Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis Yogyakarta, Selalu di Hati

14 Juni 2023   04:22 Diperbarui: 14 Juni 2023   05:04 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada saat saya tinggal di Yogyakarta  seputaran tahun 2010 - 2017, saya menemukan kecintaan saya lagi yaitu berkecimpung di dunia literasi. 

Tahun itu (2010) media sosial khususnya Facebook sedang ramai-ramainya. Berbagai komunitas online bermunculan, dan saya tertarik untuk mengikuti komunitas IIDN Interaktif (Ibu-Ibu Doyan Nulis Interaktif) yang digawangi oleh teh Indari Mastuti - seorang writerpreneur yang berdomisili di Bandung.

Aktivitas dari komunitas IIDN waktu itu sangat bervariasi. Ada kelas-kelas menulis online yang dipandu oleh orang-orang yang kompeten. Saya juga berkesempatan mengikuti audisi menulis buku keroyokan alias antologi. Dua antologi seri storycake saya hasilkan dari IIDN berjudul Kekuatan Doa dan Keajaiban Rezeki.

Teh Indari tidak berhenti di satu komunitas pusat IIDN Interaktif. Beliau bermimpi IIDN memiliki perwakilan di setiap kota besar, dan salah satunya adalah Yogyakarta.

Dalam sebuah obrolan di grup, kami IIDNers Yogya berkumpul, dan seseorang bersedia menjadi penjaga gawang alias ketua komunitas IIDN Yogya. Beliau adalah Mbak Astuti, seorang pendidik di Kota Pelajar. Kamipun - IIDNers Yogya, merapatkan barisan.

Pertemuan offline pertama diadakan di Masjid Kampus (Maskam) UGM. Saya bangga menjadi salah satu perintis berdirinya IIDN Yogya. Saat itu yang hadir di Maskam lima orang yaitu mbak Astuti, mbak Etty, mbak Shendy Amalia, Bunda Kun, dan saya. Dari kelima orang tersebut, yang masih eksis sampai sekarang adalah Mbak Etty. Tiga lainnya sibuk dengan aktivitas, sedangkan saya sudah kembali ke Makassar, walau masih stay di WA grup.

IIDN Yogya kemudian merangkak dari bayi menjadi besar. Dari komunitas online kami menjadi komunitas offline yang selalu kopdar setiap bulan. Dari individu-individu yang doyan nulis tapi kadang kurang terkoordinir, kami menjadi satu kesatuan yang saling sharing pengalaman masing-masing. Dari pribadi-pribadi yang beda, kami menjelma menjadi keluarga.

Salah satu kopdar IIDN Yogya di rumah Mbak Dede (Dokumen IIDN Yogya)
Salah satu kopdar IIDN Yogya di rumah Mbak Dede (Dokumen IIDN Yogya)

Itulah feel yang menurut saya merupakan berkah dalam komunitas IIDN Yogya. Feel sebagai keluarga besar yang saling menyayangi. Walaupun pasti ya dalam sebuah komunitas dengan berbagai isi kepala kadang ada sedikit riak-riak halus, namun itu biasa dan tidak menjadi penghalang kami untuk berkembang.

Saat kopdar kami juga melakukan aktivitas sharing pengalaman dari anggota untuk anggota. Sebab di antara kami memiliki pengalaman yang berbeda di dunia literasi. Ada yang sudah nulis puluhan buku, ada yang spesialis nulis cerita anak, ada yang suka nulis non fiksi, dan macam-macam. 

Selain mengagendakan sharing-sharing internal, kamipun tak jarang menyelenggarakan acara yang terbuka untuk umum. Saya masih ingat acara pertama IIDN Yogya adalah pertemuan di sebuah restoran bernuansa outdoor, Westlake, dengan mengundang narasumber dari luar yaitu Mas Dwi Suwiknyo, seorang penulis yang sudah menerbitkan beberapa buku termasuk buku-buku motivasi menulis. Mas Dwi banyak menjelaskan tentang proses menulis buku.

Dari pertemuan tersebut Mas Dwi membuka kesempatan bagi teman-teman yang serius nulis buku untuk didampingi secara intensif, sampai terbit. Beberapa teman mengambil kesempatan tersebut, dan menjadi jalan dari mbrudulnya karya kemudian.

Saya juga alhamdulillah sempat menjadi narasumber di salah satu event IIDN Yogya. Saat itu saya sedang suka menulis cerpen anak dan beberapa cerpen dimuat di majalah Bobo, dengan nama pena Kalya Innovie. Saya sharing pengalaman menulis cerita anak, menjadi narasumber bersama mbak Miftahul Jannah yang sharing pengalaman menulis buku aktivitas.

Workshop tahun 2015 (Dokumen IIDN Yogya)
Workshop tahun 2015 (Dokumen IIDN Yogya)

Keluarga besar IIDN Yogya adalah salah satu alasan kebahagiaan saya saat tinggal di Yogya. 

Jadi menurut saya, sebuah komunitas itu penting adanya, namun kita harus pandai-pandai memilih komunitas yang tepat untuk kita sesuai hobi. Sama seperti IIDN Yogya, saya memilihnya karena tepat untuk saya. Di sana saya bisa termotivasi untuk terus menulis, mendapatkan info-info dan link penerbit, makan-makan enak setiap kopdar, dan bahkan bisa curcol gaje ... karena anggotanya adalah sesama ibu-ibu dengan berbagai campur aduk urusan di kepalanya.

Curhat bukan urusan menulis? Ooh, boleh banget. Semua bersedia menyediakan pundak. Shoulder to cry on.

Pokoknya IIDN Yogya ini sagala aya, palugada - apa lu mau gua ada.

Kini saya sudah jauh secara jarak. Nggak bisa lagi ketemuan secara offline. Tapi dengan kecanggihan teknologi, alhamdulillah masih tahu perkembangan IIDN Yogya dengan mantau di WA grup. 

Pokoknya, komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis Yogyakarta, selalu di hati.**

Sebagian IIDNers Yogya, adakah yang Anda kenal? (Dokumen IIDN Yogya)
Sebagian IIDNers Yogya, adakah yang Anda kenal? (Dokumen IIDN Yogya)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun