Kami bertiga pun turun. Kondisi ban kanan depan ternyata benar-benar mengenaskan. Ban bagian bawah kempes seperti kena robekan yang besar.
Kami hanya bertiga, yang dua emak-emak tak paham permontiran. Kondisi jalan sepi, kendaraan yang lewat hanya 1-2 dengan kecepatan yang cukup tinggi. Â Teman lalu mengambil peralatan untuk mengganti ban dengan ban serep.
"Minta tolong bapak itu saja," usul saya melihat seorang bapak sedang di depan rumah tak jauh dari mobil kami.Â
Saya juga mengusulkan agar mobil kami dimasukkan ke halaman rumah bapak itu. Agar ban bisa diganti dengan tenang. Tapi menurut si bapak dan teman saya, itu akan membuat ban yang rusak makin parah.
Akhirnya teman dengan dibantu bapak itu, mencoba mengganti ban. Cukup lama juga mereka bekerja. Kalau dipikir-pikir, tanpa bantuan bapak itu, permasalahan ban yang robek  tidak akan tertanggulangi dengan cepat.
Saat ban sudah berhasil dipasang, si bapak membantu sampai ban yang robek dipasang kembali di bagian bawah mobil. Intinya dia membantu secara paripurna.
Si bapak juga menolak uang yang diberikan teman sebagai ucapan terima kasih. MasyaAllah...terima kasih, Pak. Semoga Allah membalas kebaikan bapak.
Mobil kami kembali jalan menuju kota Soppeng. Saya wanti-wanti ke teman agar pelan-pelan saja. Kami sampai di pusat kota dan hendak mencari hotel, tapi kami mau singgah dulu ke Taman Kalong, taman fenomenal yang banyak pohon-pohon dengan ribuan kalong alias kelelawar di atasnya.
Tiba-tiba teman merasa ada yang salah dengan mobil kami dan menghentikan mobil tepat di depan Kantor Camat. Kami turun dan melihat bahwa ban belakang kanan ternyata mengalami kempes yang sama dengan ban depan kanan tadi.
Â
Bingung mau bagaimana, karena mobil tidak bisa bergerak. Teman menelepon penanggungjawab kendaraan di kantor. Lalu dapat acc untuk beli ban baru.Â
Kami berembug...belum ada gojek atau grab di Soppeng dan kami tidak tahu jalan. Saya minta teman mencari bengkel atau toko ban di internet, lalu coba menelepon nomornya.