Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyeimbangkan Kebutuhan Hidup: Antara Harga Beras, Skincare, Frugal Living dan Kelas Menengah

10 Maret 2024   14:55 Diperbarui: 10 Maret 2024   14:59 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kulit terawat melalui pemakaian skincare yang teratur adalah salah satu kebutuhan hidup (pexels/shiny diamond)

Saat harga beras pelan-pelan merangkak naik beberapa waktu lalu, kebetulan organisasi Dharma Wanita Persatuan di kantor kami menyelenggarakan demo kecantikan dan kesehatan kulit. Satu hal yang diwanti-wanti oleh narasumber adalah pengaplikasian sunscreen pada wajah. Sunscreen harus selalu dipakai karena bahaya sinar uv. Pemakaian sunscreen tidak cukup jika hanya sekali saja, melainkan harus tiga kali ulangan. Dengan demikian, perlindungan terhadap sinar uv dapat lebih maksimal.

Terakhir, narasumber mempromosikan satu set skincare untuk perawatan wajah. Harga satu setnya mencapai Rp1.500.000

Mendengar nominal yang disebut, saya sudah tidak ada semangat untuk membeli. Walaupun rekomendasi beberapa teman mengatakan rangkaian seri perawatan tersebut bagus. Yang ada di otak saya hanyalah bahwa pemakaian sunscreen memang penting, namun kita tidak seharusnya bergantung pada 1 merek. Apalagi merek yang mahal. Dengan melonjaknya harga barang-barang terutama beras, seharusnya kita melakukan penyesuaian terhadap produk skincare yang kita gunakan.

Sebenarnya masalahnya bukan hanya untuk penyesuaian harga beras, namun terkait pula dengan posisi kelas sosial sebagai kelas menengah yang serba tanggung. Benar kata orang bahwa kelas menengah memiliki kecenderungan untuk boros ketika punya uang. Saat uang banyak, beli skincare mahal tak mengapa. Tapi di akhir bulan baru sadar ada kebutuhan-kebutuhan lain yang lebih penting.

Jadi menurut saya, orang yang masuk dalam kelas menengah sangat tidak patut  untuk bersikap boros. Gaya hidup yang dilakukan seharusnya adalah gaya hidup frugal living. Dengan menerapkan frugal living, maka si kelas menengah dapat menyimpan sebagian penghasilannya untuk kebutuhan yang lebih penting.

Namun frugal living jangan juga diartikan pelit. Apalagi kalau urusan skincare. Apalagi kalau usia sudah beranjak matang yang artinya perhatian kita pada perawatan wajah harus lebih besar. Jangan sampai no skincare-skincare. Saya sangat percaya bahwa melakukan perawatan wajah sejak dini itu penting.

Jadi bagaimana solusinya? Padahal saat harga beras melambung, wajah tidak boleh ditelantarkan perawatannya, hidup frugal living  tidak mesti pelit, dan bertahan sebagai kelas menengah harus tetap arif mengatur keuangan.

Solusinya adalah berganti merek skincare dengan produk perawatan yang harganya murah meriah namun tetap bagus dan cocok untuk kulit kita. Memangnya ada yang demikian? Sebenarnya ada.

Sebuah produk perawatan wajah yang sudah cukup lama bertahan sebagai merek lokal dengan tagline sesuai untuk perawatan kulit tropis. Nah, dengan clue tagline ini pasti sudah paham merek apa yang saya maksud itu, kan?

Kebetulan saya pernah menggunakannya dan dengan kondisi yang serba tak pasti ini saya kembali memakainya. Kalau mau dibanding-bandingkan dengan harga beras atau merek yang lama, harganya sangat ekonomis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun