Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Banjir Bandang Sukabumi, Salah Siapa?

5 Desember 2024   05:43 Diperbarui: 5 Desember 2024   09:19 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanggal 4 Desember 2024 saya sedang duduk di depan televisi ketika tayangan berita mencuri perhatian saya. Banjir bandang Sukabumi, demikian judul yang tertera. 

Luapan air sungai berwarna cokelat dengan arus kencang terlihat di layar televisi. Tak lama beberapa kendaraan hanyut. 

Padahal sebelumnya kendaraan itu parkir di tempat yang aman. Luapan air secara tiba-tiba membuat kendaraan-kendaraan tersebut menjadi korban banjir.

Satu video amatir malah menunjukkan gambar yang lebih dramatis ketika sebuah kendaraan berusaha menerobos banjir, lalu tersangkut sebuah tiang listrik. Arus yang kuat membuat kendaraan akhirnya terguling. 

Dari arah si pembuat video, sebenarnya telah ramai suara orang berteriak mengingatkan pengendara mobil untuk tidak menerjang banjir, dan mengingatkan untuk segera keluar dari kendaraan. 

Tapi kemalangan tak bisa dicegah. Seingin apapun membantu, orang-orang ini pun tak bisa berbuat banyak. Nyawa taruhannya jika nekad membantu menyeberang banjir besar.

Untungnya pengendara mobil ternyata dapat menyelamatkan diri. Seorang sopir dan dua penumpang berhasil keluar dari mobil di saat yang tepat dan membiarkan mobil hanyut terbawa air.

Syukurlah masih dilindungi Tuhan. Tentunya pengalaman ini merupakan pengalaman tak terlupakan buat mereka karena jadi semacam kesempatan untuk 'hidup' yang diberikan Tuhan.

Berita lain memperlihatkan beberapa petugas melakukan tindakan penyelamatan, mengevakuasi warga untuk berpindah ke tempat yang lebih aman. 

Saya sangat salut pada petugas yang selalu siap siaga di saat-saat terjadi musibah seperti ini. Semoga pekerjaan mereka dimudahkan dan mereka selalu sehat, aamiin.

Data terakhir menunjukkan banjir mengakibatkan  22 kecamatan terdampak bencana. Selain banjir, dampak curah hujan tinggi menimbulkan  tanah longsor, angin kencang  dan pergerakan tanah di beberapa titik kejadian. Jumlah jiwa terdampak adalah 103 kepala keluarga (KK) dan 243 jiwa.

Dikatakan dalam berita bahwa banjir ini terjadi akibat curah hujan yang deras selama 24 jam, sehingga air Sungai Cikaso meluap. Sungai Cikaso terletak di  Sukabumi Utara dan mengalir ke selatan ke Kabupaten Surade di Sukabumi Selatan. 

Pada salah satu anak sungainya membentuk air terjun Cikaso yang berada di kawasan wisata Ujung antara Jampang Kulon dan Surade. Air terjun ini memiliki ketinggian hampir 80 meter. 

Air terjun yang biasa disebut Curug Cikaso itu memiliki tiga aliran air terjun di mana airnya mengalir melalui tebing yang tinggi, dengan hiasan tumbuhan hijau di sekitarnya. 

Curug Cikaso (nativeindonesia.com/michilda sabaru)
Curug Cikaso (nativeindonesia.com/michilda sabaru)

Keindahan air terjun dan tempatnya yang asri membuat Curug Cikaso menjadi salah satu destinasi wisata yang menarik di Sukabumi. Siapa menyangka salah satu aliran sungai dari area indah ini bisa berubah menjadi garang dan ganas ketika banjir bandang melanda.

Ternyata banjir bandang di  Sukabumi pernah terjadi tahun 2020, namun di area yang berbeda akibat curah hujan yang tinggi pula. Sungai yang meluap adalah Sungai Citarik-Cipeuncit dan Cibojong. 

Kondisi sungai ditengarai rusak oleh erosi dan sedimentasi sehingga menyebabkan terjadinya bendung alami. Pada saat curah hujan tinggi di bagian hulu, berpotensi terjadi limpasan air yang menerjang bendung alami menyebabkan aliran air bercampur lumpur dalam jumlah besar dan cepat yang biasa disebut sebagai banjir bandang.

Apakah kejadian meluapnya Sungai Cikaso tahun 2024 ini sama dengan kejadian tahun 2020, masih belum ada yang membahasnya. Selama ini mitos banjir selalu terkait dengan penggundulan hutan di area hulu dan masyarakat yang membuang sampah di sungai. 

Lalu bagaimana dengan kinerja instansi pemerintah yang menangani urusan pengelolaan sungai? Apakah kondisi sungai yang mengalami erosi dan sedimentasi tidak seharusnya mendapatkan perhatian lebih terutama menjelang  musim hujan sehingga ada perlakuan yang dapat diupayakan untuk mencegah kejadian banjir?  

Dengan langkah-langkah mitigasi, mungkinkah kejadian banjir bandang dapat diupayakan agar tidak terulang? Bukan hanya di Sukabumi tapi juga di daerah lain di Indonesia dengan karakteristik serupa.

Semoga ada skema terbaik pencegahan dan penanggulangan banjir melalui kerja bersama masyarakat, pemerintah dan swasta untuk menuju Indonesia bebas banjir.

Tentu hal ini bisa diupayakan sehingga jika ada kejadian banjir tidak kemudian hanya permakluman ... memang itu dataran rendah, memang itu langganan banjir - yang mencerminkan kata-kata kepasrahan dan enggan berbenah. Yuk, kita bisa, yuk.

Sumber:

https://sda.pu.go.id/balai/bwssumatera1/article/tugas-dan-fungsi-balai-wilayah-sungai

https://regional.kompas.com/read/2020/09/23/21405181/bnpb-ungkap-penyebab-banjir-bandang-sukabumi-akibat-sedimentasi-sungai-dan?page=all

https://nativeindonesia.com/curug-cikaso/#:~:text=Curug%20Cikaso%2C%20Air%20Terjun%20Cantik%20Yang%20Dibalut%20Mitos,Curug%20Cikaso%20...%207%20Mitos%20Curug%20Cikaso%20

https://m.kumparan.com/kumparannews/nekat-melintas-mobil-terseret-arus-deras-luapan-sungai-cikaso-sukabumi-242gjelJrMj/3

https://bandung.kompas.com/read/2024/12/04/212123578/sukabumi-berstatus-tanggap-darurat-bencana-setelah-banjir-dan-tanah-bergerak

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun