Asistensi Mengajar merupakan salah satu program MBKM yang ada di Universitas Negeri Malang. MBKM merupakan pembaharuan dalam dunia pendidikan oleh Kemendikbud Ristek sebagai upaya untuk mengubah sistem pendidikan dengan meningkatkan standar, kita dapat memastikan bahwa lulusan yang dihasilkan menjadi lebih relevan.Â
Dengan adanya program Asistensi Mengajar, mahasiswa diberi kesempatan untuk ikut serta dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang kreatif. Kegiatan Asistensi Mengajar (AM) berlangsung berdasarkan bimbingan dari dosen serta guru pamong di sekolah yang menjadi tempat tugas. Pengalaman menjadi Asistensi Mengajar selama satu semester adalah momen yang penuh pembelajaran, tantangan, dan kepuasan tersendiri.
Salah satu pengalaman terbaik penulis selama asistensi mengajar adalah ketika penulis menggunakan teka-teki silang (TTS) sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap nilai-nilai Pancasila. Metode ini tidak hanya memberikan dampak positif terhadap siswa, tetapi juga membuka wawasan penulis tentang pentingnya kreativitas dalam mengajar.Â
Sebagai Asistensi Mengajar dalam mata pelajaran Pendidikan Pancasila, penulis bertugas membantu guru dalam menyampaikan materi kepada siswa kelas XI. Salah satu tantangan terbesar adalah membuat materi tentang Pancasila terasa relevan dan menarik bagi siswa, mengingat sebagian besar dari mereka menganggapnya sebagai mata pelajaran yang membosankan.Â
Penulis pun mencoba mencari metode alternatif yang interaktif dan menyenangkan agar siswa lebih antusias dalam belajar. Penulis memutuskan untuk menggunakan TTS sebagai media pembelajaran. Langkah pertama yang penulis lakukan adalah menyusun pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan materi Pancasila.Â
Pertanyaan-pertanyaan tersebut mencakup, Pengertian Pancasila, Makna masing-masing sila, serta Contoh penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bantuan perangkat lunak pembuat TTS, penulis membuat desain yang menarik dan mencetaknya dalam jumlah cukup untuk setiap kelompok siswa.
Pada hari pelaksanaan, penulis memulai dengan memberikan penjelasan singkat tentang pentingnya memahami nilai-nilai Pancasila. Setelah itu, penulis membagi siswa ke dalam kelompok kecil dan membagikan lembar TTS kepada masing-masing kelompok. Penulis memberikan waktu 20 menit untuk siswa menyelesaikan tugas tersebut. Selama proses berlangsung, penulis melihat siswa bekerja sama dengan semangat.Â
Mereka berdiskusi, mencari jawaban, dan bahkan beberapa kali tertawa ketika salah satu anggota kelompok memberikan jawaban yang lucu.Â
Setelah waktu selesai, penulis dan siswa membahas bersama-sama jawaban dari TTS tersebut dengan sistem perwakilan kelompok yang angkat tangan terlebih dahulu dapat menjawab pertanyaan dan dilakukan hingga semua soal terjawab. Penulis juga memberikan penjelasan tambahan untuk memperkuat pemahaman mereka.
Menggunakan TTS dalam pembelajaran Pancasila adalah salah satu pengalaman terbaik penulis selama asistensi mengajar. Metode ini berhasil mengubah persepsi siswa tentang mata pelajaran yang dianggap membosankan menjadi sesuatu yang menarik dan menyenangkan. Lebih dari itu, pengalaman ini mengajarkan penulis bahwa kreativitas dan inovasi adalah kunci untuk menjadi pengajar yang efektif.Â
Melalui pengalaman ini, penulis juga belajar bahwa pembelajaran bukan hanya tentang mentransfer ilmu, tetapi juga tentang menciptakan pengalaman yang bermakna bagi siswa. Dengan menggunakan media interaktif seperti TTS, kita dapat membantu siswa memahami nilai-nilai penting dalam kehidupan mereka, termasuk nilai-nilai luhur Pancasila yang menjadi dasar bangsa Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H