Hanya diperlukan panitia untuk mengatur jalannya permainan. Hmm, kalau di keluarga suami mungkin susah, sekarang ponakan-ponakan yang besar sedang masa usia produktif dan punya anak-anak kecil yang harus diberi perhatian lebih.
Kalau di keluarga besar di Malang, mungkin saja bisa dilakukan, karena semua ponakan masih available. Masih bisa meluangkan waktu untuk berkumpul agak lama dan main games.
Menurut saya games bisa menjadi penting, jika diperlukan untuk mencairkan suasana agar yang ikut ke acara Lebaran tidak bete dan gabut. Sedangkan kalau tanpa games sudah tercipta  obrolan yang menarik antar para ponakan, games menjadi kurang penting.
Jika berkumpul, para ponakan memang tidak pernah lepas dengan gawai. Tapi kadang dengan gawainya mereka bersosialisasi dengan para sepupunya. Misalnya dengan menunjukkan foto artis idola dan menanyakan pada saudara lainnya.
"Eh lo tau gak si artis X dari agency B. Sekarang bla bla bla..."
Intinya, Lebaran ajang pertemuan keluarga. Di sana seharusnya kita berbincang, saling support. Kalau hanya datang, makan, lalu mijitin keyboard ponsel, ya itu sama kayak dengan numpang makan  di warung, lalu pulang setelah kenyang. Nggak ada ngobrol-ngobrol apapun padahal yang hadir sodaraan semua.
Pilihannya hanya 2, yaitu: 1. melalui games untuk mencairkan suasana, atau 2. membuka obrolan yang bisa melibatkan semua untuk bicara. Untuk keduanya, butuh orang yang kapabel, yang talkative, yang supel dan punya rasa peduli yang besar.
Bagaimana menurut Anda?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI