Ketika pertama kali saya diangkat menjadi PNS, saya ditempatkan di sebuah institusi litbang, tepatnya Litbang Kehutanan dengan jabatan sebagai calon peneliti. Nama kantor saya waktu itu adalah BTPDAS - Balai Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, bertempat di Ujung Pandang (sekarang Makassar).
Saya sendiri sebenarnya tidak memiliki background pendidikan kehutanan. Saya waktu itu adalah Sarjana Perikanan.Â
Setelah mulai bekerja di kantor pertama saya itu, saya dihadapkan pada tiga pilihan karena di kantor ada 3 kelti (Kelompok Peneliti). Ketiga Kelti yaitu Kelti Hidrologi (Menangani masalah aliran air dari hulu ke hilir); Kelti Konservasi Tanah dan Air (Menangani masalah pengelolaan DAS, pola tanam, kondisi tanah, dan lain-lain); dan Kelti Sosek Kehutanan (Menangani masalah hubungan manusia dan hutan).Â
Sepertinya tidak ada yang nyambung dengan background pendidikan saya, ya? Tapi jurusan saya waktu kuliah di Fakultas Perikanan adalah jurusan Sosial Ekonomi Perikanan. Hal ini membuat saya mantap memilih Kelti Sosial Ekonomi Kehutanan. Toh, kami sama-sama mempelajari manusia. Cuma di bangku kuliah yang dipelajari adalah insan-insan perikanan seperti nelayan, pengusaha perikanan, instansi perikanan, sedangkan saat sudah bekerja yang dipelajari adalah masyarakat sekitar hutan.
Sasarannya beda, namun alat dan metode penelitian yang digunakan hampir serupa. Tentu saja, belajar untuk dapat feel kehutanannya juga harus tetap dilakukan. Kepala Balai kami waktu itu mengharuskan kami duduk di perpustakaan untuk belajar sebanyak-banyaknya tentang tusi kantor. Saya juga belajar dari teman-teman satu angkatan. Kami waktu itu masuk sebagai pegawai baru, ada bersepuluh.
Lima orang sebagai calon peneliti dari berbagai kampus negeri. Dua lulusan IPB, satu UGM, satu Unsoed, dan saya Universitas Brawijaya.Yang dari IPB dan UGM berasal dari Fakultas Kehutanan, sedangkan yang dari Unsoed background-nya Biologi.Â
Lima orang lagi adalah calon teknisi, lulusan dari SKMA (Sekolah Kehutanan Menengah Atas, sekarang SMK Kehutanan Negeri).
Saya masih ingat judul-judul penelitian yang harus saya handel di awal-awal bekerja. Saya membantu peneliti senior menyelesaikan penelitian tentang Hutan Cadangan Pangan. Masih relevan hingga saat ini temanya ya, mengingat program Pak Prabowo hutan untuk kemandirian pangan.
Selain penelitian mengenai Hutan Cadangan Pangan, saya juga membantu penelitian berjudul Kelembagaan Pengelolaan DAS. Pada kegiatan ini saya turut membidani lahirnya dua koperasi hutan rakyat di daerah Malino, Kabupaten Gowa.
Pada tahun 2007, reorganisasi di Departemen Kehutanan mengakibatkan kantor saya harus bubar. Kebijakannya waktu itu tidak boleh ada dua institusi litbang kehutanan di satu kota. Memang di Makassar ada dua institusi litbang yaitu kantor saya dan BPK Makassar (Balai Penelitian Kehutanan Makassar).