu menyerap dana investasi sebesar 60,4% dari total investasi. Secara historis, UMKM mampu bertahan di tengah guncangan eksternal krisis moneter 1997-1998 dan krisis finansial global 2008, namun guncangan pandemi COVID-19 mampu menggoyahkan resiliensi UMKM di Indonesia. 

Di tengah ketidakpastian ekonomi, Indonesia mengalami bonus demografi yang ditandai dengan lonjakan proporsi usia angkatan kerja (16-64 tahun) sebesar 70,72% dari 270,20 Juta Jiwa (Hasil Sensus Penduduk BPS, 2021).[1] Seyogianya, momentum bonus demografi merupakan momentum krusial untuk akselerasi pertumbuhan ekonomi melalui peluang investasi dan penyerapan tenaga kerja usia produktif. Fenomena bonus demografi mengindikasikan betapa besarnya potensi demografis di Indonesia. Hal ini linier dengan konsep trigatra yang merupakan modal bangsa menuju Indonesia adil dan makmur. Terdapat tiga komponen trigatra yang menjadi kekuatan modal bangsa Indonesia dalam bernegara, yaitu letak geografis, potensi demografis, dan kekayaan sumber daya alam. Pemahaman generasi muda terkait konsep trigatra yang disertai dengan penguasaan teknologi akan menghantarkan pada kemajuan bangsa Indonesia di masa mendatang. Akan tetapi, bonus demografi bisa berbelok menjadi bencana bagi bangsa Indonesia apabila tidak disertai dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. 

 

Orientasi Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi COVID-19

 

Disrupsi pandemi COVID-19 berimbas pada penurunan laju produk domestik bruto (PDB) sebesar -2,03 pada tahun 2020.[2] Kemerosotan laju PDB mengancam eksistensi UMKM yang berujung pada scarring effect. Sebagai respons dari problematika tersebut, pemerintah menggalakkan Program PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) guna menstimulus geliat bisnis UMKM.  Berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 1 Tahun 2020, Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) difokuskan untuk menyelamatkan sektor kesehatan dan perekonomian, yakni dalam bentuk jaring pengaman sosial'social safety net', serta program PEN yang ditujukan untuk dunia usaha dan masyarakat yang terdampak. Adanya program PEN membantu UMKM dalam kutermudahan mengakses keuangan agar tetap bertahan pada saat pandemi dan pasca pandemi. 

 

Indonesia secara progresif menunjukkan pemulihan. Hal ini dibuktikan dengan laju pertumbuhan PDB pada angka 3,69 persen dan ekonomi Indonesia diprediksi akan bertumbuh pada kisaran 4,5%-5,3% pada tahun 2022 (Bank Indonesia, 2022). Pemulihan ekonomi Indonesia diperkuat dengan adanya presidensi G20. Dengan adanya presidensi G20, Indonesia diharapkan mampu mendorong pemulihan ekonomi nasional melalui tiga agenda prioritas, yakni sistem kesehatan dunia, transformasi ekonomi & digital, dan transisi energi. Salah satu agenda prioritas, yakni transformasi ekonomi & digital menjadi sorotan di tengah pesatnya perkembangan teknologi.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun