Mohon tunggu...
Indah Nur Faizah
Indah Nur Faizah Mohon Tunggu... Administrasi - Education Quality Assurance Agency

Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Era Baru Inklusivitas : Mengenal Generasi Beta yang Lahir di Tahun 2025-2039

5 Desember 2024   09:05 Diperbarui: 5 Desember 2024   09:25 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Saat Generasi Z mulai berperan sebagai orang tua dan mentor, panggung pun mulai dipersiapkan untuk kemunculan penerus mereka yakni Gen Beta. Lahir dari tahun 2025 hingga 2039, kelompok generasi mendatang ini siap mewarisi dunia yang dibentuk secara mendalam oleh kemajuan teknologi yang pesat dan norma-norma masyarakat yang terus berkembang. Generasi Beta diperkirakan akan mewarisi dunia yang lebih beragam dan terhubung dibandingkan sebelumnya, berkat usaha Gen Z dan Milenial yang telah menghapus prasangka lama dan memupuk budaya penerimaan. Mereka akan tumbuh di masyarakat yang tidak hanya menerima, tetapi juga merayakan keberagaman ras, gender, seksualitas, dan gaya hidup. "Generasi Beta kemungkinan akan menjadi generasi yang paling inklusif, di mana keberagaman tidak hanya diakui, tetapi juga dihargai," ujar sosiolog Dr. Michael Thompson. Kebijakan dan praktik mereka mungkin secara alami akan cenderung mendukung kesetaraan dan keadilan, mencerminkan kematangan norma sosial yang lebih mengutamakan empati dan rasa hormat ketimbang sekadar toleransi. Berikut beberapa alasan mengapa generasi ini kemungkinan besar akan lebih inklusif:

1. Akses Informasi yang Lebih Luas dan Cepat

Generasi Beta tumbuh dalam era digital yang sangat terkoneksi, di mana mereka memiliki akses mudah ke berbagai informasi dari seluruh dunia melalui internet dan media sosial. Akses ini memungkinkan mereka untuk lebih memahami dan menghargai keragaman budaya, identitas, dan perspektif yang berbeda, yang memotivasi sikap inklusif.

2. Perubahan Sosial dan Kesadaran Keadilan

Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi pergeseran nilai sosial yang lebih menekankan pada kesetaraan, keadilan, dan hak asasi manusia. Isu-isu seperti kesetaraan gender, keragaman ras dan etnis, serta inklusivitas sosial semakin mendapatkan perhatian global. Generasi Beta, yang tumbuh di tengah-tengah kesadaran ini, lebih cenderung untuk mengadopsi nilai-nilai inklusif dan mendukung keadilan sosial.

3. Teknologi yang Memfasilitasi Kolaborasi Global

Teknologi komunikasi, seperti media sosial, aplikasi video konferensi, dan platform berbagi konten, memungkinkan generasi ini untuk berinteraksi dengan orang dari berbagai latar belakang, budaya, dan negara. Ini membentuk pemahaman yang lebih luas tentang dunia dan mengurangi stereotip serta prasangka terhadap kelompok tertentu.

4. Pendidikan yang Menekankan Keberagaman

Pendidikan modern semakin menekankan pentingnya keberagaman dan inklusivitas. Di banyak negara, kurikulum sekarang memasukkan pembelajaran tentang sejarah kelompok yang terpinggirkan, hak-hak minoritas, serta pentingnya saling menghormati dan berkolaborasi. Hal ini membentuk generasi Beta untuk lebih terbuka dan menerima perbedaan.

5. Perubahan di Tempat Kerja dan Keluarga

Tempat kerja dan keluarga semakin beragam dan inklusif. Banyak perusahaan dan organisasi kini mengadopsi kebijakan yang mempromosikan keberagaman dan inklusi. Keluarga juga semakin beragam dalam hal struktur dan budaya. Semua ini akan membentuk pandangan generasi Beta yang lebih inklusif terhadap dunia di sekitar mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun