online market telah membuat reformasi dalam jual beli. Orang tak perlu lagi berlelah-lelah pergi ke toko membeli barang. Berpindah dari satu toko ke toko lain sampai betis pegel.Â
PerkembanganSekarang pindah dari satu 'toko' ke 'toko' lain cukup dengan menggerakkan jari. Scrolling di lapak-lapak market online melalui ponsel atau gadget lainnya.
Kemudahan belanja tanpa perlu mengganti daster dan turun dari tempat tidur ini, masih ditambah berbagai fasilitas seperti kupon bebas ongkir, diskon, maupun harga banting gila-gilaan yang bikin ngiler. Jika belanja menjadi semudah dan semurah itu, siapa orangnya yang tak akan tergoda?
Di sisi lain, kemudahan berbelanja membuat orang cenderung konsumtif. Â Setiap hari selalu tak kuasa menahan godaan untuk mengintip toko oranye. Apa lagi barang yang dijual, ya? Apa lagi barang yang diskon, ya? Apa lagi barang menarik yang murah, ya?
Kalau memang lagi butuh sesuatu barang sih, nggak masalah. Sedang butuh pengasah pisau, carilah harga termurah di toko oranye. Â Sedang butuh kosmetik, carilah berbagai kosmetik di sana. Dan barang-barang lainnya, semua ada dalam satu genggaman.Â
Cukup scroll-scroll saja sambil rebahan, dua tiga hari kemudian barang sampai di depan pintu rumah.
Masalahnya adalah jika barang-barang yang kita beli itu sebenarnya kita nggak butuh-butuh amat. Atau kita butuh sih, tapi sudah banyak di lemari kita. Pakaian misalnya, "Eh ada yang lucu...warna kekgini belum punya juga. Lagian harganya murah kok. Ambil, ah!"
Semua barang dibeli dengan alasan harganya murah. Padahal kalau murah itu sebaiknya menggoda sekali saja, tapi ini berkali-kali...dan kalau sudah berkali-kali, murah kali murah ya endingnya tetep keluar duit banyak, kan?
Dan semakin kita scroll, semakin ada saja lewat  barang yang seolah-olah punya magnet untuk mempengaruhi pikiran kita, hingga merasa yakin kita butuh dan harus beli barang itu! Duh, racun memang racun...
"Ih kalau baju yang tadi kan belum ada jilbabnya yang matching, beli ah..."
Tambah banyak lagi yang dibeli karena alasan lucu dan murah, tanpa mau tahu di lemari sudah bertumpuk aneka pakaian dan jilbab.
Pernah saya iseng-iseng bilang sama teman, "Coba ngaku saja, kalau dihitung ada berapa jilbab di lemari? Puluhan? Seratus lebih?"
Dan jawabannya ya memang iya...jilbabnya sudah buanyaaak.
Saya bertanya bukan mencela, tapi karena kondisi yang sama juga terjadi pada saya. Di lemari bertumpuk jilbab, tapi yang sering dipakai sebenarnya ya itu-itu saja, tak lebih dari 10 pcs. Itu kalau saya sih, karena saya bukan termasuk orang yang modis. Pokoknya asal ada jilbab hitam andalan, aman deh dunia persilatan, hahaha.
Untuk emak-emak tentu tidak berhenti di barang-barang macam outfit dan skincare/kosmetik, tapi juga berlaku di aneka perabotan dapur. Wih, kalau gaji unlimited, rasanya mau diborong  semua barang yang lucu-lucu dan murah itu.
Hingga kemudian Kompasiana membuat topik pilihan 'Pembelian Terbaik Tahun 2023.' Pembelian terbaik itu apa? Versi saya, tentu pembelian sesuatu barang yang bermanfaat, yang memang kita gunakan, dan tidak membuat kita menyesal telah membelinya.
Susah juga topiknya, karena saya sudah melupakan apa-apa saja yang saya beli di semester pertama Tahun 2023. Jadi biarlah barang pembelian terbaik saya adalah barang yang saya beli di Desember 2023.
Ada 2 jenis barang yaitu:
1. Kipas angin mini portable
Kipas angin mini saya beli ketika dunia sedang puncak-puncaknya menderita kepanasan berjamaah, tak terkecuali Kota Makassar. Sangat berguna menghalau panas dan mengeringkan tubuh yang basah karena keringat. Dan saya suka karena bentuknya kecil imut-imut.
2. Kemeja motif lengan panjang untuk wanita
Pada bulan Desember saya berkesempatan ke  Jakarta dan melakukan aktivitas di kantor KLHK Pusat.
Pas waktu itu ada bazaar produk-produk UMKM di gedung Manggala Wanabakti. Saya waktu itu beli kemeja sampai 4 potong. Niat awal sih kalau anak-anak gadis mau, terserah mereka boleh ambil yang mana. Tapi akhirnya semua saya pakai karena memang diperlukan.Â
Jadi pembelian itu tidak saya sesali sebab memang worthed. Selama ini saya jarang beli baju, palingan setahun sekali pas lebaran. Oleh sebab itu, ya baju saya memang tidak terlalu banyak.Â
Lumayanlah ada stok 4 kemeja baru, buat ganti-ganti bisa dipakai jalan-jalan dan masih sopan dipakai ngantor. Alhamdulillah.
Nah, itulah kisah saya dengan pembelian terbaik Tahun 2023. Semoga di Tahun 2024 ini saya dan juga Anda dapat lebih bijak lagi melakukan pembelian, hanya untuk barang yang memang dibutuhkan. Salam hangat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H