Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Rekomendasi Menjalani Slow Living di Kabupaten Soppeng

20 Januari 2025   15:04 Diperbarui: 20 Januari 2025   15:04 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Taman Kalong, Ikon Kabupaten Soppeng (dokpri)


Slow living adalah konsep hidup yang mendorong kita untuk memperlambat laju kehidupan, mengutamakan kualitas dibanding kuantitas, dan menghargai setiap momen hidup secara mindful.

Mindful sendiri artinya adalah kesadaran penuh.  Memahami setiap detik kehidupan, menikmati proses hidup, menganalisis dengan penuh perhatian.

Hidup slow living dan mindful, jauh dari hiruk pikuk duniawi, jauh  dari bising perang komen di sosmed. Hidup di dunia nyata dengan kesadaran penuh dan menikmatinya.

Kota mana yang nyaman untuk melakukan semua itu? Izinkan saya merekomendasikan Kabupaten Soppeng.

Kabupaten Soppeng adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan. Jika diukur jaraknya dari ibu kota provinsi yaitu Kota Makassar, mencapai 157,1 km. Dengan perjalanan darat, kurang lebih kita akan mencapai Soppeng dalam waktu 3-4 jam dari Makassar.

Secara geografis, Kabupaten Soppeng berbatasan langsung dengan Kabupaten Bone di sebelah selatan, sebelah timur Kabupaten Wajo, sebelah utara Kabupaten Sidenreng Rappang, dan di sebelah barat Kabupaten Barru.

Suhu udara di Kabupaten Soppeng cukup sejuk berkisar antara 18,4 - 34,7 derajat celcius. Hal ini dikarenakan ketinggian wilayahnya bervariasi mulai dari 5 - 1.500 dari permukaan laut. Dataran rendah maupun  pegunungan, dapat ditemukan di Kabupaten Soppeng. Hasil bumi yang utama adalah padi dan Soppeng merupakan salah satu lumbung padinya Sulawesi Selatan. Hamparan sawah luas menghijau dan menguning emas, merupakan pemandangan yang umum dijumpai dalam perjalanan menuju Watansopeng, jantung ibu kota Soppeng.

Udaranya yang sejuk dan kekayaan pegunungan di Soppeng turut mendukung sektor pariwisata terus berkembang di Soppeng. Beberapa wisata alam yang terkenal adalah permandian alami air panas Lejja. Sumber air panasnya di daerah hulu, airnya benar-benar panas dan mengepul. Air panas ini mengalir ke sungai-sungai dan kemudian dimanfaatkan sebagai permandian air panas dengan membangun beberapa kolam. Sebagai pendukung area wisata Lejja, beberapa penginapan berbentuk rumah panggung juga tersedia di dalam area wisata Lejja. Area wisata Lejja ini dikelola oleh Kementerian Kehutanan, tepatnya oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sulawesi Selatan.

Permandian Lejja (Sumber: rakyatsulsel.fajar.co.id)
Permandian Lejja (Sumber: rakyatsulsel.fajar.co.id)

Wisata alam lainnya adalah permandian Citta, permandian Ompo, air terjun Liu Pangie, air terjun Datae, air terjun Minawoe, gua Coddong, puncak Gunung Sewo, puncak Biccuing, area pegunungan Bulu Dua, dan masih banyak lagi lainnya.

Adapun di pusat kota Watansoppeng, terdapat alun-alun di mana di dalamnya terdapat Taman Kalong. Dinamai Taman Kalong karena di pusat kota inilah terdapat ribuan kalong atau kelelawar yang hidup bergelantungan di pohon asam yang terdapat di sekeliling taman. 

Kelelawar bergelantungan di pohon Asam di Taman Kalong (dokpri)
Kelelawar bergelantungan di pohon Asam di Taman Kalong (dokpri)

Selain pohon asam tempat bermukim para kalong, Taman Kalong sangat nyaman dipakai sebagai tempat duduk-duduk di sore hari menunggu bedug maghrib. Tak perlu takut lapar karena di sekeliling taman banyak penjual makanan dan minuman. Di seberangnya berdiri megah Masjid Raya Soppeng. Tak jauh dari Taman Kalong terdapat bangunan Villa Yuliana. Bangunan ini merupakan peninggalan Belanda dengan arsitektur khas Belanda. Peruntukannya sekarang adalah sebagai museum tempat menyimpan aneka benda peninggalan sejarah.

Situasi kota tidak terlalu ramai, namun di pusat kota alias di Taman Kalong tiap sore hingga malam cukup ramai karena menjadi tempat nongkrong yang asyik.

Sebagai tempat untuk menjalani hidup slow living, saya merekomendasikan Soppeng. Namun tentu untuk sekarang ini kehidupan slow living belum bisa saya terapkan karena hidup masih penuh target-target kinerja. Saya membayangkan slow living full baru bisa saya lakukan jika saya pensiun dan anak-anak sudah mandiri. 

Jika tinggal di Soppeng dan menjalankan slow living saat sudah pensiun, saya akan tinggal di desa pusat kerajinan sutera dan akan belajar menenun di sana. Jika bosan, saya akan pergi ke Villa Yuliana untuk belajar sejarah. Saya juga akan belajar membuat tape yang manis dan bolu cukke. Soppeng memang terkenal dengan oleh-oleh khasnya sutera, bolu cukke, tape ketan hitam, dan bannang-bannang. Mungkin masih ada yang lain yang belum saya sebut. Ada banyak jajanan tradisional di toko oleh-oleh yang saya tidak tahu namanya.

Setiap sore saya akan berjalan-jalan di Taman Kalong. Kadang ada ibu-ibu yang senam di taman dan anak kecil yang bermain air mancur buatan. Semua tingkah laku orang-orang di taman  tentu menarik untuk diamati. 

Senam ibu-ibu di Taman Kalong (dokpri)
Senam ibu-ibu di Taman Kalong (dokpri)

Saya juga bisa mengamati kalong- kalong di pepohonan. Saat azan maghrib berkumandang, saya akan salat di masjid raya hingga isya. Sebelum pulang ke rumah, saya makan dulu di tempat makan di sekitar Taman Kalong. Pada saat-saat saya sangat sehat dan bersemangat, saya akan jelajahi satu per satu destinasi wisata alam Soppeng. Semua akan saya jalani dengan santai, tenang dan tidak tergesa-gesa. I will enjoy my slow living at Soppeng. Ada yang tertarik mau ikut?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun