Saat harga beras pelan-pelan merangkak naik beberapa waktu lalu, kebetulan organisasi Dharma Wanita Persatuan di kantor kami menyelenggarakan demo kecantikan dan kesehatan kulit. Satu hal yang diwanti-wanti oleh narasumber adalah pengaplikasian sunscreen pada wajah. Sunscreen harus selalu dipakai karena bahaya sinar uv. Pemakaian sunscreen tidak cukup jika hanya sekali saja, melainkan harus tiga kali ulangan. Dengan demikian, perlindungan terhadap sinar uv dapat lebih maksimal.
Terakhir, narasumber mempromosikan satu set skincare untuk perawatan wajah. Harga satu setnya mencapai Rp1.500.000
Mendengar nominal yang disebut, saya sudah tidak ada semangat untuk membeli. Walaupun rekomendasi beberapa teman mengatakan rangkaian seri perawatan tersebut bagus. Yang ada di otak saya hanyalah bahwa pemakaian sunscreen memang penting, namun kita tidak seharusnya bergantung pada 1 merek. Apalagi merek yang mahal. Dengan melonjaknya harga barang-barang terutama beras, seharusnya kita melakukan penyesuaian terhadap produk skincare yang kita gunakan.
Sebenarnya masalahnya bukan hanya untuk penyesuaian harga beras, namun terkait pula dengan posisi kelas sosial sebagai kelas menengah yang serba tanggung. Benar kata orang bahwa kelas menengah memiliki kecenderungan untuk boros ketika punya uang. Saat uang banyak, beli skincare mahal tak mengapa. Tapi di akhir bulan baru sadar ada kebutuhan-kebutuhan lain yang lebih penting.
Jadi menurut saya, orang yang masuk dalam kelas menengah sangat tidak patut  untuk bersikap boros. Gaya hidup yang dilakukan seharusnya adalah gaya hidup frugal living. Dengan menerapkan frugal living, maka si kelas menengah dapat menyimpan sebagian penghasilannya untuk kebutuhan yang lebih penting.
Namun frugal living jangan juga diartikan pelit. Apalagi kalau urusan skincare. Apalagi kalau usia sudah beranjak matang yang artinya perhatian kita pada perawatan wajah harus lebih besar. Jangan sampai no skincare-skincare. Saya sangat percaya bahwa melakukan perawatan wajah sejak dini itu penting.
Jadi bagaimana solusinya? Padahal saat harga beras melambung, wajah tidak boleh ditelantarkan perawatannya, hidup frugal living  tidak mesti pelit, dan bertahan sebagai kelas menengah harus tetap arif mengatur keuangan.
Solusinya adalah berganti merek skincare dengan produk perawatan yang harganya murah meriah namun tetap bagus dan cocok untuk kulit kita. Memangnya ada yang demikian? Sebenarnya ada.
Sebuah produk perawatan wajah yang sudah cukup lama bertahan sebagai merek lokal dengan tagline sesuai untuk perawatan kulit tropis. Nah, dengan clue tagline ini pasti sudah paham merek apa yang saya maksud itu, kan?
Kebetulan saya pernah menggunakannya dan dengan kondisi yang serba tak pasti ini saya kembali memakainya. Kalau mau dibanding-bandingkan dengan harga beras atau merek yang lama, harganya sangat ekonomis.
Harga beras yang baru-baru saya beli adalah Rp165.000 per 10 kilogram. Artinya 16.500 perkilonya.
Merek skincare yang lama adalah 65.000 per itemnya dan saya memakai 4 jenis produk untuk perawatan muka yaitu serum, krim pagi, sunscreen dan krim malam, total Rp260.000. Pemakaian habis mungkin sekitar 3 - 4 bulan.
Dengan merek yang baru-baru saya beli, saya hanya menghabiskan Rp149.150 untuk 9 item produk (anti aging serum, sunscreen, pelembab, compact powder, shampoo, conditioner, lip balm, hand wash, splash cologne) dan bebas ongkir. Saya bisa berhemat banyak dengan menggunakan produk legendaris ini. Pemakaiannya juga kurang lebih sama dengan merek sebelumnya 3 - 4 bulan.Â
Dengan menggunakan merek baru (tapi lama) ini, saya bisa menghemat sekitar Rp435.850 karena harga merek yang lama untuk 9 item adalah Rp585.000 dikurangi harga merek baru Rp149.150. Lumayan, kan, penghematannya? Uang penghematan tersebut bisa untuk membeli beras sekitar 26 kilogram.
Hidup ini adalah sebuah pilihan, demikian juga memilih produk perawatan kulit. Semua bisa disesuaikan sesuai budget yang tersedia. Bersyukurlah jika memang kulit wajah kita dapat menyesuaikan dengan berbagai merek produk. Namun tentu harus tetap waspada agar tidak terperosok menggunakan produk yang berbahaya bagi kesehatan kulit.
Akhirul kata, welcome to 2024 yang tak terasa sudah beranjak ke bulan Maret. Mari hidup semakin bijak, mengutamakan apa yang kita butuhkan dan bukan apa yang kita inginkan. Salam perjuangan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI