Pendidikan menjadi salah satu kebutuhan primer dari kehidupan manusia, karena dengan Pendidikan akan membentuk pribadi seseorang. Pendidikan merupakan keyword untuk mencapai masa depan seseorang yang lebih baik. Adanya pendidikan bermutu akan melahirkan anak bangsa yang cerdas, dan mengantarkan bangsa yang cerdas menjadi negara yang bermartabat.
Selain daripada itu, unsur pendidikan merupakan salah satu unsur Indeks Pembangunan Manusia (IPM), maka dari itu hal yang sangat urgent jika pendidikan perlu ditingkatkan lagi dari segi kualitasnya. Karena kualitas pendidikan inilah yang nanti akan mengantarkan manusia Indonesia menjadi manusia yang unggul.
Namun, Faktanya yang terjadi saat ini pendidikan di Indonesia masih memiliki kualitas yang rendah. Berdasarkan data yang diperoleh dari https://www.kemdikbud.go.id/ mengenai hasil survei Programme for International Students Assessment (PISA) yang dirilis oleh OECD (Organization for Economic Co-operation and Development) untuk Indonesia 2022 menunjukkan kemampuan matematika, membaca, dan kinerja sains siswa usia 15 tahun Indonesia mengalami peningkatan 5-6 peringkat dibanding tahun 2018, akan tetapi dengan skor menurun dibandingkan sebelumnya. Fakta tersebut dapat kita maknai bahwasannya kehadiran mutu bagi pendidikan sangatlah krusial.
Untuk itu pada Artikel ini mari kita kupas tuntas pengertian mutu, konsep The Juran Trilogy dalam TQM dan mengapa hal ini begitu vital dalam pelaksanaan pendidikan semua lini dari Pendidikan Usia Dini hingga Pendidikan Tinggi. Sebelum itu perlu kita tahu sebenarnya Filosofi TQM ini terus berkembang berdasarkan ide Deming yang kemudian dikenal sebagai Bapak TQM. Yang menarik, filosofi manajemen kualitas yang dikemukakan Deming pertama kali dikembangkan sebelum Perang Dunia II.Â
Deming mengemukakan bahwa manajemen kualitas harus pervasif, dan berfokus pada pemisahan produk bagus dari yang jelek, dan tanggung jawab atas kualitas ada di pundak seluruh orang. Deming juga menyadari bahwa sebagian besar permasalahan kualitas terletak dalam sistem. Lebih lanjut pakar mutu yakni Juran berpendapat bahwasannya mutu adalah pekerjaan yang berkaitan dengan manajemen.
Menurut Juran, 85% permasalahan tentang rendahnya kualitas atau mutu sebuah organisasi disebabkan karena manajemen strategi yang buruk. Maka Juran kemudian mengembangkan pikarannya ini dengan sebuah gagasan yang dinamai Manajemen Mutu Strategi (Strategic Quality Management/SQM).Â
Juran menjelaskan bahwa SQM ada tiga golongan dalam staf yang berkontribusi terhadap peningkatan mutu yakni manejer senior yang memiliki fungsi strategis tentang organisasi, manejer menengah yang memiliki fungsi operasional tentang organisasi dan para karyawan yang bertanggungjawab terhadap kontrol mutu. Juran kemudian mengemukakan tiga elemen pokok dalam proses manajerial suatu organisasi yang dikenal dengan The Juran Trilogy, yakni perencanaan kualitas, pengendalian kualitas dan perbaikan kualitas. Elemen-elemen ini sebenarnya diadopsi oleh Juran dari tiga landasan proses menejerial yang biasa digunakan untuk mengatur keuangan di suatu perusahaan. Adapun Trilogy Juran tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Perencanaan Kualitas (Quality Planning/QP). QP merupakan suatu proses manajemen untuk mengidentifikasi pelanggan, persyaratan/kebutuhan, produk dan jasa yang sesuai dengan karakteristik pelanggan. Proses ini juga akan menghantarkan produk dan jasa dengan perlengkapan yang benar, kemudian mentransfer pengetahuan ini kepada anggota perusahaan sehingga semua pelanggan mendapat kepuasan.
b. Pengendalian Kualitas (Quality Control/QC). QC merupakan suatu proses pemeriksaan dan evaluasi yang dilakukan secara sungguh-sungguh terhadap sebuah produk dan dibandingkan dengan persyaratan utama yang diinginkan oleh para pelanggan. Masalah yang terdeteksi akan dikoreksi demi peningkatan kualitas yang lebih baik lagi.
c. Perbaikan Kualitas (Quality Improvement/QI). QI merupakan suatu proses untuk mempertahankan mekanisme yang sudah baik, agar kualitas dapat dicapai secara terus menerus. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara memperhatikan alokasi sumber daya, menugaskan personil untuk melaksanakan proyek mutu, memberikan pelatihan bagi para karyawan dan menetapkan strategi yang permanen untuk mempertahankan kualitas yang telah dicapai sebelumnya dan mengejar kualitas yang belum sempurna.