Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Sebuah Kenyataan yang Ironi atau Pilihan yang Tak Terelakkan?

5 September 2024   21:23 Diperbarui: 11 September 2024   19:22 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kenyataan yang Ironi (sumber: pexels/mikhail nilov)

Saya mengenal seorang ibu muda berusia di akhir 20-an. Meskipun usianya muda, namun anaknya sudah empat orang. Tiga anak dari suami pertama, dan satu anak dari suami kedua. 

Kini ia tinggal bersama suami kedua dan keempat anaknya dalam satu rumah, karena suami pertamanya kekanak-kanakan dan tidak mau tahu dengan nasib ketiga anaknya. Kabarnya suami pertamanya juga sudah menikah lagi dan memiliki seorang anak.

Ibu muda itu, katakanlah namanya Kenny. Dia bekerja sebagai OB di sebuah kantor pemerintahan dengan penghasilan pas-pasan. Sedangkan suaminya pengangguran.

Konon, suaminya ini dulunya bekerja sebagai tukang. Ia bisa bekerja membangun rumah, merenovasi, dan melakukan pekerjaan kasar lainnya. Istilahnya kerja serabutan.

Demi mendengar kisah Kenny yang memelas, tentu saya ingin membantu. Saya membayangkan gaji Kenny yang kecil itu dipakai untuk menyekolahkan tiga anaknya (anak keempat belum sekolah) dan tidak ada pemasukan sama sekali dari suaminya.

Saya tidak bermaksud membantu dengan memberikan uang secara cuma-cuma, namun saya menawarkan pekerjaan untuk suaminya. Ada sedikit renovasi yang ingin saya lakukan di dapur rumah saya, dan saya ingin pekerjaan renovasi itu dilakukan oleh suami Kenny.

"Oh, tapi sekarang dia sedang tidak bekerja, Bu," sahut Kenny saat saya menawarkan pekerjaan itu untuk suaminya.

"Maksudnya?"

"Sekarang karena saya sudah punya pekerjaan sebagai OB, saya yang bekerja. Suami saya di rumah menjaga anak saya yang masih kecil."

Bapak rumah tangga? Komitmen berdua? Malas dan membuat alasan untuk menghindari kewajiban?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun