Saat saya SMA lalu kuliah, saya sudah ikut memberi masukan soal varian kue kering yang hendak dibuat, dan sudah membantu mama dengan porsi yang lebih besar dari sebelumnya.Â
Setiap tahun ada kue kering jenis baru yang kami bikin. Wajar karena mama dulu langganan majalah Femina yang selalu ada bonus resep masakan terlebih saat edisi lebaran. Biasanya ada resep kue kering baru yang menarik untuk dicoba bikin.
Dari semua kue kering yang enak bikinan mama, juara di hati saya adalah kastengel.Â
Tahun berganti dan saya kemudian menjadi seorang mama juga dan menjalani tahun-tahun di mana Ramadan dan Lebaran hadir menghangatkan rumah kami.
Saya tak sekuat dan sehebat mama saya dalam memasak dan membuat kue, namun keping kecil memori Lebaran yang menghangatkan hati itu, ingin selalu saya usahakan hadir di rumah kami.
Saya bisa jadi tidak membuat nastar, namun kastengel sebisa mungkin saya buat. Setelah tahu rasanya capai membuat kastengel bahkan hanya satu resep saja, saya mengingat mama yang tinggal di Malang dan salut pada kekuatannya dulu.Â
Dulu ia selalu seperti tidak pernah capai membuat segala kerumitan bebikin kue kering dan masak hidangan Lebaran. Sekarang beliau sudah sepuh dan tiap Lebaran hanya mencicipi kue kering buatan menantunya atau beli jadi di luar.
Bagi saya, tidak ada yang dapat menggantikan kelezatan kastengel bikinan mama dulu. Resep aslinya ada di bundel resep Femina punya mama, tapi saya kadang mencoba resep kastengel lainnya di cookpad.Â
Tadi siang saya kembali mencoba menghadirkan kehangatan keping kecil memori kastengel di dapur saya. Amel si bungsu saya minta membantu memberi topping keju dan ia memberi topping banyak sekali. Saya berseloroh andai saya jualan pasti merugi karena kejunya terlalu banyak.Â
Amel tidak berhenti di bagian topping karena ia ingin juga memotong adonan kastengel yang sudah saya tipiskan dan siap dipotong. Ternyata miring-miring dipotongnya. Lalu ia juga mau memarut keju dan saya ajarkan caranya agar hasilnya bagus.Â
Saya tahu ia memberi topping keju dan memarut keju sambil menahan keinginan mencomot keju-keju itu lalu memasukkannya ke dalam mulut, karena ia sangat doyan keju. Tapi gadis kecilku sudah memahami arti puasa rupanya dan bisa menahan diri dari godaan. Alhamdulillah.Â