Kematian Gaga bukan semata kematian seekor kucing kampung, namun ia kucing yang kami sayangi. Padahal suami saya berencana membawanya ke dokter sorenya, tapi rupanya Gaga tak bisa menunggu lebih lama lagi. Anak sulung saya menangis histeris saat Gaga akhirnya diam tak bergerak.Â
Saya juga tak kuasa menahan air mata. Saya lap bagian-bagian wajah dan kakinya yang kotor sebelum suami membungkusnya dengan kain putih dan membawanya untuk dikuburkan.
Kematian itu sangat dekat. Penyebabnya beraneka ragam. Kita semua sedang berada dalam antrean, menunggu giliran untuk merasakan hal yang sama. Semoga Allah ridho menjadikan akhir hidup kita husnul khotimah, aamiin yaa rabbal alamiin.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!