Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Membeli Buku Bekas Ori Lebih Bermartabat daripada Membeli Buku Baru Bajakan

20 November 2024   00:34 Diperbarui: 20 November 2024   04:12 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kembali ke buku yang saya beli, kali ini saya sengaja membeli buku bekas. Buku yang saya beli adalah "Kosmos" karya Carl Sagan, dan "Bumi" karya Tere Liye. Beli buku dengan judul yang setema ya, Kosmos yang artinya jagat raya/alam semesta dan Bumi yang merupakan bagian dari jagat raya itu sendiri, hehehe. Nggak disengaja tapi kok sangat matching.

Buku "Kosmos" belum pernah saya baca, namun saya telah membaca reviewnya sekitar dua tahun lalu dan kayaknya bagus, pengen baca.  Adapun "Bumi" sebenarnya pernah saya baca, namun dulu saya hanya pinjam di kakak. 

Saya sempat membeli buku kedua dan seterusnya dari serial fantasi karya Tere Liye tersebut, namun kurang afdhol kalau tidak memiliki "Bumi" karena buku pinjaman sudah saya kembalikan pada yang punya.

Alasan mengapa saya tidak membeli yang baru adalah "Kosmos" yang setebal 454 halaman itu harganya cukup pricey untuk kantong saya. Bekasnya walau tidak murah, ya tetap lebih murah dari yang baru. Ingat ini buku ori yang biar bekas tetap bernilai. Saya beli dengan harga Rp85.000. 

"Bumi" saya dapat dengan harga Rp40.000. Alasan beli yang bekas ya karena saya sudah pernah membacanya, sehingga punya yang bekas saja tidak masalah -- yang penting ori. Meski sudah pernah baca, saya sekarang sedang membaca ulang "Bumi" dan masih merasakan eksaitednya. Bang Tere Liye memang nggak ada lawan.

"Gaya banget sih nggak mau beli buku bajakan? Dasar sok suci, memangnya nggak pernah beli buku bajakan? Nggak pernah fotokopi diktat kuliah? Fotokopian kan termasuk bajakan?"

Betul bangeeet. Iya, saya akui kok, kalau saya juga manusia biasa yang tidak suci. Sudah tahu makhluk paling suci itu cuma malaikat. Manusia kan gudangnya dosa, kakak!

Jadi saya pernah khilaf beli bajakan juga. Pernah juga fotokopi diktat kuliah rame-rame ... kejahatan berjamaah niy ya, tapi atas dasar kepepet. Kadang diktat itu memang sudah tidak dijual lagi di toko buku. Kadang alamak mahalnya untuk kantong seorang mahasiswa. Tapi ngaku deh, kalau punya buku aslinya pasti rasanya lebih pride daripada megang fotokopiannya, kan?

Jadi di saat kini sudah bekerja, punya uang lebih untuk beli buku ori, apalagi ngaku bahwa diriku ini seorang penulis juga, maka sangat tidak patutlah jika saya beli buku bajakan lagi. Membeli buku bajakan merugikan penulis aslinya, sama dengan merugikan diriku sendiri.

Begitupun teman-teman ya, belilah buku ori daripada buku bajakan. Meskipun buku bajakan jauh lebih murah, namun membeli buku ori adalah jauh lebih bermartabat. Kalau tetap ngeyel mau cari yang murah, masih ada alternatif yang bisa kita pilih daripada beli bajakan, kok. Beli buku ori bekas, pinjam buku punya teman, atau pinjam buku di perpustakaan. Nggak usah beli yang bajakan, ya?

Say no pada pembajakan buku. Kalau tidak ada yang beli, usaha mereka pasti akan tutup sendiri. Kasihan? Nggak usah kasihan, toh mereka bisa beralih ke pekerjaan yang lebih barokah lainnya. InsyaAllah, dengan niat baik pasti bisa. Mari kita semua menuju gaya hidup yang lebih bermartabat, because we're human makhluk paling sempurna katanya. Makhluk yang punya akal budi, yang sebenarnya secara naluriah semua ingin menjadi orang baik.**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun