Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Dianggap Pintar Bahasa Inggris Adalah Dilema Bagi Saya yang Inggrisnya Biasa-Biasa

13 Juni 2023   04:00 Diperbarui: 13 Juni 2023   04:31 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya membawa contekan saat harus presentasi dalam Bahasa Inggris (Dokumen pribadi: Andri)

Waktu itu temanya memang tentang sumber daya alam, dan saya submit abstrak dengan dua tujuan. Satu tujuan ikut seminar, dua tujuan pulang kampung, karena jarak Unisma dan rumah orang tua saya hanya sepelemparan batu. Hahaha, sambil menyelam minum air.

Saya cukup pede membawakan materi dalam Bahasa Inggris saat itu, karena beberapa peserta lainnya juga sebelas dua belas sama saya - tidak terlalu lancar dalam berbahasa Inggris. Bahkan dengan kemampuan pas-pasan saya, saya sempat meraih best presenter juara ketiga untuk komisi saya. Saya juara bukan karena pintar, tapi kebetulan yang lainnya memiliki lebih banyak kesulitan dalam meramu kalimat berbahasa Inggris.

Kesempatan kedua saat mengikuti seminar internasional (INAFOR) yang diselenggarakan oleh Badan Litbang dan Inovasi KLHK, tahun 2019, di Botani Square, Bogor. Saya menulis naskah jurnal sebagai penulis kedua, bersama rekan saya Nur Hayati sebagai penulis pertama. Walaupun penulis pertama, tapi Nur meminta saya yang membawakan naskah saat seminar dengan alasan saya lancar berbahasa Inggris katanya.

Saat itu saya agak-agak minder karena peneliti-peneliti kehutanan dari berbagai instansi banyak yang lancar berbahasa Inggris. Akhirnya saya hanya membaca saja materi pada power poin dan kemudian bahkan menjawab pertanyaan dalam Bahasa Indonesia. Hahaha, kacau sekali dan saya memang sempat nervous sehingga mengalami blank.

Kesempatan ketiga ya saat harus paparan hasil kegiatan AFoCO ini. Saya kurang persiapan karena sebelumnya saya ada di lapangan dalam rangka perjalanan dinas. Waktu itu saya tiba di rumah jam 18.00, lalu qodarullah pukul 20.00 listrik mati karena ada gardu yang korsleting. Jadi akhirnya saya tidur saja dan terbangun saat lampu menyala pukul 04.00. Pukul 06.00 saya baru melengkapi print out naskah paparan saya dengan beberapa catatan untuk contekan.

Jadinya seperti pada gambar, saya lebih banyak membaca contekan saat menjelaskan tentang hasil kegiatan saya. Teman-teman yang ikut pada saat saya presentasi dalam Bahasa Inggris mengatakan bahwa saya cukup lancar dalam menjelaskan, namun tetap saja saya merasa bahwa saya masih banyak kekurangan.

Dalam benak saya kalau pintar itu ya harusnya bisa menjelaskan dengan luwes tanpa harus nengok contekan dan saya ingin bisa seperti itu, tapi ... kapan belajarnya, ya?

Seperti pada judul tulisan ini, sebenarnya dianggap pintar saat kita sadar kita biasa-biasa saja itu sungguh dilema buat saya. Mengapa? Karena mereka yang menganggap saya pintar itu jadi seperti over estimate. Mereka mengharapkan sesuatu yang lebih dari saya. Dan di saat kemudian performa saya jauh dari harapan, maka ngeri sekali kalau sampai ada yang berkata ... "oooh, ternyata hanya sebegitu doang kemampuannya ..." Hahaha, sooo overthinking of me ...

Foto bersama di lokasi demplot agroforestri AFoCO (Dokumen pribadi: Andak)
Foto bersama di lokasi demplot agroforestri AFoCO (Dokumen pribadi: Andak)

Solusinya sebenarnya hanya satu. Kalau kamu dianggap pintar, ya kamu harus benar-benar pintar. Caranya dengan terus belajar memperbaiki diri dan meningkatkan skill. Cuma masalahnya kadang kita sudah tahu kita harus berbuat apa, tapi niat dan komitmen kitalah yang kurang kuat untuk menggapainya. 

Kita? Elo aja kali ...? Hahaha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun