Mohon tunggu...
Indah Nur Faizah
Indah Nur Faizah Mohon Tunggu... Administrasi - Education Quality Assurance Agency

Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Predikat Baru Gen Z Selain Menjadi Generasi Sandwich: Mengenal Fenomena "Doom Spending" dan Cara Menghindarinya

28 September 2024   11:13 Diperbarui: 28 September 2024   11:26 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Doom Spending" pada pertengahan bulan September menjadi istilah yang cukup booming dan hangat dibicarakan oleh khalayak ramai di Indonesia. Predikat atau label doom spending ini seringkali disangkut pautkan dengan praktik Gen Z dan milenial yang dianggap cenderung memiliki sifat impulsif. Lantas apa sebenarnya Doom Spending itu?. Mari kita pahami dan pelajari dengan seksama dalam artikel ini!

Akhir-akhir ini kita sering menjumpai kalimat viral pada linimasa sosial media baik instagram maupun tik tok yang kurang lebih seperti ini "wanita tidak berbicara, tiba-tiba checkout". Narasi tersebut banyak dibanjiri komentar dan dibagikan oleh orang-orang yang merasa terwakilkan perasaannya. Fenomena tiba-tiba checkout tanpa memikirkan kondisi keuangan dan konsekuensi jangka panjang itulah yang perlu gen z dan milenial waspadai, karena dapat mengarah pada doom spending. Mengutip dari artikel U.S.News yang mengatakan bahwa menjelajahi toko daring favorit atau secara impulsif membeli tiket pesawat sebagai respons stres, menunjukkan seseorang telah terlibat dalam apa yang dikenal sebagai pengeluaran yang tidak masuk akal (doom spending). Pengeluaran yang tidak masuk akal akan melibatkan pengeluaran lebih dari kemampuan seseorang bahkan menimbulkan aktivitas "beli sekarang bayar nanti" sebagai mekanisme penanggulangan.

Kebiasaan tersebut tentunya tidak sehat dan fatalistis bagi setiap orang di masa mendatang, khususnya gen z dan milenial yang tumbuh serta bergantung pada teknologi dalam aktivitas belanja ataupun kehidupan sehari-hari lainnya. Seorang Dosen Keuangan bernama Baeckstrm  pada artikel yang termuat dalam CNBC Make It mengatakan bahwa "Generasi yang tumbuh sekarang adalah generasi pertama yang akan menjadi lebih miskin daripada orang tua mereka untuk waktu yang sangat lama,". Artinya dapat kita pahami bahwa dampak buruk dari doom spending ini sangat mengerikan di masa yang akan datang. Oleh sebab itu, dibawah ini merupakan beberapa tips dan trick agar kita terhindar dari praktik doom spending, antara lain:

1. Manajemen Belanja

Manajemen belanaja merupakan strategi atau cara mengelola pengeluaran dan pendapatan anggaran secara efektif dan efisien. Cara ini merupakan ampuh dilakukan untuk menghindari praktik doom spending. Langkah awal yang dilakukan melalui manajemen belanja yakni a) membuat rencana belanja, sebelum berbelanja buatlah daftar barang yang ingin dibeli (prioritaskan pada barang yang memang dibutuhkan daripada yang diinginkan), b) Buat batasan anggaran, artinya sebelum memutuskan berselancar di e commerce ataupun belanja offline kita tetapkan terlebih dahulu batas anggaran yang jelas sebelum belanja, bisa dimulai dengan mengira-ngira harga dari barang yang akan dibeli. Strategi tersebut merupakan win solution agar gen z dan milenial agar tidak tergoda untuk membelanjakan barang-barang yang sejatinya tidak terlalu penting atau cenderung pada perilaku impulsive buying dan doom spending.

2.  Time Management Penggunaan Sosial Media

Dilansir dari laporan We Are Sosial, secara global Indonesia menempati posisi ke-10 sebagai Negara yang paling banyak menghabiskan waktu dengan media sosial. Waktu penggunaan media sosial di Negara kita rata-rata 197 menit atau sekitar 3,2 jam per hari.  Meskipun bisa dibilang kehadiran media sosial dapat membantu seseorang memperoleh informasi yang update, akan tetapi dewasa ini terpapar terlalu banyak berita berat bisa membuat planning masa depan kita sia-sia. Media sosial juga dapat membuat kita merasa harus mengikuti standar dan gaya hidup orang lain, padahal itu hanya sebagian kecil dari kenyataan. Mari mengurangi waktu di media sosial dan fokus pada kegiatan positif seperti diskusi dengan teman, olahraga atau sekedar nongkrong. 

3. Alokasi Pendapatan ke Tabungan dan Investasi

Investasi juga menjadi hal yang penting untuk gen z dan milenial lakukan, apalagi saat ini sudah banyak kemudahan untuk menjalankan investasi. Ada banyak jenisnya seperti investasi emas, reksadana, hingga investasi melalui deposito. Hal ini tentu saja penting sebagai dana darurat dan kebutuhan di masa mendatang. Selain investasi mengalokasikan pendapatan untuk tabungan juga sangat penting jika ada kebutuhan yang mendesak sehingga tidak akan lagi membebani pengeluaran Gen z dan Milenial.

Diatas merupakan langkah-langkah yang dapat Anda lakukan agar terhindar dari praktik doom spending dan membangun habit atau praktik keuangan yang sehat. Dewasa ini, banyak sudah cara-cara mengatur keuangan yang dapat kita pedomani dari tokoh-tokoh sukses. Mungkin dahulu kita hanya berfokus pada bekerja dan menghasilkan banyak uang, namun belum memahami bagaimana cara mengatur uang yang kita dapatkan. Keputusan untuk mengelola keuangan pun membutuhkan komitmen dan konsistensi pada diri sendiri. Apapun cara dan metodenya, tentunya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan prioritas. Ingat dan jadikan catatan bahwa langkah sederhana Anda dalam melakukan manajemen keuangan secara efektif dan efisien di masa muda akan membantu meraih keseimbangan keuangan dan bebas dari financial stress. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun