(6) CSE-UCLA Evaluation Model
CSE-UCLA terdiri dari dua singkatan, yaitu CSE dan UCLA, CSE merupakan akronim dari Center For Study Of Evaluation, sedangkan UCLA merupakan singkatan dari University Of California In Los Angles. Ciri dari model CSE-UCLA adalah ada lima tahapan yang dilakukan dalam melakukan evaluasi, yaitu perencanaan, pengembangan, implementasi, hasil, dan dampak.
 (7) CIPP Evaluation Model, dikembangkan oleh StufflebeamÂ
Model evaluasi ini diartikan sebagai model yang memandang program yang dievaluasi sebagai suatu sistem. Adapun akronim CIPP yakni context evaluation, input evaluation, process evaluation, product evaluation, dan outcome evaluation.
(8) Discrepancy Model dikembangkan oleh Provus
Model ini menonjolkan gap implementasi program, sehingga evaluasi yang dilakukan oleh evaluator terhadap program dapat mengukur besarnya gap yang ada pada masing-masing komponen
Pada pembahasan artikel kali ini yang akan dibahas lebih lanjut yakni model CIPPO yang merupakan perluasan dari evaluasi model CIPP.
Pengertian Evaluasi Model CIPPO
Model evaluasi CIPPO merupakan model yang paling banyak dikenal. Model CIPP dikembangkan oleh Stufflebeam, dkk (1967). CIPP merupakan akronim  dari Context Evaluation, Input Evaluation, Process Evaluation, dan Product Evaluation. Model CIPP adalah model yang memandang sebuah program sebagai sebuah sistem,dengan demikian, jika evaluator telah menentukan akan menggunakan model ini maka mau tidak mau mereka harus menganalisis program tersebut berdasarkan komponen-komponenya. Saat ini model evaluasi CIPP diperluas oleh seorang ahli evaluasi dari University of Washington yang bernama Gilbert Sax, ia menambahkan komponen outcome sehingga menjadi model CIPPO. Model CIPP hanya berhenti untuk mengukur output atau produk akan tetapi model CIPPO mengukur hingga outcome atau dampak (kebermanfaatan). Adapun akronim dari CIPPO yakni context (konteks),input (masukan), process (proses), product (produk), dan outcome (dampak).
Model CIPPO dianggap sebagai model evaluasi yang lebih komprehensif dibandingkan dengan model evaluasi lainnya. Hal ini dikarenakan model evaluasi CIPPO memiliki pendekatan yang holistik sehingga memberikan gambaran yang sangat detail dan luas terhadap pelaksanaan program atau objek, mulai dari konteksnya hingga dari dampak program. Pengembangan model ini juga dianggap mampu menggambarkan keberhasilan suatu program secara detail. Sesuai yang disampaikan pendapat Jaedun (2010) mengenai komponen tambahan yang diperlukan dalam proses evaluasi yaitu pengukuran terhadap dampak atau outcome guna mengetahui bagaimana keberhasilan pengguna program pada suatu objek.
Komponen Evaluasi Model CIPPO