Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Sebuah Kenyataan yang Ironi atau Pilihan yang Tak Terelakkan?

5 September 2024   21:23 Diperbarui: 11 September 2024   19:22 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kenyataan yang Ironi (sumber: pexels/mikhail nilov)

Saya tidak tahu mana yang benar, karena saya tidak tega bertanya lebih jauh.

Menurut hemat saya, dengan kondisi keluarga yang pas-pasan dan anak empat, seharusnya si suami bekerja, minimal kerja saat Sabtu-Minggu, ketika Kenny libur sehingga bisa gantian Kenny yang menjaga anaknya di rumah.

Mengapa seorang suami tega membiarkan istri bekerja sendiri menopang ekonomi keluarga, sedangkan ia memiliki kemampuan untuk bekerja. Kenny pernah bilang suami keduanya ini orangnya baik sekali -- tapi baik seperti apa?

Saat saya bertanya apa pekerjaan suami pertamanya dulu, Kenny menjawab suaminya itu tidak bekerja. Dan sekarang istri mantan suaminyalah yang bekerja guna mendapatkan rupiah. 

Kerja kasar serabutan juga karena pendidikan yang rendah. Hmm, berarti satu lagi suami durjana yang hanya mau enaknya saja menerima uang dari istrinya.

Saya berpikir mungkin di luar sana banyak perempuan bernasib sama -- seperti Kenny dan istri mantan suami Kenny. 

Terperangkap dalam rumah tangga yang miskin bukan karena mereka sudah mengoptimalkan sumderdaya dan kemudian tidak cukup, tapi miskin karena kemalasan tingkat akut.

Ini sebuah kenyataan yang ironi, sementara telah disebutkan dalam Al Qur'an surat An Nisa ayat 34: 

"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka..."

Maka para lelaki, nafkahilah istrimu karena engkau diciptakan menjadi seorang pemimpin. Pemimpin itu dalam arti luas, mengayomi, menuntun, memberi rasa aman dan tentu saja memberi nafkah baik lahir maupun batin. Istrimu bekerja tentu boleh, tapi itu hanya sekadar membantu perekonomian rumah tangga, bukan sebagai satu-satunya tulang punggung keluarga. 

Malulah kalian duduk nyaman di rumah, istri capai pulang kerja masih juga harus membikin kopi untuk kalian yang leyeh-leyeh seharian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun