Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Nilai Rapor Didongkrak untuk Jalur Prestasi, Jarak Rumah Direkayasa untuk Jalur Zonasi, Ayo, Pakai Sistem yang Fair untuk Kurangi Manipulasi

21 Juli 2024   18:28 Diperbarui: 21 Juli 2024   18:47 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alih-alih tercipta dialog seperti itu, mengapa orang tua tidak mendukung anaknya dengan mengatakan:

"Nak, kamu tidak bisa masuk SMA itu, karena jarak rumah kita terlalu jauh, dan prestasimu juga tidak mencukupi. Tapi ada SMA yang lain, menurut mama SMA itu juga bagus. Kita coba untuk mendaftar ke sana."

Sekolah di manapun, seorang anak akan tetap menyala dan bersinar, jika ia mengoptimalkan potensi dirinya ditambah dengan dukungan orang tua, guru dan lingkungan.

Mari pakai kembali sistem yang lebih fair

Kecurangan janganlah menjadi hal yang dimaklumi dan dilakukan dengan santai seolah merupakan hal yang wajar. Wahai para pemimpin bangsa, yuk, sama-sama kita memikirkan solusi yang terbaik untuk kemurnian generasi.

Menurut saya, sistem tes masuk dapat menjadi alternatif untuk penerimaan siswa baru di sekolah. Sekolah-sekolah swasta justru sudah melakukan sistem tes ini selama bertahun-tahun, walaupun tujuannya untuk assessment siswa. Untuk mendapatkan siswa-siswi berpotensi, saya pikir para pendidik juga setuju masuk SMP atau SMA memakai sistem tes.

Kalaupun tidak mau pakai tes, bisa dengan menghidupkan lagi ujian nasional atau ebtanas (Evaluasi Belajar Tingkat Akhir Nasional). Nilai Ebtanas Murni-lah yang menjadi patokan siswa-siswi SD atau SMP diterima di SMP atau SMA tujuan. Nilai Ebtanas Murni ini tentu berbeda dengan nilai rapor karena merupakan nilai hasil satu kali tes, dan bukan nilai rata-rata dari akumulasi kegiatan belajar mengajar selama satu semester.

Setiap sistem yang dipakai pasti ada plus minusnya. Dan juga selalu ada celah untuk berbuat yang tidak benar. Tapi sekali lagi, biarkanlah anak-anak tetap murni dalam kejujuran mereka. Tanamkan bahwa tidak ada siswa bodoh, yang ada hanyalah siswa yang kurang berusaha. Nilai rendah itu tak apa-apa, yang penting ada keinginan berusaha untuk meningkatkannya dengan usaha keras belajar.

Sekolah di manapun tak masalah, karena bukan sekolah yang dapat menentukan nilai kecerdasan mereka, melainkan apa yang ada di dalam diri merekalah yang dapat mendorong mereka untuk belajar secara optimal dan meraih keberhasilan.

Jangan ajarkan kepada anak-anak bahwa rekayasa itu biasa. Biarkanlah mereka hanya tahu belajar dan belajar. Biarkan mereka sepolos kertas. Pada waktunya nanti mereka akan belajar sendiri bagaimana mereka akan hidup sebagai manusia dewasa.

Mungkin mereka akan berhadapan dengan banyak kecurangan, namun saat itu mental mereka sudah lebih kuat. Mereka bisa memilih apakah mereka akan ikut arus sistem atau berjuang melawan arus demi idealitas.**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun