Pekan lalu saya berkesempatan mengunjungi Kabupaten Sinjai, sebuah kabupaten di Sulawesi Selatan. Seperti biasa, saya berkunjung ke Sinjai dalam rangka perjalanan dinas. Saya dan tim melaksanakan tugas dari kantor yaitu kegiatan uji terap standar pengelolaan lingkungan untuk usaha dan/atau kegiatan Perhutanan Sosial Agroforestri.Â
Kami sampai di Sinjai siang hari dan langsung menuju kantor KPH (Kesatuan Pengelolaan Hutan) Tangka. Di sana kami ditemui oleh staf dan seorang penyuluh bernama bu Ifa. Staf yang saya bilang tadi adalah sepupu suami saya, hahaha. Iya, beneran. Memang ada sepupu suami yang kerja di KPH Tangka, dan baru kali itulah saya berkesempatan bertemu di kantornya.
Kepala KPH sedang tidak ada di kantor karena ada kegiatan di luar. Jadi bu Ifa dan Anti (sepupu) yang menemani ngobrol termasuk membahas akan seperti apa teknis pekerjaan yang besok kami lakukan. Kami rencana akan melakukan kegiatan uji terap dengan didampingi salah satu penyuluh. Penyuluh yang akan mendampingi kami namanya bu Erna, tapi saat itu dia sedang tidak ada di kantor.
Kami duduk di dalam ruangan kepala KPH dan dijamu kue cantik manis dan jalangkote. Ada juga keripik tela-tela yang rasanya nagih dalam stoples. Yang tidak disangka-sangka, kemudian bu Ifa sempat keluar dan datang lagi membawa tiga botol Minas alias minuman khas Sinjai. Saya merasa surprise.
Ceritanya begini, jadi beberapa bulan sebelumnya, saya pernah beli coto di areal jalan Hertasning. Coto terkenal yang masih dimasak dengan menggunakan tungku. Tak jauh dari penjual coto tersebut, ada mobil dengan bak terbuka yang menjual botol-botol dengan cairan warna kuning di dalamnya. Ada tulisan Minuman Khas Sinjai, di depan botol tersebut.
Saya sebenarnya sungguh penasaran, tapi tidak ada keberanian untuk langsung bertanya atau membeli. Rasa penasaran hanya disimpan dalam hati.
Tak disangka setelah saya melupakan rasa penasaran itu, Minas disodorkan langsung di depan hidung saya, dan di tempat aslinya di Kabupaten Sinjai pula. Saya seketika merasa sangat diberkati.
"Saya sudah lama penasaran dengan minuman ini," ucap saya sambil mulai memotret si Minas yang berwarna kuning seksi.
Saat saya masih asyik memotret, dua teman saya yaitu Pak Djum dan Sri, sudah mulai meneguk minuman tersebut. Pak Djum sepertinya sudah beberapa kali minum Minas karena sudah beberapa kali ke Sinjai. Adapun Sri sepertinya baru pertama minum dan komennya adalah: