Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kopdar Dadakan Sobat IIDN Jogja, Memanfaatkan Kesempatan dalam Kesempitan

17 Januari 2025   12:41 Diperbarui: 17 Januari 2025   12:41 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berfoto bersama mbak Titin (Sumber: dokpri) 

Pada kesempatan saya ke Jogja akhir tahun lalu, saya tidak mengabarkan kedatangan saya ke banyak teman. Sebenarnya teman saya banyak di Jogja, tapi saya nyadar waktu saya sempit, sehingga saya sengaja tidak mengabarkan. Alasannya daripada kagol nggak ketemu, atau malah saya yang jadi nggak enak karena tidak bisa menemui. Maklum saya datang bersama rombongan kecil kantor, otomatis ada agenda yang wajib saya ikuti. Saat free pun harus membersamai teman jalan-jalan dan belanja.

Saya hanya mengabarkan kedatangan saya di grup IIDN Jogja alias Ibu-Ibu Doyan Nulis Jogja, komunitas di mana saya pernah menjadi pengurus sekitar tahun 2013-2015 dulu saat saya bermukim di Jogja. Sambil memposting foto saya di bandara YIA, saya mengatakan bahwa waktu kosong saya hanya di hotel pada jam-jam tertentu. Wah, sudah kayak orang penting sok sibuk saja saya, hahaha.

Sebelumnya saya sudah ngabari mbak Titin, salah satu sahabat di IIDN Jogja. Bahkan dialah yang merekomendasikan Hotel Kombokarno tempat saya nginep selama di Jogja. So, saya ketemuan duluan dengan mbak Titin malam saat saya tiba di Jogja. Sempat kami makan dan jalan-jalan di jalan Malioboro.

Malam itu mbak Irfa, ketua IIDN Jogja - menjapri saya dan mengutarakan maksud mau ketemu. Dan karena beliau juga sibuk minta ampun, bisanya hanya setelah subuh di hari Jumat! Dan perlu digarisbawahi, beliau itu khusus mendatangi saya jauh-jauh dari tempat tinggal beliau di Muntilan! Jauh, lho!

Ah sudah biasa, katanya santuy.

Mbak Irfa mengajak mbak Dede, teman IIDN juga yang nota bene adalah induk semang saya saat saya tugas belajar di Jogja. Ceritanya saya kuliah lama banget sampai duit habis. Di masa-masa menjelang lulus, saya memutuskan untuk numpang di rumah salah satu teman, dan itu adalah mbak Dede. 

Kalau saya pikir-pikir lagi hari ini, alangkah baiknya beliau mengizinkan saya tinggal di rumahnya waktu itu. Free, lho. Lemah teles ya, Mahde (panggilan kesayangan beliau), Gusti Allah yang mbales.

Nah, jadi pagi itu hari Jumat, kedua mbak-mbak yang cantik rapi jali ini sudah ketuk-ketuk pintu kamar hotel. Saya juga sudah rapi karena rencana hari itu saya dan rombongan presentasi kegiatan kantor di Balai Besar Penerapan Standar Instrumen Kehutanan di daerah Purwobinangun, Sleman.

Sebenarnya kualat saya karena yang mendatangi saya adalah ketua IIDN Jogja dan eks ibu kos saya. Harusnya saya yang sowan ke mereka to? Untungnya saya menang tuwo, hahaha.

Begitulah kami bercanda ngobrol ngalor ngidul. Sambil ngemil, karena dua mbak-mbak ayu ini bawain jajan banyak. Alhamdulillah. Di sela-sela ngobrol pun sempat saya sela dengan ngerampungin paparan presentasi saya, wkwkwk.

Pukul tujuh pagi saat sarapan di hotel. Otomatis kedua sahabat saya juga ikutan turun, secara halus saya usir hahaha. Lha saya mau kerja je. Mereka sudah mau pergi tapi saya ajak sarapan dulu di ruang makan hotel, jadi acara ngobrol dilanjutkan lagi. Ngobrol tok gak seru kalau tanpa bukti kunjungan. Jadi kami bertiga berfoto di depan Hotel Kombokarno, difotoin sama Sri, teman saya dari Makassar.

Mbak Irfa, Mahde dan saya (Sumber: dokpri)
Mbak Irfa, Mahde dan saya (Sumber: dokpri)

Alhamdulillah benar-benar memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan ini, usai foto bersama kami pun saling pamitan. Mbak Irfa dan Mahde ke tujuan berikutnya, dan saya beserta kawan dari Makassar berangkat ke Purwobinangun pakai taksi online. 

Kopdar berikutnya bersama mbak Titin tapi bukan mbak Titin yang pertama saya sebut di awal artikel ya. Yang ini mbak Titin teman IIDN sekaligus sesama rimbawati. Beliau kerja di Taman Nasional Gunung Merapi. Mbak Titin mau datang pagi-pagi hari Sabtu sebelum saya dijemput teman untuk jalan-jalan. Beliau bawa oleh-oleh juga buat saya, alhamdulillah.

Kami ngobrol di lobi hotel. Kebanyakan ngobrol tentang umrohnya karena beliau baru saja pulang umroh, makanya saya juga dibawain kurma dan air zamzam alhamdulillah. Kami ngobrol hanya sekitar satu jam karena saya pun sudah janjian dengan teman lain.

Mbak Titin dan saya (Sumber: dokpri)
Mbak Titin dan saya (Sumber: dokpri)

Hari Sabtu itu saya dan Sri dijemput Andri - teman eks kantor kami yang sudah pindah dan bermukim di Jogja - untuk jalan-jalan ke Aglaonema Park dan jeJamuran (kisahnya sudah saya tulis di Kompasiana). Sepulang dari jalan-jalan, Liya, salah satu sahabat di IIDN Jogja sudah meminta waktu untuk ketemuan. Saya kangen mbak Indah, ucapnya melalui text WA. Kami janjian ketemuan pukul lima sore.

Liya adalah anggota IIDN yang relatif masih muda dan pembawaannya ceria. Ia cerita banyak tentang keluarga. Tentang suaminya yang seorang coach, tentang anak-anaknya, dan tentang dirinya sendiri dengan seabreg aktivitas. Yang saya senang, Liya ternyata sedang sekolah lagi, semangat Liya! Sekolah di DKV biar kalau jadi juri lomba menggambar, pede! Begitu katanya.

Hahaha padahal Liya ini jago gambar walau kuliah di teknik. Dia punya sanggar menggambar dan menerbitkan buku-buku tentang menggambar. Selain jago gambar dia juga pintar ngaji dan ngajarin anak-anak ngaji juga di area tempat tinggalnya. MasyaAllah, pokoknya inspiring sekali dia. Statusnya sebagai ibu dua anak tidak membatasinya untuk terus mengeksplore dirinya. Belajar sampai tua, Liya! Ganbatte!

Kami ngobrol di lobi sampai geser ke kafe. Liya mau makan nasi goreng kambing dan saya ditraktirnya jus buah-buahan. Hahaha, harusnya saya yang nraktir, tapi Liya insist mau nraktir saya. Ya sudah, makasih ya, Liya! Liya juga membawakan saya tiga paket pewarna cat air buat ketiga anak-anak saya.

Bersama Liya di kafe Hotel Kombokarno (Sumber: dokpri)
Bersama Liya di kafe Hotel Kombokarno (Sumber: dokpri)

Terakhir, tak hanya menjadi pembuka acara kopdaran mendadak dengan teman-teman IIDN, Mbak Titin datang ke hotel lagi paginya saat saya sedang siap-siap ngurusi barang-barang ke stasiun lalu ke bandara. Beliau mau nguntapke, atau mengantar kepergian sahabatnya ini kembali ke Makassar.  Saya dan Sri sarapan tapi mbak Titin menolak waktu saya ajak makan. Padahal sengaja saya ambilkan banyak di piring supaya bisa makan kembul sama saya ( makan sepiring berdua). Mbak Titin ikut membantu saya menaikkan barang-barang ke bagasi grab yang akan membawa kami ke stasiun.

Saya sudah siap balik ke Makassar dan Mbak Titin (Sumber: dokpri)
Saya sudah siap balik ke Makassar dan Mbak Titin (Sumber: dokpri)

MasyaAllah saya sungguh bahagia, di sela-sela perjalanan dinas saya ke Jogjakarta, bisa menyempatkan ketemu dengan teman-teman IIDN Jogja di waktu yang sangat sempit. Banyak yang tidak bisa ketemu karena pasti semua juga punya kesibukan sendiri.

InsyaAllah masih ada lain kali. Saat itu mungkin saya akan mengabarkan kedatangan saya di medsos supaya lebih banyak teman yang tahu dan dapat ketemuan rame-rame. Duh, kayak artis mau jumpa fans saja hahaha.

Demikianlah, Jogja bagi saya tak hanya kota wisata. Tak hanya kota yang berjasa memberi saya gelar akademik melalui salah satu perguruan tingginya, namun juga kota sahabat. Di Jogja saya tak akan pernah kesepian karena selalu ada sahabat yang setia. Sampai ketemu lagi, Jogja!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun