Demikian pula saat melahirkan. Baik melahirkan pertama kali maupun yang kesekian kali, para suami harus paham bahwa itu merupakan peristiwa yang berbeda dengan tingkat risiko yang berbeda-beda.Â
Jangan pernah menganggap bahwa jika istri Anda melahirkan untuk yang keempat kali itu akan lebih mudah daripada yang pertama. Kalau bicara pengalaman, ya. Memang benar istri akan belajar dari pengalaman melahirkan sebelumnya.Â
Misalnya ia akan belajar mengejan yang lebih benar, ia akan berusaha tidak berteriak, atau ia akan berusaha mendapatkan jahitan lebih sedikit dengan pengetahuan yang ia peroleh.
Tapi ia akan merasakan kekhawatiran yang sama, rasa pegal yang sama, kelelahan yang sama, sehingga ia tetap berhak mendapatkan perhatian dan pendampingan yang sama seperti saat pertama melahirkan. Bahkan mungkin lebih, karena saat melahirkan anak yang kesekian, ada anak-anak yang lebih besar yang harus mendapatkan perhatian juga sehingga harus ada yang menghandel mereka tanpa mengurangi perhatian terhadap istri yang baru melahirkan lagi.
Kelelahan dan perubahan hormon usai melahirkan dapat berimbas pada perasaan yang naik turun tidak menentu, yang dapat berakibat pada baby blues. Istri yang baru melahirkan baik untuk yang pertama maupun kesekian, dapat menjadi apatis jika tanpa bantuan dan menimbulkan perasaan cuek pada bayi yang baru dilahirkan.Â
Baby blues tidak boleh dianggap enteng karena beberapa kejadian baby blues yang berkepanjangan dapat menyebabkan hal tragis terjadi pada si bayi maupun ibunya. Itu terjadi jika tidak ada support system yang baik pada istri yang baru melahirkan. Ditambah jika kondisi yang ia alami diperburuk oleh mulut-mulut usil yang berbicara dan sampai di telinganya.
"Semua perempuan mengalami melahirkan, seharusnya senang, bersyukur bisa melahirkan, bukannya gendong anak, malah anaknya dicuekin!"
Suami yang baik akan berusaha menghindarkan istrinya dari suara-suara sumbang seperti itu. Kalau perlu jangan terima orang datang tilik bayi selama istri belum pulih dan ceria lagi. Orang lain tidak penting, yang penting adalah istri dan anak yang baru dilahirkannya. Keduanya harus mendapatkan perhatian yang sama spesialnya.
Bantulah istri merawat bayi. Bangunlah di malam-malam saat bayi terus menangis walau sudah disusui. Gantikan istri dengan menggendong bayi, dan biarkan istri meneruskan tidurnya.Â
Belajarlah mengganti popok dan membersihkan pantat bayi yang belepotan kotoran. Belajarlah memandikan bayi. Jangan biarkan istri melakukan pekerjaan mencuci dan pekerjaan rumah tangga lainnya sampai Anda yakin istri betul-betul pulih sempurna.Â