Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Almost Fifty, And Die

12 Januari 2025   20:57 Diperbarui: 12 Januari 2025   20:57 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kenangan terakhir bertemu Henry (kaos abu-abu) - sumber dokpri

Artikel ini saya dedikasikan untuk sahabat saya, Henry Kristian, yang berpulang saat usianya jelang 50 tahun.

Hai, Hen. Saat artikel ini kutulis, kamu sudah ada di dalam tanah. Menyatu bersama zat yang membentuk kita dulu, saat manusia pertama diciptakan. Tanah.

Pertemuan kita diawali saat remaja, ketika kita sama-sama masuk di kelas 2 Bio 1, SMA Negeri 4 Malang. Tentu aku sudah lupa detailnya, karena usiaku pun sekarang hampir 50 dan lupa adalah nama tengahku.

Entah bagaimana kita bisa akrab, tapi kamu dan teman-teman segang-mu memang adalah anak-anak yang paling supel waktu itu. Kalian masuk di setiap lapisan. Akrab dengan semua teman. Henry, Zainuri, Sugeng, dan Afif. Bahkan sampai kita berpisah, lalu memilih jalan masing-masing. Kamu sepertinya langsung bekerja, atau kuliah ya -- aku lupa. Zainuri kuliah -- aku lupa di mana. Afif dan Sugeng melanjutkan di Akademi Gizi. Sedangkan aku kuliah di Univ. Brawijaya.

Sesekali, kamu meneleponku menanyakan kabar.

Hingga kemudian tanpa ada angin dan hujan, kamu datang ke rumah. Waktunya kayaknya aku sudah dua tahun kuliah. Kamu nggak sendiri tapi bersama seorang gadis yang manis, kau kenalkan sebagai pacar. Wih, ngapain kamu bawa-bawa pacar ke rumahku, mau pamer, ya? Hahahaha.

Lalu tak lama aku mendengar kamu sudah menikah dengan pujaan hatimu. Aku lupa apa kamu mengundangku apa tidak -- kayaknya nggak, ya?

Kemudian kita nggak kontak-kontakan lagi. Akupun setelah kuliah langsung diterima kerja di Makassar dan kemudian menikah, dan sepertinya sampai akhir hayatku bakal di sini.

Tahun 2016 kalau nggak salah, kelas kita mengadakan reuni. Waktunya nggak cocok dengan schedule-ku. Tapi saat rapat persiapan, aku datang. Dan di situ kita ketemu lagi. Di kafe di samping eks sekolah kita. Ngobrol-ngobrol seru dengan beberapa teman lama dan kamu juga mengantarku pulang.

Kamu bercerita tentang pekerjaanmu membuat bus. Iya membuat rangka bus, pekerjaan yang jauh dari bayanganku. Maksudku, aku nggak tahu bagaimana caranya, seperti apa, seberapa berat. Tapi kaubilang, hanya itu yang kaubisa. Tentu kamu hanya merendah, karena sebetulnya talentamu banyak. Kamu bisa mengukir dengan baik dan melukis dengan indah. Tapi kamu butuh pekerjaan yang cepat mendapatkan uang, gaji perbulan yang rutin, untuk menghidupi keluargamu. Kalau hanya mengandalkan seni tentu tak bisa dijadikan pegangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun